Cara Sederhana Lakukan Sikap Toleransi Ala Nabilah Fitriani
Kasus intoleransi yang mencuat beberapa waktu ini cukup memprihatinkan seolah rasa toleransi itu sudah terkikis dari dalam diri sebagian masyarakat.
Penulis: Nurlailis | Editor: Teguh Suprayitno
Cara Sederhana Lakukan Sikap Toleransi Ala Nabilah Fitriani
TRIBUNJAMBI.COM, JAMBI - Sikap toleransi sangat dibutuhkan dalam kehidupan sehari-hari. Terlebih sebagai warga Indonesia yang memiliki baragam suku, agama dan ras. Kasus intoleransi yang mencuat beberapa waktu ini cukup memprihatinkan seolah rasa toleransi itu sudah terkikis dari dalam diri sebagian masyarakat.
Sebenarnya ada cara-cara sederhana untuk menebar rasa saling menghargai perbedaan ini. Nabilah Fitriani, Gadis Berbakat Kota Jambi 2019 ini mengatakan, cara sederhana untuk menumbuhkan sikap toleransi ini adalah dengan mendengarkan orang lain ketika berbicara tanpa memotong pembicaraanya.
"Berbicara dengan sopan dan santun, seperti menggunakan kata-kata permisi, silakan, tolong, maaf. Juga tidak memaksakan kehendak pada orang lain. Sekalipun berada di rumah juga menghargai privasi orang lain, misalnya mengetuk pintu sebelum masuk kamar anggota keluarga lain, meminta izin sebelum meminjam barang dan yang terpenting adalah tidak membeda-bedakan orang lain yang berbeda fisik, agama, atau ras," ungkapnya.
Baca: Tamu Luar Negeri Ikut Datang di Acara Internasional Kopi Day di Jambi, Cicipi Tiga Varian Kopi Jambi
Baca: WIKIJAMBI - Sop Djanda di Muarojambi Suguhkan Perpaduan Bumbu Jawa dan Sunda
Baca: Subhi Optimis Target PAD Kota Jambi Lebihi Target, Pajak Restoran Meningkat Drastis
Baca: Jambi akan Kirim 225 Atlet dan Oficial ke Porwil X di Bengkulu, Biliar & Panjat Tebing Andalan
Baca: WIKIJAMBI - Gulai Belut dan 100 Macam Dedaunan, Kuliner Jambi Menggugah Selera
Dara berusia 18 tahun ini memaknai toleransi sebagai suatu sikap saling menghargai dan menghormati antar makhluk hidup individu ataupun kelompok.
"Beberapa pengalaman tentang toleransi contohnya menghargai teman yang merantau ke Jambi dan memberikan pertolongan untuk pulang kerumahnya karena dia tidak mempunyai kendaraan dan tidak mendapat ojol. Juga tidak membeda-bedakan teman yang mau berbagi ilmu tentang ekonomi," ujarnya.
Menurutnya manusia diciptakan berbeda-beda dan mempunyai ciri khas tertentu. Terlebih di Indonesia memiliki beragam agama suku adat dan ras yang heterogen.
"Ubah mindset untuk lebih saling menghargai dan menghormati. Terimalah perbedaan itu menjadi berkah bagi bangsa kita karena kita satu bangsa Indonesia," pungkasnya. (nurlailis)