Benarkah Kelindihan Saat Tidur Akibat Ulah Makhluk Halus, Simak Penjelasan Dari Sisi Medis!
Fenomena kelindihan sering dikaitkan dengan hal-hal mitos, namun ternyata dapat dijawab secara medis.
TRIBUNJAMBI.COM - Pernahkah anda ketika tertidur tiba-tiba merasakan sesak nafas dan sulit untuk bangun!
Masyarakat pada umumnya sering menyebut kejadian tersebut sebagai kelindihan.
Banyak orang yang menganggap ketika seseorang tidak bisa bangun dari tidur itu karena ditindih oleh hantu atau mahluk gaib.
Nah, ternyata fenomena ketindihan ini ada penjelasannya secara medis.
Dilansir tribuncirebon.com dari alodokter.com, ketindihan secara medis disebut dengan sleep paralysis, adalah peristiwa ini biasanya ditandai dengan ketidakmampuan untuk berbicara atau bergerak saat terbangun dari tidur atau ketika akan tidur, berlangsung selama beberapa detik hingga beberapa menit.
Berikut ini penyebab kelindihan :
Dipicu Kelumpuhan Otot
Otot menjadi tidak aktif saat tidur, merupakan hal yang normal. Pada waktu ketindihan terjadi, ketidakaktifan otot berlanjut untuk beberapa saat dari masa tidur ke masa sadar.
Saat mengalami ketindihan, ada kemungkinan juga mengakibatkan seseorang merasa sulit bernapas.
Selain itu, tidak jarang ada yang merasakan sensasi lain, misalnya merasa ada sosok lain bersamanya. Ini merupakan jenis halusinasi yang umum terjadi.
Baca: Bocoran Lima Pemain yang Dicoret Dari TC Timnas Indonesia Jelang Laga Hadapi Malaysia!
Baca: Gara-gara Video Instagram, Wanita Ini Coba Bunuh Pacar Teman Dengan Menabraknya, Begini Endingnya!
Baca: Klarifikasi SimpleMan yang Menyesal dengan Kesalahan Cerita KKN di Desa Penari, Sebut Fakta Ini
Jenis Sleep Paralysis
Ada dua jenis Sleep Paralysis yaitu :
Hypnagogic Sleep Paralysis
Kelumpuhan atau Paralysis jenis ini terjadi sebelum seseorang tertidur sepenuhnya. Umumnya ketika menjelang tidur, tubuh akan terasa makin rileks dan perlahan-lahan kehilangan kesadaran.
Bagi seseorang yang mengalami hypnagogic sleep paralysis, dirinya tetap tersadar, tapi dia tidak dapat berbicara atau menggerakkan tubuh.
Hypnopompic Sleep Paralysis.
Kelumpuhan semacam ini berlangsung ketika seseorang tersadar pada akhir masa tidur. Umumnya, masa tidur terbagi menjadi dua, yaitu NREM (non-rapid eye movement) dan REM (rapid eye movement).
Porsi NREM adalah sekitar 75 persen dari masa tidur, sementara sisanya menjadi masa tidur REM. Ketika seseorang tersadar sebelum masa REM berakhir, maka pada saat itulah bisa terjadi hypnopompic Sleep Paralysis.