Berita Nasional
Menguak Sejarah Selekon Mataram, Tempat yang Buat Geger Warga Yogyakarta saat Ditemukan Jasad Bayi
Menguak Sejarah Selekon Mataram, Tempat yang Buat Geger Warga Yogyakarta saat Ditemukan Jasad Bayi
//
Selokan Mataram Sebagai Penyelamat Warga Yogyakarta
Kekejaman Romusha membuat Raja Yogyakarta Sri Sultan Hamengku Buwono IX membuat strategi untuk menyelamatkan warga Yogyakarta dari kerja paksa Romusha.
Beliau melaporkan kepada Jepang bahwa Yogyakarta adalah daerah minus dan kering, di sertai usulan kepada Jepang agar warga Yogyakarta diperintahkan untuk membangun selokan yang menghubungkan Kali Progo dan Sungai Opak.
Selokan tersebut berfungsi sebagai pengairan dan irigasi pertanian sehingga hasil pertanian nantinya dapat digunakan untuk mensuplai pangan tentara Jepang.
Pemerintah Jepang akhirnya menerima gagasan Sri Sultan, sehingga masyarakat Yogyakarta terbebas dari kekejaman Romusha dan disibukkan membuat Selokan Mataram.
Selain itu legenda yang dikenal masyarakat yang menyebutkan bahwa Sunan Kali Jaga pernah berujar, bahwa Yogyakarta akan makmur jika Kali Progo dan Sungai Opakbersatu.
Dari legenda tersebut, Selokan Mataram menjadi penghubung menyatunya kedua Sungai besar tersebut.
Selokan Mataram yang dibangun saat pemerintahan Sri Sultan Hamengku Buwono IX , menjadi kelanjutan dari pembangunan di wilayah hulu Selokan Mataram yaitu selokan Van Der Wijck dan Bendungan Karang Talun.
Baca: Tari Seblang, Ritual Mistis di Banyuwangi yang Dikait-kaitkan Dengan Cerita Horor KKN di Desa Penari
Baca: Ini Penyebab 15 Koperasi di Kota Sungai Penuh Tidak Aktif
Baca: Serangan Jantung, 1 Orang Jamaah Haji Asal Tanjab Barat Meninggal Dunia, Sempat Dirawat di RS
Kedua bangunan pengendalian air tersebut mengaliri areal perkebunan tebu di sebagian wilayah Kabupaten Sleman dan sebagian wilayah Kabupaten Bantul.
Sri Sultan Hamengkubuwana IX dilantik pada hari Senin Pon tanggal 18 Maret 1940.
Berbarengan dengan situasi pergerakan dan perjuangan kemerdekaan RI.
Sri Sultan Hamengkubuwana IX berperan besar dalam keberadaan atau proses demokratisasi dan modernisasi Kraton Yogyakarta.
Masa ini terjadi perubahan penting yaitu bergesernya konsep kekuasaan absolut bergeser kearah yang bersifat demokratis dari konsep keagungbinatharaan menjadi konsep kekuasaan ‘Tahta Untuk Rakyat’
IKUTI KAMI DI INSTAGRAM:
NONTON VIDEO TERBARU KAMI DI YOUTUBE:
IKUTI FANPAGE TRIBUN JAMBI DI FACEBOOK: