Tokoh Sentral G30S DN Aidit Pembaca Alquran yang Fasih, Khatam Berkali-kali, Diungkap Salim Said

Ada satu bab dalam buku itu yang khusus mengupas kebiasaan DN Aidit membaca Al Quran dan diberi judul Pembaca Al-Quran yang Fasih.

Editor: Nani Rachmaini
life magazine
DN Aidit dan Nyoto, dua tokoh PKI. (LIFE MAGAZINE) 

Tokoh Sentral G30S DN Aidit Pembaca Alquran yang Fasih, Khatam Berkali-kali, Diungkap Salim Said

Pada masa kecilnya, DN Aidit konon juga dikenal di lingkungan dekatnya sebagai pembaca Al Quran yang fasih.

TRIBUNJAMBI.COM-Dipa Nusantara (DN) Aidit, Ketua Partai Komunis Indonesia (PKI), tokoh sentral yang dianggap paling bertanggung jawab dalam peristiwa berdarah Gerakan 30 September (G30S) ternyata suka membaca kitab suci Al Quran.

DN Aidit, yang ditembak mati seusai peristiwa G30S, bahkan beberapa kali menamatkan alias khatam dalam membaca Al Quran.

Fakta DN Aidit suka baca Al Quran, tokoh yang dianggap dalang dalam peristiwa G30S, ini diungkapkan oleh Profesor Salim Said dalam bukunya Gestapu 65: PKI, Aidit, Sukarno dan Soeharto.

Ada satu bab dalam buku itu yang khusus mengupas kebiasaan DN Aidit membaca Al Quran dan diberi judul Pembaca Al-Quran yang Fasih.

BERITA TERPOPULER:

BUKU Misterius Milik Soeharto yang Pernah Heboh, Apa saja Isinya? Mantan Kapolri Mengungkap Isinya

Nikita Mirzani, Sebut Drumer SID Goblok dan Miskin, Lihat Balasan Jerinx yang Tidak Kalah Pedasnya

Aksi Emak-emak Berbaju Putih Pose di Lokasi Karhutla, Sindir Jokowi saat ke Lahan Kebakaran di Riau?

Bagi kalangan jurnalis, militer, pengamat militer, hingga akademisi, nama Prof Salim Said tidaklah asing.

Salim Said adalah jurnalis senior dan sudah menjadi jurnalis sejak era tahun 1960-an.

Selain itu, Salim Said juga menjadi saksi mata terhadap beberap peristiwa penting dalam sejarah Indonesia pasca-G30S.

Berdasarkan pengalaman mendampingi Kolonel Sarwo Edhie Wibowo dalam operasi pemberantasan sisa-sisa G30S, Salim Said menuangkannya dalam buku Gestapu 65: PKI, Aidit, Sukarno, dan Soeharto.

 

pki111
DN Aidit dalam Kongres Nasional V Partai Komunis Indonesia. (HISTORIA.ID)

Salim Said ketika itu telah melek politik karena merupakan aktivis mahasiswa Universitas Indonesia (UI) di samping menyambi sebagai wartawan.

Menilik latar belakang penulisnya, buku ini bersifat semiautobiografi yang dituturkan dengan gaya tutur reportase naratif.

Dalam pengantarnya, Salim mengatakan bahwa buku itu diterbitkan bertepatan dengan peringatan 50 tahun Gestapu (Gerakan 30 September 1965) dan percobaan kaum komunis menguasai Indonesia.

Melalui buku itu, Salim juga ingin mengenang korban-korban yang tewas, terpenjara, atau terbuang akibat aksi kaum komunis. Singkat kata, buku terebut dipersembahkan Salim kepada publik untuk memperingati kegagalan PKI.

“Mestinya kan mereka baca dulu. Atas dasar baca itu baru mereka bertindak. Bahwa ini ada kekeliruan karena mereka tidak baca,” kata Salim Said dikutip dari Historia.

BERITA TERPOPULER:

BUKU Misterius Milik Soeharto yang Pernah Heboh, Apa saja Isinya? Mantan Kapolri Mengungkap Isinya

Nikita Mirzani, Sebut Drumer SID Goblok dan Miskin, Lihat Balasan Jerinx yang Tidak Kalah Pedasnya

Aksi Emak-emak Berbaju Putih Pose di Lokasi Karhutla, Sindir Jokowi saat ke Lahan Kebakaran di Riau?

pki11121
DN Aidit (kiri) bertemu tokoh Komunis China, Mao Zedong. (HISTORIA.ID).
Halaman
1234
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved