Sejarah Indonesia

Dituduh PKI, Nasib Tragis Teuku Markam, Sosok Penyumbang 38 Kg Emas untuk Monas, Hartanya Dijarah

Dituduh PKI, Nasib Tragis Teuku Markam, Sosok Penyumbang 38 Kg Emas untuk Monas, Hartanya Dijarah

Editor: Andreas Eko Prasetyo
ist
Siapa Sebenarnya Teuku Markam, Selain Sumbang 28 Kg Emas Monas, Kekayaannya Sanggup Dirikan BUMN 

Lalu dipindah lagi ke tahanan Cipinang, dan terakhir dipindahkan ke tahanan Nirbaya, tahanan untuk politisi di kawasan Pondok Gede Jakarta Timur.

Tahun 1972 ia jatuh sakit dan terpaksa dirawat di RSPAD Gatot Subroto selama kurang lebih dua tahun.

Teuku Markam baru bebas tahun 1974. Soeharto, Ketua Presidium Kabinet Ampera I, pada 14 Agustus 1966 mengambil alih aset Teuku Markam berupa perkantoran, tanah dan lain-lain, yang kemudian dikelola PT. PP Berdikari yang didirikan Suhardiman, Bustanil Arifin, Amran Zamzami atas nama pemerintahan RI.

Pada tahun 1974, Soeharto mengeluarkan Keppres N0 31 Tahun 1974 yang isinya antara lain penegasan status harta kekayaan eks PT Karkam/PT Aslam/PT Sinar Pagi yang diambil alih pemerintahan RI tahun 1966 berstatus pinjaman yang nilainya Rp 411.314.924 sebagai modal negara di PT. PP Berdikari.

Baca: Anggota SMB Mengadu ke Ombudsman dan Kantor Staf Presiden, Berharap Aktor Intelektual Dibongkar KSP

4. Raga Dipenjara, Harta Dijarah

Penderitaan Markam bukan hanya ketika ia difitnah kemudian dipenjara.

Ada satu lagi kezaliman yang menimpa padanya dan dilakukan oleh pemerintah Soeharto. Ya, hal tersebut tak lain adalah diakusisinya semua properti dan harta Markam menjadi milik negara.

Kantor, tanah-tanah, bisnis, dan apapun yang jadi milik Markam, diambil oleh pemerintah. Yang lebih miris, tak sedikitpun hartanya yang disisakan untuk keluarga dan anak-anaknya.

Alhasil, hidup sanak keluarga saudara kaya ini terlunta-lunta padahal sebelumnya sangat berkecukupan.

Setelah Markam keluar di tahun 1974, ia dan keluarganya juga masih kesusahan untuk mengklaim hartanya lagi.

Baca: Sang Komandan Geleng-geleng Lihat Kelihaian Sniper Kopassus, Bos Fretilin Tumbang dari Atas Kuda

5. Nama Markam Tetap Belum Bersih

Bebas dari penjara bukan menjadi hal yang benar-benar bagus bagi Markam.

Ia masih sering mendapatkan pandangan menghina orang-orang karena dianggap sebagai antek PKI.

Padahal Markam jelas berjuang keras untuk bangsa ini, juga untuk orang-orang yang memandangnya sinis itu.

Yang disesalkan Markam dan keluarganya adalah namanya yang tak kunjung dibersihkan.

Bahkan ketika kekuasaan Orde baru tamat, ia juga tak mendapatkan namanya direhabilitasi. Alhasil, sampai tua Markam tetap dianggap pengkhianat.

Padahal apa yang dilakukannya bagi bangsa ini benar-benar besar.

Miris kalau mendengar kisah sosok satu ini. Ia berjuang bagi negara, tetapi sebaliknya malah mendapatkan persiapan yang sangat tidak menyenangkan ini.

Markam sendiri mungkin tidak pernah menyesal, tapi jauh di dalam hati, sosok itu pasti mengatakan ini seperti jadinya, maka tak pernah sudi sendiri membantu Indonesia.

"Bangsa yg kerdil adalah bangsa yg lupa sejarahnya" (Dian Anditya Mutiara/Warta Kota)

SUMBER: Intisari

IKUTI KAMI DI INSTAGRAM:

NONTON VIDEO TERBARU KAMI DI YOUTUBE:

IKUTI FANPAGE TRIBUN JAMBI DI FACEBOOK:

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved