Bukan Cuma Kemarau, Tahun 2019 Diprediksi Jadi Tahun Terpanas, Ini Dampaknya bagi Manusia!

Tidak hanya itu, studi yang dipublikasikan pada jurnal Geophysical Research Letters menyatakan bahwa dampak El Nino semakin memburuk di beberapa tahun

Editor: Suci Rahayu PK
(Ekaterina_Simonova)
Ilustrasi pemanasan global 

Bukan Cuma Kemarau, Tahun 2019 Diprediksi Jadi Tahun Terpanas, Ini Dampaknya bagi Manusia!

TRIBUNJAMBI.COM - Peristiwa El Nino kemungkinan sedang berlangsung, meningkatkan cuaca ekstrem yang diperburuk oleh perubahan iklim.

Dan menurut para ilmuwan, 2019 akan menjadi tahun terpanas dalam sejarah manusia.

Berdasarkan data dari Climate Predicition Center di National Oceanic and Atmospheric Administration, 80% El Nino penuh telah dimulai dan akan berlangsung setidaknya hingga akhir Februari 2019.

Baca: Viral di Sebar Via Whatsapp dan Twitter, Video Mesum Tiga Pria dan Seorang Gadis Muda di Kamar Hotel

Baca: UPDATE Kualitas Udara Kota Jambi, DLH Minta Masyarakat Kenakan Masker Saat di Luar Ruangan

Baca: Download Lagu MP3 DJ Remix Full Bass 10 Jam Nonstop, Video DJ Opus, DJ Nanda Lia, DJ Slow Full Album

Tidak hanya itu, studi yang dipublikasikan pada jurnal Geophysical Research Letters menyatakan bahwa dampak El Nino semakin memburuk di beberapa tahun terakhir akibat perubahan iklim.

Dampaknya pun akan semakin parah apabila suhu Bumi terus meningkat.

"Dengan El Nino, sangat mungkin 2019 menjadi tahun terpanas," ujar Samantha Stevenson, ilmuwan iklim di University of California, Santa Barbara.

Ilustrasi
Ilustrasi (NET)

Tahun-tahun terpanas di Bumi telah terjadi dalam empat tahun terakhir, yaitu 2015-2018.

Dipicu oleh peningkatan emisi karbon dioksida yang memerangkap panas dan telah melebihi rekor.

Iklim Bumi lebih hangat dari rata-rata abad ke-20 selama 406 bulan terakhir.

Artinya, tidak ada orang di bawah usia 32 tahun yang pernah mengalami dingin seperti di masa tersebut.

"Pemanasan yang meningkat akan memengaruhi kesehatan manusia, serta akses ke makanan dan air tawar. Itu juga bisa menyebabkan kepunahan hewan dan tumbuhan, merusak kehidupan terumbu karang dan makhluk laut," kata Elena Manaenkova, Sekretaris Jenderal World Meteorological Organization (WMO).

Bahaya panas

Dunia yang menghangat berarti akan ada kerusakan ekstrem dan cuaca berbahaya seperti gelombang panas, kebakaran, kekeringan, banjir dan badai ganas.

Pada 2018, ada lebih 70 badai tropis di Belahan Bumi Utara.

Halaman
12
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved