Berita Selebritis
Masalah Serius Anak Dian Sastrowardoyo Terdiagnosis Autisme, Gangguan Tak Biasa di Mata dan Telunjuk
Bukan hanya tidak dapat menggerakkan telunjuk, perempuan berusia 37 tahun itu juga menyadari ada hal lain dari diri anaknya yang juga berbeda
Penderita ASD, kata dia, kerap disertai dengan kondisi gangguan medis dan perilaku lainnya, yaitu disabilitas intektual (45-60 persen), kejang (11-39 persen), gangguan pencernaan (50 persen), gangguan tidur, gangguan sensori (hipersensori maupun hiposensori), gangguan pemusatan perhatian dan gangguan perilaku lainnya.
Oleh sebab itu, dengan mengetahui sejak dini maka orang-orang yang berada di sekitar anak penyandang autisme bisa memberikan perhatian dan dukungan secara khusus terhadap perilaku mereka.
Orang tua bisa mulai menuntun anak bagaimana cara berinteraksi, berkomunikasi, serta bagaimana menghadapi perilakunya karena terkadang anak penyandang autisme mengalami cemas atau tantrum.
"Anak autis kadang berperilaku aneh sehingga berpotensi di-'bully'. Banyak anak autis tidak bisa bersendau gurau, kita bermaksud bercanda tetapi dia serius," kata dia.
Peran faktor genetik, lanjut dia, ditunjukkan adanya peningkatan kejadian ASD pada anak laki-laki, anak kembar identik, maupun pada anak yang mengalami kelainan bawaan seperti sindroma Fragil X.
Faktor lain yang diduga memicu kejadian ASD adalah tuanya usia ibu waktu melahirkan, penyulit kehamilan dan persalinan (ibu hamil dengan DM, prematur, asfiksia, infeksi bayi) dan faktor lingkungan (racun) yang menyebabkan gangguan perkembangan otak.
Direktur The Autism Initiative at Mercyhurst University Prof Bradley McGarry mengatakan pada prinsipnya autisme bukan tidak bisa disembuhkan tetapi memang tidak perlu disembuhkan.
Baginya, autisme merupakan bagian kekhususan dari anak itu sendiri.
"Maka orang tuanyalah yang sesungguhnya perlu diterapi supaya menganggap anak ini punya sesuatu yang lebih dan perlu diutamakan," kata Garry.* (Antara)
Artikel ini telah tayang di Wartakotalive