Inspirasi Belajar Mencintai dari BJ Habibie dan Ainun yang 'Galak', Cinta yang Sederhana
Ini bisa menjadi kisah yang menginspirasi, kisah BI Habibie dan Ainun yang akhirnya difilmkan.
Ini bisa menjadi kisah yang menginspirasi, kisah BI Habibie dan Ainun yang akhirnya difilmkan.
PADA tanggal 25 Juni kemarin, Prof. Dr. Ing. H. Bacharuddin Jusuf Habibie, FREng atau biasa kita kenal dan sebut sebagai BJ Habibie berulang tahun.
Usia beliau kini sudah menginjak angka 83. Presiden ketiga Republik Indonesia ini memang dikenal sebagai salah satu manusia dengan karir yang brilian pada perjalanan hidupnya.
Namanya pernah harum sampai ke Jerman sebagai seorang wakil presiden sebuah perusahaan yang bergerak pada bidang teknologi di Hamburg.
Selain menginspirasi banyak orang dalam hal karir dan pekerjaan, beliau juga menyentuh hati banyak insan dengan kisah cinta abadi bersama Hasri Ainun Besari.

Kendati wanita yang kerap disapa Ainun tersebut telah pergi mendahului sembilan tahun yang lalu, namun perasaan yang tertanam di hatinya seperti tidak pernah diciptakan untuk luruh bersama waktu.
Baca: Istana Ungkap Biaya Pengobatan Mantan Presiden BJ Habibie Ditanggung Negara
Baca: Begini Kondisi Terkini Presiden RI ke 3 BJ Habibie yang Jalani Perawatan Intensif di RSPAD!
Baca: Melanie Subono Buka Suara Tentang Kesehatan BJ Habibie Eyang Belum Bisa Dikunjungi
Baca: 35 Tahun Kemudian AM Hendropriyono Salut pada Sintong Panjaitan, Dulu Minta Heli Ditolak
Ainun adalah yang pertama sekaligus sebagai yang terakhir. Yang mengetuk dan ia biarkan masuk. Sisanya adalah kenangan yang terekam dan tidak hancur apalagi terganti.
Menarik mundur ke belakang, ketika beliau menjadi bintang tamu dalam sebuah acara Talkshow yang dipandu oleh Rosiana Silalahi pada tahun 2017 lalu.
Ketika itu beliau mengaku bahwa pada awalnya tidak pernah merasa tertarik kepada perempuan yang ia sebut gula Jawa itu. Meskipun, menurutnya ada banyak laki-laki yang menyukai Ainun.
Sejatinya Habibie kecil sudah dekat dengan ayah Ainun sejak masih berusia dua belas tahun. Ia mengagumi kepintaran ayah Ainun.
Dan pada beberapa waktu, kedekatan Habibie dan ayah Ainun tersebut dimanfaat oleh kawan laki-laki Habibie untuk bisa mendekati Ainun atau berbicara padanya selagi Habibie sibuk berdiskusi dengan ayahnya. Karena memang ayah Ainun dikenal sebagai orang yang galak. Tapi bagi Habibie, ayah Ainun adalah orang yang baik dan cerdas.
Di masa SMA, Habibie dan Ainun berada dalam satu sekolah yang sama. Hanya saja, Ainun satu angkatan lebih muda.

Mereka dicap sebagai dua murid yang memiliki satu kesamaan. Yakni sama-sama pandai. Bahkan guru pernah menggoda mereka dengan menjodoh-jodohkan atau memberi pengandaian jika saja mereka berdua menikah, pastilah anak mereka bakal menjadi anak yang cerdas.
Bagi Habibie, tidak ada alasan untuk menyukai godaan-godaan semacam itu.
Merasa ilfil, ia pun mengejek Ainun dengan sebutan gendut dan jelek.