Kerusuhan di Papua
Tuding Ada Kelompok yang Memobilisasi, Ini Kata Kapolri Tito Karnavian Penyebab Kerusuhan Manokwari
"Ya orang Papua harus kita perlakukan secara adil. Orang bugis, semua harus diperlakukan secara adil," kata dia.
Netralisir
Menyusul aksi demo massa dan rusuh di Papua, Tito Karnavian mengatakan sudah ada upaya menetralisir yang dilakukan kepala daerah, yang berkaitan dengan dua insiden bentrokan antara mahasiswa Papua di Malang dan Surabaya pekan lalu.
"Sebenarnya kejadian di Surabaya dan Malang, insiden kecil yang sudah dilokalisir dan sudah diselesaikan oleh Muspida setempat Baik Ibu Gubernur Kapolda maupun Bapak Pangdam," katanya.
Namun yang disayangkan adalah muncul isu tak benar dan bermuatan hoaks yang berkembang setelahnya.
Seperti adanya pernyataan rasial yang cenderung tak etis dari oknum tertentu yang terlibat saat bentrokan di Surabaya (16/8/2019) kemarin, pecah.
"Kemudian muncul hoaks mengenai ada kata-kata yang kurang etis mungkin dari oknum tertentu," ujarnya.
Kapolri menyebut sempat beredar juga foto-foto hoaks di dunia maya yang menampilkan kondisi sesosok tubuh manusia tergeletak tak bernyawa yang dinarasikan seakan sosok itu adalah satu diantara mahasiswa Papua meninggal di lokasi bentrokan.
"Kemudian muncul gambar seolah-olah ada adik kita dari Papua yang meninggal, padahal tidak, ini hoaks," tuturnya.
Tito menduga situasi yang samacam itu sengaja diembuskan oleh oknum tertentu sehingga memicu tindakan reaksioner masyarakar Manokwari Papua Barat, seperti saat ini.
Bentuk tindakan reaksioner itu berujung pada pembakaran Gedung DPRD yang dilakukan okeh mobilisasi massa dalam jumlah besar.
"Ada yang mengembangkan dan berkembang di Manokwari kemudian berkembang ke Jayapura dan kemudian terjadi mobilisasi massa," katanya.
Tito Karnavian berharap pada masyarakat Papua agar tidak mudah terpamcing dengan informssi yang tidak benar, dan memiliki kecenderungan dekonstruktif.
"Jadi komunikasi mengerti saling dan jangan sampai mudah terpancing," ujarnya.
Kemudian teruntuk masyarakat diluar Papua, seperti Jatim, Jateng, Jabar, agar senantiasa terbuka dan tidak menutup diri dengan adanya pendatang dari Papua.
Tito mengatakan, mereka merupakan bagian dari Indonesia