Berita Viral

6 Fakta Video Ayah Bopong Jenazah Anaknya Jalan Kaki, Mulai Kronologi dan Alasan dari Puskesmas

6 Fakta Video Ayah Bopong Jenazah Anaknya Jalan Kaki, Mulai Kronologi dan Alasan dari Puskesmas

Editor: Andreas Eko Prasetyo
IST
Ayah Ini Jalan Kaki Bawa Pulang Jenazah Anaknya, Pihak Puskesmas Tega Tolak Berikan Ambulans 

6 Fakta Video Ayah Bopong Jenazah Anaknya Jalan Kaki, Mulai Kronologi dan Alasan dari Puskesmas

TRIBUNJAMBI.COM - Kisah viral di media sosial akan video seorang ayah menggendong jenazah anaknya dari puskesmas karena tidak diberikan pinjaman mobil ambulans.

Supriyadi (40), warga Kampung Kelapa Indah, Cikokol, Tangerang menjadi perbincangan publik lantaran membopong jenazah keponakannya, Muhammad Husein (8) dari Puskesmas Cikokol dengan berjalan kaki, Jumat (23/8/2019).

Supriyadi terpaksa membopong jenazah dengan berjalan kaki lantaran puskesmas tak memberikan ambulans.

Video Supriyadi membopong jenazah melewati jalan raya Cikokol pun menjadi viral hingga menyedot perhatian Wali Kota Tangerang.

1. Kronologi Tewasnya Husein

Kapolsek Tangerang, Kompol Hardi menjelaskan peristiwa yang membuat tewasnya Husein, dikutip TribunWow.com dari WartaKotaLive.com, Minggu (25/8/2019).

Husein meninggal karena tenggelam.

Hardi mengatakan saat itu, Husein bersama temannya, Fitrah Adi Hidayat (12) dan 2 orang lainnya sedang bermain di Sungai Cisadane sekira pukul 14.30 WIB, Jumat (23/8/2019).

Baca: Aksi Balap Liar di Bungo di Hentikan Warga, Puluhan Remaja Diamankan Polisi

Baca: Bukan Sinetron, Kisah Tragis Gadis Meninggal Dipelukan Kekasih Usai Bertanya: Mau Nikah Sama Umi?

Tiba-tiba Husein tenggelam dan Fitrah spontan menolong rekannya.

Dua teman lainnya segera meminta bantuan masyarakat.

“Tiba-tiba (satu) tenggelam, dan satunya menolong ikut tenggelam juga. Sehingga dua lainnya lari ke atas mencari bantuan ke masyarakat dan dilaporkan ke polisi juga,” kata Hardi.

Husein pada Jumat (23/8/2019) sore telah ditemukan tak sadarkan diri.

Supriyadi, paman Husein lalu mendengar kabar tersebut dan segera datang ke tkp.

"Saya dapat info jam 15.00 WIB. Sampai di sana korban sudah ditemukan," kata Paman Husein, Supriyadi, Minggu (25/8/2019).

Supriyadi, Paman yang menggendong jenazah keponakan di Puskesmas Cikokol, Tangerang
Supriyadi, Paman yang menggendong jenazah keponakan di Puskesmas Cikokol, Tangerang ((KOMPAS.COM/JIMMY RAMADHAN AZHARI))

Menyusul, Fitrah ditemukan juga dalam kondisi tak bernyawa.

Supriyadi pun segera ke lokasi dan memahami bahwa Husein telah tiada, dikutip TribunWow.com dari Kompas.com, Minggu (25/8/2019).

"Saya dapat info jam 15.00 WIB. Sampai di sana korban sudah ditemukan," kata Supriyadi.

Namun untuk memastikannya, ia pergi ke Puskesmas Cikokol untuk memeriksa kondisi Husein menggunakan sepeda motor, dengan dibantu warga sekitar.

"Dia (dokter Puskesmas) bilang, 'Pak saya cuma bisa berusaha'. Saya bilang enggak apa-apa, kalau emang enggak ketolong emang sudah takdir," ujarnya.

Baca: Pemkot Anggarkan Dana Kelurahan Rp 370 Juta, Fasha: Belum Temui Kendala Penggunaannya

Baca: Dihukum! 5 Prajurit TNI, Satu Mayor Terlibat Insiden Asrama Mahasiswa Papua di Surabaya Kena Sanksi

2. Ambulans Puskesmas Tak Bisa Antar

Supriyadi lantas berniat membawa pulang jenazah Husein dan meminta petugas untuk mengantar dengan ambulans.

Namun karena terhalang standard operational procedure (SOP), ambulans tak bisa mengantar.

Ambulans disebutkan hanya bisa mengantar pasien yang masih hidup saja.

Ia yang bekerja sebagai satpam di sebuah rumah sakit memahami aturan tersebut.

Puskesmas lantas menawarkan solusi.

"Nah. Dia (puskesmas) ngasih solusi (diberikan) nomor-nomor yang bisa dihubungi buat ambulans (jenazah)," tuturnya.

