Kisah 4 Polwan Pertama yang Masuk Gegana Brimob, Masih Usia 20 Tahunan, Harus Mampu Jinakan Bom
Gegana Brimob, pasukan khusus Polri yang menangani kejahatan dengan tingkat bahaya tinggi sering dikaitkan dengan profesi kaum laki-laki.
Kisah 4 Polwan Pertama yang Masuk Gegana Brimob, Masih Usia 20 Tahunan, Mampu Jinakan Bom
TRIBUNJAMBI.COM - Gegana Brimob, pasukan khusus Polri yang menangani kejahatan dengan tingkat bahaya tinggi sering dikaitkan dengan profesi kaum laki-laki.
Pasukan yang dibentuk pada 1974 ini baru menempatkan seorang polisi wanita (polwan) pada tahun 1990, atau 17 tahun setelah pasukan itu berdiri.
Wanita pertama yang masuk Brimob kala itu beranggotakan empat polwan dan ditempatkan di pasukan Gegana.
Saat memasuki Gegana, mereka masih berusia 20 tahunan.
Baca: Jadwal Chinese Taipei Open 2019 Hari Ini, 15 Wakil Indonesia Tanding, Mulai 11.10 WIB Live Stream
Baca: Valentino Rossi Diminta Pensiun dari MotoGP, Begini Katanya, Sadar Diri Jadi Pebalap Paling Senior
Baca: Video Seteru dengan Nikita Mirzani Jadi Trending, Elza Syarief Beber Pendapatan Hotman Paris
Keempat wanita gagah berani itu adalah Ina Rochmatin (22), Atanasia Tri Basuki (21), Serda Sayekti (20) dan Reny Irawati (20).
Sebagai wanita, tentu saja menjadi anggota Gegana Brimob tidak mudah. Sebab latihan fisik dan tantangan lainnya pun lebih berat dari kepolisian pada umumnya.
Apalagi Gegana Brimob ditugaskan untuk berurusan dengan bom, radio aktif, bahan kimia dan perlawanan teror.
"Kalau sudah masuk Brimob, hidup mati kami hanya untuk Brimob. Kami memang sudah teken kontrak mati," kata Ina Rochmatin yang saat itu berpangkat Sersan Dua seperti dikutip dalam Harian Kompas edisi 1 September 1991 di artikel "Empat Polwan Brimob Pertama Di Indonesia: "Kami Sudah Teken Kontrak Mati".
Ina dan ketiga rekannya mengikuti pendidikan dasar bintara Brimob Jawa Timur dengan rutinitas 60 persen latihan di lapangan.
Pendidikan lapangan itu berupa halang rintang lanjutan (merayap, melompat jurang), lintas alam (mendaki gunung, melewati sungai dan gua),
survival (bertahan di hutan selama dua hari), escape (menuruni puncak gunung dan berjalan kaki berpuluh-puluh kilometer),
turun tambang dari helikopter dan renang militer sejauh tiga mil.
Awalnya keempat Polwan itu menempuh pendidikan di Sekolah Bintara Polwan Ciputat dan nilai mata pelajaran menembak mereka masuk dalam kategori "kelas satu".
Baca: Daftar Resmi Nomor Punggung Pemain Liga Inggris, Arsenal, Liverpool Man Utd, Man City dan Tottenham
Pimpinan Polri yang melihat itu akhirnya menempatkan mereka pada Detasemen Gegana Brimob Polri.