G30S-Malam Mayjen R Suprapto Diculik, Tak Diizinkan Ganti Pakaian, Hasil Otopsi 16 Luka Tembakan

Saat itu, di rumah Mayjen Suprapto tidak ada penjagaan. Regu penculik yang berangkat dengan sedikit personel menggunakan sebuah truk.

Editor: Nani Rachmaini
aceh.tribunnews.com
PAHLAWAN NASIONAL Letjen Suprapto 

G30S-Malam Jendral Soeprapto Diculik, Tak Diizinkan Ganti Pakaian, Hasil Otopsi 16 Luka Tembakan

Mayjen Soeprapto yang kebetulan malam itu tidak bisa tidur akibat karena giginya baru saja dicabut keluar rumah

TRIBUNJAMBI.COM-Gerakan 30 September 1965 adalah peristiwa penculikan 6 Jenderal dan 1 Perwira yang dilakukan oleh sekelompok orang yang menyebut diri mereka "Gerakan 30 September" pada dini hari 1 Oktober 1965.

Kronologi peristiwa G30S tersebut melibatkan banyak tokoh, baik sebagai pelaku maupun korban, di antaranya: anggota Partai Komunis Indonesia (PKI), internal anggota Angkatan Bersenjata Republik Indonesia (ABRI), dan sebagainya.

Peristiwa Gerakan 30 September merupakan serangkaian kejadian yang komprehensif, di mana kejadian penculikan baru dilakukan pada tanggal 1 Oktober 1965 dini hari.

Satu di antara jenderal militer yang menjadi target penculikan adalah Mayjen R. Suprapto.

Berikut kronologis penculikan Mayjen R. Suprapto yang Tribunnewswiki.com himpun dari beberapa sumber.

Penulisan ini adalah bagian dari kajian data yang dimaksudkan untuk kepentingan ilmu pengetahuan.

Sampai tulisan ini diterbitkan, Tribunnewswiki.com masih terus melakukan validasi data.

Tidak ada niatan untuk membuka aib atau menyudutkan orang-orang atau organisasi yang terlibat.

Pasukan & Regu Penculik

 

Pasukan yang akan menangkap Mayjend Suprapto terdiri dari satu peleton Batalyon Kawan Kehormatan Tjakrabirawa.

Regu satu dipimpin oleh Sersan Kepala (Serka) Sulaiman.

Kemudian, sisa pasukan lainnya bergabung dengan Regu II dengan pimpinan Sersan Dua (Serda) Sukiman.

Kronologi Penculikan

Pada tanggal 1 Oktober 1965, sekitar pukul 04.00 WIB, pasukan penculik sampai di rumah Mayjen R. Suprapto.

Pasukan ini terdiri dari sembilan belas orang pasukan di bawah pimpinan Serka Sulaiman dan Serda Sukiman.

Saat itu, di rumah Mayjen Suprapto tidak ada penjagaan.

Regu penculik yang berangkat dengan sedikit personel menggunakan sebuah truk.

Sembilan belas orang ini kemudian dibagi-bagi menjadi beberapa kelompok kecil yang berjaga di sekeliling rumah.

Salah satu kelompok kecil yang dipimpin Sulaiman berusaha masuk ke dalam rumah.

Mayjen Soeprapto yang kebetulan malam itu tidak bisa tidur akibat karena giginya baru saja dicabut keluar rumah dengan hanya mengenakan sarung, sandal, dan kaos oblong.

Kopral dua Suparman menyambut Soeprapto dan mengatakan bahwa presiden ingin segera bertemu,

Soeprapto tidak diizinkan unutk berganti pakaian dan langsung saja dibawa ke dalam truk Toyota.

Sebelum pergi, para penculik juga sempat merusak telepon di rumah Mayjen Soeprapto.

Hasil Autopsi Jenazah R Suprapto

 

Berikut adalah hasil otopsi visum et repertum dari Mayjen R. Soeprapto:

Jenazah dengan visum et repertum nomor H. 104, atas nama R. Soeprapto, kesimpulannya:

Pada tubuh mayat terdapat:

  • 3 (tiga) luka tembak masuk di bagian depan,
  • 8 (delapan) luka tembak masuk di bagian belakang,
  • 3 (tiga) luka tembak keluar di bagian depan,
  • 2 (dua) luka tembak keluar di bagian belakang,
  • 3 (tiga) luka tusuk,
  • Luka-luka dan patah tulang karena kekerasan benda tumpul di bagian kepala dan muka,
  • 1 (satu) luka karena kekerasan benda tumpul dibetis kanan,
  • Luka-luka dan patah tulang karena kekerasan tumpul yang berat sekali didaerah panggul dan bagian atas paha kanan
  • Kondisi lain: Tulang hidung patah, tulang pipi kiri lecet.

Sumber:

Benedict Anderson dan Ruth McVey, A Preliminary Analysis of the October 1, 1965, Coup in Indonesia, a.b. Galuh HE Akoso dan Yeri Ekomunajat, Kudeta 1 Oktober 1965: Sebuah Analisis Awal, Yogyakarta: LKPSM, 2001, hlm. 22-23 dan 34.

Imam Soedjono, Yang Berlawanan: Membongkar Tabir Pemalsuan Sejarah PKI, Yogyakarta: Resist Book, 2006, hlm. 301.

John Roosa, Dalih Pembunuhan Massal, Gerakan 30 September dan Kudeta Suharto (terj), Jakarta: ISSI dan Hastra Mitra, 2008, hlm. 61.

Julius Pour, G30S Fakta atau Rekayasa, Jakarta: Kata Hasta Pustaka, 2013, hlm.2-6.

Peter Kasenda, Hari-hari Terakhir Sukarno, Jakarta: Komunitas Bambu, 2012, hlm. 60-61.

(Sumber dan arsip diterbitkan dalam Kuncoro Hadi, dkk, Kronik'65 (Yogyakarta: Media Pressindo, 2017), hlm. 237-239)

BERITA TERPOPULER:

Nikita Mirzani, Sebut Drumer SID Goblok dan Miskin, Lihat Balasan Jerinx yang Tidak Kalah Pedasnya

BREAKING NEWS Hujan Deras di Kota Jambi Pagi Ini, Kabut Asap Tebal Turun, Kemarin Bukan Hujan Buatan

Ridwan Kamil Ubah Nama Bandara Kertajati Jadi Bandara Internasional Bj Habibie, Anji Manji: Gas Kang

VIDEO: KOTA JAMBI DISELIMUTI KABUT ASAP TEBAL
FOLLOW INSTAGRAM TRIBUN JAMBI:

.

--

Tribunnewswiki.com terbuka dengan data baru dan usulan perubahan untuk menambah informasi.

--

SUMBER: (TRIBUNNEWSWIKI.COM/Dinar Fitra Maghiszha)

Informasi Detail  
Nama Penculikan Mayjen R Suprapto
Pimpinan Penculik  
  Sersan Kepala (Serka) Sulaiman
  Sersan Dua (Serda) Sukiman
Regu  
  19 orang Batalyon Kawan Kehormatan Tjakrabirawa
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved