Editorial
Karhutla, Jangan Masuk Lubang yang Sama
Apalagi yang harus kita bicarakan terkait kejahatan kebakaran hutan dan lahan (karhutla) serta bencana asap yang ditimbulkannya?
Apalagi yang harus kita bicarakan terkait kejahatan kebakaran hutan dan lahan (karhutla) serta bencana asap yang ditimbulkannya?
Satgas Karhutla sudah berjibaku memadamkan api.
Dari darat air disemprot ke jantung api.
Di udara helikopter menumpahkan air juga di titik api. Kalaupun ada yang belum dilakukan, adalah modifikasi cuaca berupa hujan buatan.
Namun, ini tetap butuh campur tangan Tuhan.
Bila tak ada awan potensi hujan, ibarat peribahasa hanya menggarami lautan.
Garam-garam yang disemai untuk hujan buatan juga perlu awan sehingga terjadi proses kimia di atas sana.
Menindak para pembakar? Kepolisian Daerah Jambi sudah menangkapi sejumlah orang yang diduga membakar lahan.
Tindakan terhadap korporasi?
Barangkali itu yang tak segencar tindakan lainnya. Sekalipun sudah ada perusahaan dimintai keterangan bahkan disegel.
Faktanya, diakui atau tidak, pemerintah alpa. Upaya yang dilakukan bukan preventif tapi begitu terjadi karhutla baru tindakan dilakukan.
Kita masih gagap dalam mitigasi bencana. Pemerintah tak berkaca dari bencana asap 2015 yang rasanya baru kemarin berlalu.
BMKG jauh hari mengingatkan potensi kemarau panjang. Data hotspot juga dibeber. Seharusnya dari data inilah kemudian pemerintah bertindak cepat.
Mencegah. Ingat bagaimana Asian Games 2018 sukses digelar di Palembang? Jauh-jauh hari aparat dikerahkan mencegah karhutla.
Dan pemerintah sukses mencegah karhutla meluas dan berdampak seperti saat ini.