Link Baca Dua Versi KKN di Desa Penari Versi Nur dan Widya dan Video Klarifikasi Penulis SimpleMan
Lantaran di dalamnya terselip kisa-kisah horor yang membuat warganet penasaran. Kisah KKN di Desa Penari semakin menjadi viral di media sosial.
Link Baca Dua Versi KKN di Desa Penari Versi Nur dan Widya Sekaligus Video Klarifikasi Penulis SimpleMan
TRIBUNJAMBI.COM - Belakangan warganet dihebongkan dengan kisah mahasiswa KKN di Desa Penari.
Lantaran di dalamnya terselip kisa-kisah horor yang membuat warganet penasaran.
Kisah KKN di Desa Penari semakin menjadi viral di media sosial.
Berikut cerita lengkap kisah horor yang hebohkan media masa
Kisah horor yang dibagikan pengguna akun Twitter SimpleMan menjadi perbincangan publik.
Baca: WIKIJAMBI - Gulai Belut dan 100 Macam Dedaunan, Kuliner Jambi Menggugah Selera
Baca: Bocoran Lima Pemain yang Dicoret Dari TC Timnas Indonesia Jelang Laga Hadapi Malaysia!
Meski akun SimpleMan kerap menuliskan kisah horor yang dia miliki, namun satu cerita horor kali ini menyeret perhatian khayalak publik lebih besar.
Kisah "KKN di Desa Penari" menarik perhatian publik setelah cerita tersebut berakhir kematian dua mahasiswa yang terlibat.
Bukan hanya itu, cuitan yang ditulis selama 11 hari itu juga menunjukkan teka-teki daerah yang ada di Pulau Jawa.
Akun tersebut menjelaskan kejadian yang dituliskannya berdasarkan kisah nyata mahasiswa KKN di sebuah desa terpencil yang disebutnya Desa Penari.
Penulis menyebutkan meski berdasarkan kisah nyata namun ia tak mau menyebut lokasi dimana kejadian tersebut.
Begitu juga nama-nama mahasiswa KKN yang disamarkannya.
Baca: WIKIJAMBI - Cara Bikin Gulai Cengit, Masakan Olahan Ikan di Muarojambi Harus Dipanggang Dulu
Baca: Klarifikasi SimpleMan yang Menyesal dengan Kesalahan Cerita KKN di Desa Penari, Sebut Fakta Ini
Diceritakan ada 6 mahasiswa yang berasal dari sebuah perguruan tinggi di Kota S melakukan KKN di sebuah daerah terpencil yang berada di kawasan timur Provinsi Jawa Timur di akhir tahun 2009.
Dialog dalam cerita tersebut yakni Bahasa Jawa selain itu penulis juga menyertakan terjemahannya dalam Bahasa Indonesia.
Enam mahasiswa angkatan 2005/2006 tersebut yakni Widya, Nur, Ayu, Bima, Wahyu, dan Anton.