Berita Tanjab Timur

Nelayan di Tanjab Timur Disarankan Pakai GPS, Antisipasi Kabut Asap di Laut

Nelayan di Tanjab Timur Disarankan Pakai GPS, Antisipasi Kabut Asap di Laut

Penulis: Abdullah Usman | Editor: Deni Satria Budi
Tribunjambi/Abdul Usman
Perahu nelayan di Kampung Laut, Tanjab Timur. Nelayan di Tanjab Timur Disarankan Pakai GPS, Antisipasi Kabut Asap di Laut 

Nelayan di Tanjab Timur Disarankan Pakai GPS, Antisipasi Kabut Asap di Laut

TRIBUNJAMBI.COM, MUARA SABAK - Mengingat musim kemarau dan hujan belum mengguyur sejak beberapa pekan terakhir, ditambah kasus kebakaran hutan dan lahan (Karhutla) masih kerap terjadi.

Dinas Perikanan Tanjab Timur minta nelayan untuk melengkapi keamanan kapal dengan menggunakan alat.

"Kita imbau kepada para nelayan untuk memanfaatkan teknologi seperti GPS atau minimal Radio contr saat melaut. Ditambah saat ini beberapa kawasan laut mulai diselimuti kabut dan jarak pandang terbatas," sebut Kepala Dinas Perikanan Tanjab Timur, Ibnu Hayat.

Baca: Kabut Asap Selimuti Perairan, Nelayan Sebut Belum Mengkhawatirkan,Pohon di Pinggiran Masih Kelihatan

Baca: Kolesterol Naik Gara-gara Banyak Makan Daging? Ini Makanan untuk Menurunkannya!

Baca: Jadwal Manchester United di Liga Inggris 2019/2020 Pekan Kedua, Tanding Lawan Wolves, Catat Waktunya

"Selain itu, perlu juga dipertimbangkan terkait keamanan dan safety. Seperti pelampung dan lainnya," tambahnya.

Menurutnya, saat ini masih banyak dijumpai para nelayan maupun pemilik kapal motor yang tidak memiliki GPS sebagai alat pandu saat berada di laut.

Dimana saat musim kemarau dan berkabut seperti ini, GPS sangat berguna bagi penuntun kapal.

"Terutama untuk kapal yang melakukan jarak tempuh 7 mil ke laut sudah harus memiliki wajib menggunakan GPS," ujarnya.

Kadis Perikanan Tanjab Timur, Ibnu Hayat
Kadis Perikanan Tanjab Timur, Ibnu Hayat (Tribunjambi/Abdullah Usman)

Saat ini pemerintah daerah sendiri belum bisa melakukan pengajuan untuk bantuan GPS tersebut, selain anggaran yang cukup besar untuk satu unit GPS jika pun harus bantuan kementrian, nama kementerian baru menyalurkan bantuan tersebut harus melalui kelompok.

"Per Unitnya lengkap fullset untuk alat GPS ini harganya cukup tinggi per unit Rp 7 juta," tuturnya

Kalau untuk pengguna kapal diatas 10 GT GPS ini sudah sangat wajib mereka miliki. Saat ini di Tanjab Timur kapal motor yang berkapasitas diatas 10 GT tersebut Jumlahnya diatas belasan mungkin sampai puluhan.

Baca: Tekan Harga BBM Tinggi Untuk Nelayan, Pemkab Tanjab Timur Dorong Masyarakat Menjadi Sub Penyalur

Baca: Dipicu Masalah Papua Barat, Bung Karno Pernah Semprotkan Kalimat Ini, hingga Menlu AS Ketar-ketir

Baca: 7 Fakta Ayah Ajak Anaknya Berusia 4 Tahun Naik Motor Semarang-Mekkah, Modal GPS dan Punya Misi Ini

"Meski demikian masih ada sebagian yang belum memiliki GPS, sebagian ada meski beda tipe (sejenis radio)," jelasnya

Sejauh ini pihaknya berkoordinasi dengan pihak terkait, baik melibatkan instansi pemerintahan yang ada di pemda maupun provinsi. Terutama berkoordinasi dengan BMKG untuk mengetahui terkait gelombang dan cuaca saat ini dilautan.

Dikatakannya pula,meski sejauh ini belum ada laporan dari nelayan namun dari hasil pantauan satuan kerja (satker) di lapangan pada bulan juli, bersama KPLP, Airud, Syahbandar dan dinas perikanan provinsi didampingi dinas perikanan kabupaten.

"Adapun tujuan pengecekan tersebut diantaranya untuk mewaspadai dampak cuaca buruk dan kabut di kawasan laut akibat kebakaran hutan," pungkasnya.

Nelayan di Tanjab Timur Disarankan Pakai GPS, Antisipasi Kabut Asap di Laut (Abdullah Usman/Tribun Jambi)

Sumber: Tribun Jambi
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved