Misteri Batu Pengantin yang Tak Dapat Dibongkar, Warga Desa lalu Minta Bantuan Keraton Yogyakarta
Warga sudah berusaha untuk membongkar Batu Pengantin menggunakan bantuan alat besar, namun tidak bisa. Akhirnya mereka minta bantuan pihak Keraton Yog
Warga sudah berusaha untuk membongkar Batu Pengantin menggunakan bantuan alat besar, namun tidak bisa. Akhirnya mereka minta bantuan pihak Keraton Yogyakarta.
TRIBUNJAMBI.COM, GUNUNG KIDUL - Watu Temanten ( Batu Pengantin ) di Desa Semugih, Gunung Kidul, Yogyakarta akhirnya dapat dibongkar.
Sebelumnya warga sudah berusaha untuk membongkar batu tersebut dengan bantuan alat besar, namun tidak bisa.
Karena hal itu, warga Desa Semugih meminta bantuan pihak Keraton Yogyakarta untuk memindahkan batu tersebut sesuai dengan ritual dan adat Yogyakarta.
Panas terik matahari tidak dihiraukan oleh ribuan warga Desa Semugih dan sekitarnya. Mereka berkumpul untuk melihat prosesi pemindahan batu yang terletak di tengah-tengah lahan yang terkena perluasan Jalan Jalur Lintas Selatan (JJLS).
Baca Juga
Pak RT Kaget Tapi Tetap Jaga Rahasia, Polwan Cantik Undercover Kenakan Pakaian Minim
Bripka Yosia Terkurung di Toilet saat Intip Pasangan Nigeria, Polwan Cantik Menyamar di Hotel
Polwan Cantik Ngaku Janda, Penyamaran untuk Masuk Warung Kuro-kuro, Anak Buah Tertipu
Gadis di Belinyu 15 Tahun sudah Punya Anak, Ternyata Sang Kakek Setubuhi Sejak 2017
Ibu-ibu di Sigapiton Histeris lalu Lepas Pakaian Satu Per Satu, Bentrok Adang Alat Berat Masuk
Saat beristirahat tiba-tiba muncul sebuah batu yang berukuran besar menimpa kedua orang tersebut.
Akhirnya hingga saat ini batu yang menimpa kedua pengantin disebut warga sekitar dengan nama Watu Temanten (Batu Pengantin).
Di bagian atas batu tersebut ditumbuhi dua pohon jati yang tidak terlalu besar ukurannya.
Menurut Kepala Desa Semugih, Sugiarto kedua pohon jati yang tumbuh di bagian atas merupakan perwujudan dua pengantin yang tertimbun batu tersebut.
"Kemarin saat akan diukur tidak bisa, lalu dicoba untuk dibongkar mesin juga tidak mampu," katanya ketika ditemui Tribunjogja.com sebelum prosesi upacara adat pemindahan batu dimulai.
Karena kesulitan mengukur dan memindah batu.
Tetua adat lalu berembuk dengan warga bagaimana sebaiknya cara memindah batu yang berukuran cukup besar.
Lalu hasil dari mereka berembuk adalah meminta bantuan dari pihak Keraton Yogyakarta.
Warga Desa Semugih, Agus Sutoko menjelaskan, batu tersebut sudah lama ada di Desa Semugih.