Tour of Duty Kopassus, Kisah Praka Soeprapto Lakukan Pengejaran hingga Ditembak

Peluru sempat menembus tulang lengan kirinya, yang hingga saat ini pun kondisi tangan kirinya sudah tidak normal seperti dulu.

Editor: Duanto AS
Istimewa
Prajurit Kopassus 

Peluru sempat menembus tulang lengan kirinya, yang hingga saat ini pun kondisi tangan kirinya sudah tidak normal seperti dulu.

TRIBUNJAMBI.COM - Sepertinya kisah Koppasus tidak ada habisnya untuk diceritakan.

Satu diantaranya adalah kisah Praka Soeprapto yang merupakan Grup 1 Kopassus TNI AD.

Saat itu dirinya bermarkas di Serang sedang ditugaskan dalam tour of duty ke Aceh.

Penugasan ini bukanlah yang pertama, Praka Soeprapto sudah beberapa kali wilayah konflik tersebut.

Kopassus
Kopassus (AMMOchambers)

Dalam penugasan ke tiga inilah Praka Soeprapto mengalami kisah hidup yang membekas hingga kini.

Kisah Praka Soeprato, prajurit Grup 1 Kopassus, meski sudah 2 kali menjalani operasi, operasi ke tiga ini yang paling membekas hingga kini.

Baca: Tubuh Pratu Suparlan Dihujani Ratusan Peluru, Kopassus Korbankan Nyawa untuk Selamatkan Tim

Baca: Susi, Umi dan Tuti Jadi Sandi Rahasia Kopassus, Efektif Bikin Musuh Babak Belur

Baca: Dar Der Dor Hujan Peluru di Saparua, Kepala Kopassus Denjaka dan Paskhas Diincar Sniper

Baca: Detik-detik Polisi Jogja Tilang KSAD di Perempatan Tugu Dekat Malioboro, Baru Sadar saat Baca SIM

Dia tertembak peluru senjata GAM (Gerakan Aceh Merdeka) saat melakukan operasi rutin di Kampung Mereu, Kecamatan Indrapuri, Kabupaten Aceh Besar pada 24 April 2005.

Saat itu Praka Soeprato sebagai anggota Tim 2 Dharma 14 mendapat tugas untuk melakukan patroli dan penyisiran.

Setelah mendapat informasi dari Koramil Indrapuri dan masyarakat sekitar yang melaporkan.

Ada sekelompok pemberontak GAM bersenjata berkekuatan tiga hingga empat orang yang berada di gubuk-gubuk kebun kosong dan berusaha merapat ke perkampungan untuk menambah pembekalan logistik.

Praka Soeprapto di hari kedua operasi pengejaran, saat itu bersama tim sekitar jam enam pagi melakukan penyisiran.

Namun ketika sudah mau pulang ke markas, beliau melihat dua orang di sebuah gubuk berpakaian sipil tanpa senjata.

Anehnya, ketika didekati mereka langsung lari saat pasukan akan menuju gubuk tersebut.

Karena dianggap mencurigakan, Dantim 2 Dharma 14, Serda Lasdiyanto langsung memerintahkan empat orang anggotanya untuk mengejar dan menangkap kedua orang tersebut.

Halaman
123
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved