Dewan Akan Konfirmasi Ulang ke Irjen Firli, Dugaan Pelanggaran Kode Etik Bertemu TGB
Nasir Jamil mempertanyakan apakah keputusan pelanggaran etik oleh Firli benar pernah dikeluarkan KPK atau tidak.
Dewan Akan Konfirmasi Ulang ke Irjen Firli, Pelanggaran Kode Etik Bertemu TGB
"Seharusnya KPK, kalau Firli benar-benar melakukan pelanggaran, kirim dong ke Komisi III, ‘ini buktinya’. Jangan kemudian dihakimi orang. Harus jelas dong," ucapnya.
TRIBUNJAMBI.COM-Anggota Komisi III DPR, Nasir Djamil, menilai sorotan terhadap salah satu Capim KPK Irjen Pol Firli Bahuri adalah positif sebagai masukan Komisi Hukum dalam melakukan fit and proper test.
Menurutnya, hal itu akan menjadi bahan konfirmasi DPR apakah pelanggaran etik yang dituduhkan kepada Firli benar adanya atau cuma opini negatif yang sengaja dibangun untuk menjatuhkan kredibilitasnya.
"Justru bagi kami sorotan tersebut kami anggap sesuatu yang positif. Kita konfirmasi ulang nanti di Komisi III, apakah sorotan itu memang benar atau sesuatu yang tidak berdasar," ujar Nasir, di Jakarta, Sabtu (7/9/2019).
Soal tuduhan pelanggaran kode etik saat bertemu TGB Zainul Majdi, Firli sudah membantahnya saat seleksi wawancara oleh Pansel Capim KPK. Mantan Deputi Penindakan KPK itu menyebut pertemuan dengan TGB tidak direncanakan, sehingga jauh dari pelanggaran etik.
"Sorotan itu akan kita konfirmasi agar tidak ada hukuman dengan membangun opini," tegasnya.
Nasir Jamil mempertanyakan apakah keputusan pelanggaran etik oleh Firli benar pernah dikeluarkan KPK atau tidak.
"Problem keputusan pelanggaran etik itu gimana statusnya di KPK? Ada atau nggak? Benar ada atau nggak?" tanyanya.
Nasir juga mempertanyakan, mengapa KPK menyatakan pernah memutus pelanggaran etik kepada Firli namun lembaga superbody tersebut tidak menyampaikan bukti-bukti yang mendasari keputusannya ke DPR.
"Seharusnya KPK, kalau Firli benar-benar melakukan pelanggaran, kirim dong ke Komisi III, ‘ini buktinya’. Jangan kemudian dihakimi orang. Harus jelas dong," ucapnya.
Firli, belum bisa duduk santai menunggu uji kelayakan dan kepatutan oleh DPR, pencalonannya (sebagai capim KPK) masih terus ditentang oleh beberapa kalangan perihal beberapa kasus yang ditudingkan kepadanya.
Pertemuannya dengan mantan Gubernur Nusa Tenggara Barat saat itu sempat diabadikan dalam sebuah foto.
“Pertemuan itu sudah diklarifikasi 5 pimpinan KPK di ruang rapat pleno pimpinan lantai 15 gedung merah putih,” kata Firli dalam pernyataannya yang diterima tribunnews.com.
Mantan ajudan Wapres Boediono ini menjelaskan, pertemuannya dengan Tuan Guru Bajang (TGB) itu tidak pernah direncanakan. Dikatakan dirinya hanya memenuhi undangan yang diberikan kepadanya.