Dendam Kesumat Dibalik Pelantikan Bj Habibie Sebagai Presiden, Hingga Dibilang 'Tak Punya Otak'

Terlalu banyak cerita dimasa lalu tentang naiknya Bj Habibie sebagai Presiden RI ke 3 yang belum terungkap ke publik.

Penulis: rida | Editor: rida
(REUTERS)
Momen terakhir BJ Habibie bersama Soeharto adalah ketika Soeharto lengser jadi Presiden RI setelah 32 tahun menjabat. 

Soeharto yang pada saat itu juga hadir melayat pun mencoba menegarkan hati Habibie.

Baca: Terungkap! Seminggu Sebelum Wafat, Bj Habibie Kumpulkan 3 Suster Lalu Lakukan Hal Ini

Usai peristiwa memilukan tersebut, Habibie pun tak pernah bertemu lagi dengan Soeharto yang mungkin harus kembali ke Jawa usai Andi Aziz tertangkap.

Hingga akhirnya, keduanya kembali bertemu kembali pada 1960-an ketika Habibie sedang menempuh kuliah di Jerman. Ketika itu Soeharto belum menjadi Panglima Kostrad.

Bersama Ibu Tien bahkan Soeharto sempat mampir ke tempat Habibie di Jerman dan membawa oleh-oleh dari ibu Habibie.

Keakraban itu pun terus terbangun hingga pada akhirnya kedua tokoh ini terjun di ranah politik dan menjadi pasangan Presiden-Wakil Presiden pada tahun 11 Maret 1998 sampai 21 Mei 1998.

Baca: Dinilai Visioner, Fasha Didaulat Jadi Ketua Dewan Penasehat DPD Korps Alumni KNPI Provinsi Jambi

BJ Habibie boncengkan Presiden Soeharto di halaman Istana Negara (Tangkap layar Kompas.com)
Namun di ujung masa kepemimpinan Soeharto, BJ Habibie mendapati kenyataan pahit bahwa seniornya itu enggan menemui dirinya.

"Sangat saya sayangkan bahwa Pak Harto ketika itu tidak berkenan berbicara dengan saya," kata Habibie dalam buku Detik-detik yang Menentukan Jalan Panjang Indonesia Menuju Demokrasi, terbitan THC Mandiri.

Pada 20 Mei 1998, Soeharto hanya menugaskan Menteri Sekretaris Negara Saadilah Mursyid untuk menyampaikan keputusan, esok harinya, pukul 10.00, ia akan mundur sebagai presiden.

Baca: Masuk Kategori Selebriti Terfavorit Syahrini vs Luna Maya, Bakal Sepanggung? Siapa Menang?

Baca: Ditegur KPI, Ini 5 Fakta Animasi SpongeBob SquarePants hingga Sosok Asli Squidward

Sesuai UUD 1945, Soeharto berniat menyerahkan kekuasaan dan tanggung jawab kepada Habibie sebagai Wakil Presiden RI, di Istana Merdeka.

"Saya sangat terkejut dan meminta agar segera dapat berbicara dengan Pak Harto. Permintaan tersebut tidak dapat dikabulkan. Ajudan Presiden Soeharto menyatakan akan diusahakan pertemuan empat mata dengan Pak Harto di Cendana besok pagi sebelum ke Istana Merdeka," ujar Habibie.

Keesokan harinya, Habibie bersiap meluncur ke Jl Cendana, berharap mendapatkan penjelasan dan jawaban mengenai mengapa semua ini terjadi.

"Saya mendapat berita Pak Harto ternyata belum bersedia menerima saya. Saya dipersilakan langsung saja berangkat ke Istana Merdeka. Protokol dan ADC (ajudan) Presiden berharap pertemuan empat mata dapat dilaksanakan di Istana Merdeka, " kenang BJ Habibie.

Namun setibanya di Istana Merdeka, BJ Habibie hanya diacuhkan oleh Soeharto. "Saya tercengang melihat Pak Harto, melewati saya terus melangkah ke ruang upacara dan 'melecehkan' keberadaan saya di depan semua yang hadir," tulis Habibie.

BJ Habibie, Kamis (21/5/1998) mengucapkan sumpah sebagai Presiden RI yang baru di Jakarta, disaksikan presiden sebelumnya, Soeharto (istimewa)
Dikutip dari Wartakota, dalam sebuah wawancara di layar kaca, yang videonya viral, terungkap alasan sebenarnya, Presiden Soeharto menolak pertemuannya dengan BJ Habibie.

"Saya penghabisan bicara dengan Pak Harto dilakukan pada bulan Juni, saat ulang tahunnya. Saya menjadi presiden tanggal 20 Mei 1998, Pak Harto ulang tahun tanggal 9 Juni," katanya.

Halaman
1234
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved