Tokoh Sentral G30S DN Aidit Pembaca Alquran yang Fasih, Khatam Berkali-kali, Diungkap Salim Said
Ada satu bab dalam buku itu yang khusus mengupas kebiasaan DN Aidit membaca Al Quran dan diberi judul Pembaca Al-Quran yang Fasih.
Hingga kini, Salim Said menjadi guru besar ilmu politik Universitas Pertahanan yang menjadi tempat bagi para perwira TNI menimba ilmu akademiknya.
Dia juga tercatat sebagai penasihat politik Kapolri, pengajar di Sekolah Staf dan Komando TNI AD, AL, dan Perguruan Tinggi Ilmu Kepolisian (PTIK).
Dalam arus publisitas, nama Salim Said kondang sebagai pengamat politik dan militer.
Berikuti kutipan lengkap Bab Pembaca Al-Quran yang Fasih dalam buku Salim Said, Gestapu 65: PKI, Aidit, Sukarno dan Soeharto:

Pembaca Al-Quran yang Fasih
Saya meninggalkan rumah dinas pemimpin tertinggi Komunis Indonesia dengan mengantongi satu rol kecil pita rekaman.
Saya menduga rekaman itu dokumen politik penting.
Ketika pita rekaman itu kami putar ternyata isinya pengajian Islam yang dimulai dengan pembacaan ayat-ayat suci Al- Quran.
Di kemudian hari, saya baru mendapatkan informasi, pada masa kecil di kampungnya, DN Aidit bukan saja belajar mengaji Al Quran, bahkan beberapa kali menamatkan Al Quran.
Pada masa kecilnya, DN Aidit konon juga dikenal di lingkungan dekatnya sebagai pembaca Al Quran yang fasih.
Sekitar sebulan setelah meletusnya Gestapu (Gerakan September Tiga Puluh), sebagai reporter muda, pada awal November saya mendapat penugasan di Jawa Tengah.
Pada penugasan pertama di luar kota tersebut, saya harus meliput operasi RPKAD membersihkan Gestapu dalam tubuh Kodam Diponegoro.
BUKU Misterius Milik Soeharto yang Pernah Heboh, Apa saja Isinya? Mantan Kapolri Mengungkap Isinya
Nikita Mirzani, Sebut Drumer SID Goblok dan Miskin, Lihat Balasan Jerinx yang Tidak Kalah Pedasnya
Aksi Emak-emak Berbaju Putih Pose di Lokasi Karhutla, Sindir Jokowi saat ke Lahan Kebakaran di Riau?

Beratnya tugas Sarwo Edhie sebagai Komando Operasi akan mudah disadari kalau kita tahu bahwa dari tujuh Batalion Diponegoro yang waktu itu berada di Jawa Tengah, lima sudah dikuasai para perwira beraliran kiri.
Juga dari tiga Komando Resort Militer (Korem) telah pula mereka pengaruhi.
Komandan Korem Yogyakarta, Kolonel Katamso, dan wakilnya, Letnan Kolonel Sugiono, malah diculik, dan dengan sadis dibantai sebelum akhirnya dimasukkan ke dalam lubang yang dangkal.