Baca: Ketika Kapolres Jayawijaya Ditembak 3 Kali oleh KKB, Begini Reaksi TNI-Polri Mendengar Hal Itu

Baca: Gebyar Kemerdekaan di Mitra Bangunan Supermarket, Dari Lucky Dip Hingga Smartphone Tanpa Diundi

3. Sempat Telepon Layanan Ambulans Gratis

Saat Supriyadi menghubungi salah satu dari nomor yang diberikan, ia mengalami kesulitan lain.

"Saat saya nelpon diterima, diangkat 'selamat sore bapak dengan ambulans gratis Kota Tangerang ada yang bisa saya bantu'. Saya lagi ngomong katanya sinyalnya putus-putus," ujarnya.

Supriyadi pun berputar kian kemari untuk mencari lokasi yang sinyalnya baik, namun tetap operator mengatakan hal yang sama.

Hingga tiga kali ia gagal menghubungi nomor tersebut.

Ia pun mencoba nomor-nomor lain yang diberikan pihak puskesmas, namun tidak ada yang tersambung.

Bahkan puskesmas yang mencoba menghubungi juga tak bisa tersambung.

Karena hari semakin sore, Supriyadi berpikir untuk mengantar dengan motor.

Baca: Detik-detik Kecelakaan Dovizioso dan Quartararo, Motor Terbakar Dovi Terkapar di MotoGP Inggris 2019

"Karena makin sore ya udah saya putuskan, saya tanya saudara saya yang lagi nungguin bisa enggak bawa jenazah pakai motor, bisa kata dia. Ya udah akhirnya saya bawa," ucapnya.

Saat itu Supriyadi yang berusaha menggotong keponakannya dengan berjalan kaki juga sempat ditahan pihak puskesmas.

Namun Supriyadi yang ingin segera menguburkan Husen tetap pergi.

Ini Penyebab Tewasnya Husein, Anak yang Jenazhnya Dibopong sang Ayah, karena Ditolak Ambulans
Ini Penyebab Tewasnya Husein, Anak yang Jenazhnya Dibopong sang Ayah, karena Ditolak Ambulans (Facebook Yuni Rusmini)

4. Detik-detik Supriyadi Bopong Jenazah

Dalam video yang disebarkan oleh akun Facebook Yuni Rusmini, Minggu (25/8/2019), saat Supriyadi berjalan dengan menggotong jenazah Husein, dipanggil oleh seorang warga.

Seorang pria botak menghampiri, mengatakan ada mobil yang mau mengatarkan keduanya.

"Hei Abang! Pakai mobil saja," ucapnya.

Paman Husein lantas turun dari jembatan penyeberangan dan segera ke arah mobil hitam tersebut.

Sejumlah warga turut membesarkan hati sang ayah.

"Sabar om, sabar," ujar warga.

Jenazah Husein pun dimasukkan ke dalam mobil dengan berhati-hati.

5. Dinkes Beri Penjelasan

Kepala Dinas Kesehatan, Liza Puspadewi menjelaskan, ambulans hanya dipergunakan bagi pasien dalam kondisi kegawatdaruratan yang memerlukan tindakan segera, dikutip TribunWow.com dari WartaKotaLive.com, Minggu (25/8/2019).

"Ditambah di dalam mobil ambulans banyak alat medis yang harus dalam kondisi steril," jelas Liza, Sabtu (24/8/2019).

Ia pun meminta maaf kepada keluarga korban tenggelam di sungai Cisadane karena sudah menolak untuk melayani pengantaran jenazah.

"Mewakili Pemkot Tangerang, saya mohon maaf kepada keluarga korban yang tenggelam," kata Kepala Liza Puspadewi melalui keterangan tertulisnya.

6. Wali Kota Tangerang Minta Maaf

Sedangkan Wali Kota Tangerang Arief R Wismansyah mendatangi rumah korban untuk meminta maaf.

"Kejadian ini memang sudah viral, kami langsung menggelar takziah dan meminta maaf kepada keluarga korban," ujar Arief, Minggu (25/8/2019).

Ia menjelaskan, bahwa keluarga korban yang meminta pelayanan ambulans memang dapat penolakan.

"Akhirnya pamannya yang bawa almarhum ananda Husein ini ke rumah duka dengan berjalan kaki," ucapnya.

Dirinya mengakui, hal ini karena adanya SOP pelayanan Dinkes di Puskesmas.

"Ini masalah SOP pelayanan Dinkes di Puskesmas," kata Arief.

Wali Kota Tangerang Arief R. Wismansyah mendatangi rumah korban, Minggu (25/8/2019)
Wali Kota Tangerang Arief R. Wismansyah mendatangi rumah korban, Minggu (25/8/2019) (Warta Kota)

(TribunWow.com/ Roifah Dzatu Azmah)

Artikel ini telah tayang di Tribunwow.com dengan judul 6 Fakta Viral Bopong Jenazah Jalan Kaki, Kronologi Lengkap, Alasan Puskesmas hingga Reaksi Wali Kota

IKUTI KAMI DI INSTAGRAM:

NONTON VIDEO TERBARU KAMI DI YOUTUBE:

Sumber: TribunWow.com
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved