Obituari
Mengenang Mendiang Junaidi T Noor Masih Diminta Tunjuk Ajar Sebelum Wafat
“Sebelum wafat ia masih sering kedatangan tamu untuk dimintai pendapat soal budaya Jambi," ujar Andika.
baca pula
Baca: TRIBUNWIKI - Zumi Zola dan 23 Tokoh yang Terima Gelar Adat Lembaga Adat Melayu Jambi
Baca: Ini Arti Tepung Tawar di Festival Kampung Laut, Ismail Jelaskan Makna Budaya Adat Melayu Timur
Baca: Jambi Muara Kopi Semesta
Ia anak tertua dari 18 bersaudara. Sejumlah karya yang ia hasilkan kemudian dicetak. Namun menurut Andika, buku itu tidak diperjualbelikan.
Mendiang Pak Jun lebih senang membagikan karyanya secara gratis kepala kalangan muda.
Terutama saat mengisi forum seminar.
Ia juga aktif mengikuti kegiatan diskusi sebagai pembicara.
Bukan semata karya tulis, Gentala Arasy yang kini megah berdiri juga ada sumbang pemikiran beliau. Sejak dua tahun terakhir ia mulai mengurangi aktivitasnya karena sakit.
Junaidi kemarin dimakamkan di pemakaman keluarga berdekatan dengan makam almarhum istrinya.
Di usianya yang menginjak 72 tahun, para pegiat budaya dan sejarah masih banyak yang meminta tunjuk ajar pada Junaidi T Noor.
“Sebelum wafat ia masih sering kedatangan tamu untuk dimintai pendapat soal budaya Jambi," ujar Andika.
Gubernur Jambi Fachrori Umar menyampaikan duka yang mendalam atas wafatnya budayawan Jambi Junaidi T Noor.
Menurut Fachrori Junaidi merupakan sosok yang selama ini banyak membantu Pemerintah Provinsi Jambi terutama pemikirannya tentang budaya Jambi dan sejarah Melayu Jambi.
“Selama ini Junaidi T Noor terkenal dengan sosok yang pandai menciptakan pantun,” katanya.
Fachrori tak menyangka jika saat acara pengukuhan Perempuan Melayu Jambi merupakan pertemuan terakhir antara dirinya dengan budayawan Jambi tersebut.
Selamat jalan pemegang gelar adat Datuk Bandar Naraco Budayo.
Semoga semangatmu menjaga sejarah dan budaya Jambi yang mulai luruh di era digital terus terpatri pada generasi muda di Jambi. (dedy nurdin/kip/wan)