Kisah Rivan Nurmulki, Atlet Voli Jambi yang Keluar dari Timnas, Bermula Penjual Ayam dan Jadi Polisi
Dikabarkan Rivan keluar dari Timnas Voli Indonesia. Lalu apa alasannya keluar dari timnas voli Indonesia. Melalui akun Instagramnya, Rivan membuka
Pada partai final, mereka mengalahkan Palembang Bank Sumselbabel. Dan nama Rivan Nurmulki kembali mencatatkan nama sebagai pemain terbaik usai Final Proliga 2018.
Nama Rivan Nurmulki mulai menyita perhatian setelah terpilih sebagai pemain terbaik (Most Valuable Player/MVP) Proliga 2016.
Pemain tim bola voli putra Surabaya Bhayangkara Samator ini juga mendapat predikat sebagai spiker terbaik sekaligus sukses mengantar timnya menjadi juara.
Dialah putra daerah asli Jambi.
Perjuangan untuk menjadi pemain voli papan atas tidak ia dapatkan begitu saja.
Baca: Sudah Seminggu Ini, Kabut Asap Ganggu Penerbangan di Bandara Muara Bungo
Baca: Ramalan Zodiak Hari (19/9) - Sagitarius Penuh Harapan, Libra Super Sibuk, Taurus Bebaskan Diri
Berjuang dari jualan ayam
Rivan harus rela berkorban untuk mewujudkan cita-citanya. salah satunya dengan berjualan ayam untuk mencari ongkos bensin dirinya menuju tempat latihan di daerah Kabupaten Bangko, Provinsi Jambi.
Awalnya Rivan tidak terlalu berminat pada voli.
Namun, melihat tinggi badannya yang menjulang saat SMA.

pada tahun 2012 saat usianya sudah menginjak 17 tahun, Rivan akhirnya mulai coba-coba bermain voli.
Dan Rivan pun mulai tampil dalam berbagai turnamen di daerahnya Bangko, Jambi kala itu.
Dari turnamen ke turnamen dan pertandingan, penampilannya semakin berkembang.
Saat itu Rivan hanya mengandalkan kekuatan pukulan dan tinggi badan, sedangkan teori dasar voli belum ia kuasai betul.
Sang ayah, Nasrin (53) yang tinggal di Pasar Bawah Bangko menceritakan, dulu saat ia ditunjuk ikut dalam tim Merangin untuk Pekan Olahraga Daerah (Porda) Provinsi Jambi, tak jarang menjual ayam untuk biaya beli bensin.
Baca: Gerakan Siluman Kopassus, Hanya Segelintir Orang Bergerak Misi sudah Beres
Baca: BEGINI Penjelasan BPOM soal Kopi Cleng yang Makan Korban, Sebut Ilegal hingga Bisa Sebabkan Kematian
“Belum lama, beberapa tahun lalu lah, waktu itu dia masih SMA,” kata Nasrin. Dulunya, kalau mau pergi latihan ke Bangko, -salah satu daerah di Jambi- dia terpaksa jual ayam untuk biaya beli bensinnya,” ucap Nasrin.
Soal latihan, Rivan yang lahir tahun 1995 itu sama seperti remaja lain di kampung halamannya Desa Tanjung Benuang, Kecamatan Pamenang Selatan, mereka hanya latihan di lapangan kampung.
Hingga akhirnya saat Rivan bermain di ajang Kapolda Cup jambi, bakat Rivan terpantau oleh pemandu bakat dari klub Surabaya Samator.