Sejarah Indonesia

Ingat Noodin M Top? Hari Ini Tepat 10 Tahun Tewasnya Gembong Teroris Bom Bali Itu Ditangan Densus 88

Ingat Noodin M Top? Hari Ini Tepat 10 Tahun Tewasnya Gembong Teroris Bom Bali Itu Ditangan Densus 88

Editor: Andreas Eko Prasetyo
TRIBUNNEWS/DANY PERMANA
ILUSTRASI - Densus 88 Antiteror 

Sekitar pukul 00.30, Kamis (17/9/2019) dini hari, lampu di kampung tersebut dipadamkan.

Suara tembakan terus belanjut dan frekuensinya semakin sering mulai pukul 00.00 WIB hingga reda pukul 01.10 WIB ditandai sebuah bunga api menyembur ke udara setinggi 100 meter.

Saat itu, masyarakat hanya boleh mendekat di jarak 500 meter dari tempat pengepungan.

Pukul 02.30 WIB, mobil jenazah Kepolisian Daerah Jawa Tengah, ambulans Poltabes Surakarta, dan mobil unit identifikasi tempat kejadian perkara Poltabes Surakarta mendekati lokasi kejadian.

Rentetan tembakan kembali terjadi pukul 02.45 WIB dan berakhir pukul 06.00 WIB.

Polisi antiteror membawa peti-peti bersisi amunisi, karung-karung, dan gulungan kabel.

Mobil Satuan Gegana Brimob terlihat di lokasi dan empat ambulans meninggalkan tempat penyergapan pada waktu berbeda.

Petugas Indonesia Automatic Fingerprint Identification System (Inafis)-Polri bertugas mengidentifikasi sidik jari jenazah dengan metode klasifikasi Henry Faulds di dalam ambulans di landasan Bandara Adi Sumarmo, Surakarta.

Baca: 4 Dedengkot KKB Menyerahkan Diri, Ngaku Hidup Menderita, Kelaparan, Kedinginan & Kepanasan di Hutan

Baca: Satu Kota Cium Bau Busuk Bangkai, Polisi Telusuri dan Temukan Sumur Tua, Isinya Sungguh Mengejutkan

Baca: Tanggapan Dandim 0416/ Bute Soal Karhutla, Ada Hukum yang Mengatur, Warga Harus Tahu Dampak Karhutla

Identitas jenazah harus jelas sebelum diterbangkan ke Jakarta.

Sekitar pukul 11.00 WIB, petugas Inafis menyimpulkan, sidik jari jenazah identik dengan data sidik jari milik buronan teroris Noordin M Top yang diperoleh dari Polis Diraja Malaysia.

Target

Disebutkan, saat itu, Noordin telah menjadi salah satu target perburuan selama 9 tahun lamanya, tapi terus berhasil meloloskan diri.

Warga Malaysia ini merupakan orang yang diduga bertanggung jawab atas aksi teror, mulai dari Bom Bali (2002), Bom JW Marriott (2003), Bom Kedutaan Besar Australia (2004), serta Bom JW Marriott dan Ritz-Carlton (Juli 2009).

Dikabarkan Harian Kompas, 10 Desember 2003, salah satu tersangka pengeboman Hotel JW Marriot, Ismail (23) mengaku bahwa bom dirakit di kontrakannya yang beralamat di Jalan Kemuning Raya, Pasar Minggu, Jakarta Selatan.

Bom yang meledak pada 5 Agustus 2003 itu dirakit bersama Dr Azahari, Noordin M Top, Masrizal alias Thohir, dan Ismail. Reka ulang digelar di rumah kontrakan itu dan memperagakan 25 adegan. (Mela Arnani)

SUMBER: Intisari

IKUTI KAMI DI INSTAGRAM:

NONTON VIDEO TERBARU KAMI DI YOUTUBE:

IKUTI FANPAGE TRIBUN JAMBI DI FACEBOOK:

Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved