Muntah Darah Tertimpa Kayu, Anggota Manggala Agni di Jambi Meninggal Dunia Padamkan Karhutla
Seorang anggota Manggala Agni Daops Muara Bulian Kabupaten Batanghari, Asmara menghembuskan napas terakhir, Jumat (23/8) dini hari
Penulis: Rian Aidilfi Afriandi | Editor: bandot
Muntah Darah Lalu Meninggal, Anggota Manggala Agni di Jambi Meninggal Dunia Padamkan Karhutla di Tahura
TRIBUNJAMBI.COM - Kabar duka tersiar saat pemadaman kebakaran hutan dan lahan (karhutla) di Batanghari, Provinsi Jambi.
Seorang anggota Manggala Agni Daops Muara Bulian Kabupaten Batanghari, Asmara menghembuskan napas terakhir, Jumat (23/8) dini hari.
Asmara meninggal akibat tertimpa pohon saat bertugas memadamkan kebakaran hutan di Hutan Taman Raya (Tahura) Km 13, Desa Senami.
Sempat dirawat di RSUD Hamba Muara Bulian, Asmara kemudian dirujuk ke Rumah Sakit Siloam Jambi, lantaran kondisinya kritis.
Luka tersebut diderita Asmara saat memadamkan api di wilayah Hutan Taman Raya (Tahura) STS Batanghari, Kamis (22/8/2019)
Asmara tertimpa kayu hingga mendapat luka serius pada kepala sebelah kiri.
Baca: 2.302 Transkasi Mencurigakan Terjadi di Jambi, PPATK Catat Ada Transkasi Rp 27 Miliar
Baca: Hobi Dengan Mama Muda, Raffi Ahmad Ternyata Pernah Naksir Dessy Ratnasari Sampai Kasih Hadiah Ini
Baca: Terungkap Nama Asli Luna Maya, Tinggi Badan dan Kisah Masa Kecil yang Tak Pernah Diketahui Orang
Sebelumnya, korban dilarikan ke RSUD Hamba Muara Bulian untuk mendapatkan perawatan.
Hanya saja, kondisinya dikhawatirkan makin memburuk dan harus dibawa ke RS Siloam.
"Korban mengalami luka robek pada kepala sebelah kiri, pendarahan aktif pada telinga sebelah kiri sehingga dirujuk ke RS Siloam. Ditakutkan ada Fraktur Basis Kranii atau patah tulang tengkorak," kata dr Desi selaku dokter jaga poli umum RSUD Hamba Muara Bulian kepada wartawan.
Asmara meninggalkan satu istri dan dua anak.
Jenazah akan dimakamkan di desa kelahirannya, yaitu di RT 05, Dusun Anggrek, Desa Bathin, Kecamatan Bajubang, Kabupaten Batanghari.

Manggala Agni merupakan Brigade Pengendalian Kebakaran Hutan Indonesia yang dibentuk Kementerian Kehutanan sejak 2003.
Informasi itu dibenarkan Kepala BPBD Kabupaten Batanghari, Nazhar, melalui pesan Whatsapp.
"Innalillahiwainalillahirojiun. Kami keluarga besar BPB Batanghari turut berduka," ujarnya.
Sementara itu, Pelaksana Tugas Kepala Pusat Data Informasi dan Humas BNPB, Agus Wibowo, mengatakan peristiwa tersebut terjadi pada pukul 15.00 WIB.
Dia menjelaskan kronologi kejadiannya.
Saat itu, Tim Satgas sedang melakukan pemadaman dengan menggunakan tanki milik MA Daops Muara Bulian.
Suplai air di tanki tersebut habis. Tim kemudian bermaksud melakukan pengisian ulang tanki, diikuti oleh Asmara dan Kuntoro dengan menggunakan sepeda motor.
Beberapa meter berjalan tiba-tiba sebatang kayu besar roboh menimpa kepala Asmara.
Kondisi Asmara kritis.
Tim Satgas Karhutla segera membawa korban ke RSUD Abdul Majid Batoe Muara Bulian.
Baca: Leonardo DiCaprio Tewas Akibat Kecelakaaan Maut di Pekanbaru, Ini Fakta-faktanya
Baca: Sebut Bagian Sensitif Goo Hye Sun Tak Seksi, Ahn Jae Hyun Panen Kecaman
Baca: Hotman Paris Siap Full Servis untuk Vanessa Angel, Sampai Beri 3 Jaminan, Vanessa Angel: Cukup Bang
Sementara itu peralatan medis yang ada di RS tersebut kurang menunjang, korban pun dirujuk ke RS Siloam Jambi.
"Akan tetapi takdir berkata lain saudara Asmara meninggal dunia sekira pukul 01.15 Jum'at, 23 Agustus 2019," kata Agus.
Sebelumnya, korban sempat dilarikan ke Instalasi Gawat Darurat (IGD) RSUD Hamba Muara Bulian untuk mendapatkan perawatan.
Hanya saja, kondisinya dikhawatirkan makin memburuk dan harus dibawa ke RS Siloam Jambi.
dr Desi selaku dokter jaga poli umum RSUD Hamba Muara Bulian.
"Korban mengalami luka robek pada kepala sebelah kiri, pendarahan aktif pada telinga sebelah kiri sehingga dirujuk ke RS Siloam. Ditakutkan ada Fraktur Basis Kranii atau patah tulang tengkorak," sebutnya kepada wartawan.
Dari hasil pemeriksaan, kata Desi tak adla luka lain pada tubuh korban.
"Lukanya hanya dari telinga serta muntah darah. Kita takutnya ada fraktur dan karena di sini tak ada alat scannya," ujarnya.
Saat ini, kata Desi, korban masih belum sadarkan diri dan dalam kondisi kritis namun sudah stabil.
"Pendarahannya sudah mulai berkurang karena sudah diberikan pengobatan," pungkasnya. (Rian Aidilfi Afriandi / Tribunjambi.com)