Khutbah Idul Adha

Materi Khutbah Idul Adha 1440H, ' Meneladani Nabi Ibrahim dan Menjalankan Dakwah Islam'

Satu diantara bagian Salat Idul Adha adalah Khutbah yang disampaikan seorang khatib

Editor:
tribunjambi/muzakkir
Plh Bupati Merangin Sibawaihi bersama kepala OPD di lingkup Pemerintah Kabupaten Merangin sholat Idul Adha bersama di Masjid Baitul Makmur Sungai Musang, Bangko. 

Namun fanatisme buta kaumnya terhadap sesembahan mereka membuat nalar mereka mati, akal tidak lagi berpikir secara logis dan rasional. Kita saksikan bagaimana Al-Quran mengabadikan dialog mereka di dalam Al-Quran ketika mengetahui sesembahan mereka hancur lebur. Allah mengisahkan pertanyaan mereka:

قَالُوا مَنْ فَعَلَ هَٰذَا بِآلِهَتِنَا إِنَّهُ لَمِنَ الظَّالِمِينَ

Artinya, “Mereka berkata, siapa yang melakukan ini terhadap tuhan-tuhan kami. Sesungguhnya dia termasuk orang-orang yang berbuat zalim.” (QS Al-Anbiya’ : 59)

Mari kita simak dengan benar pertanyaan mereka, “Siapakah yang melakukan ini terhadap tuhan-tuhan kami?” Kalau seandainya sesembahan mereka itu tuhan yang layak disembah, maka bagaimana mungkin tuhan tersebut membiarkan seorang anak muda menghancurkannya? Sebuah pernyataan yang secara otomatis membantah kesyirikan mereka.

Kaum Muslimin yang dirahmati Allah

Merekapun sepakat bahwa yang melakukan ini pastilah Ibrahim. Sehingga mereka menyidang Nabi Ibrahim di hadapan khalayak ramai. Ketika mereka menghadirkan Ibrahim, mereka bertanya, apakah engkau yang melakukan ini terhadap tuhan-tuhan kami?

BACA JUGA  7 Amal Shalih yang Dianjurkan pada 10 Awal Dzulhijjah
Nabi Ibrahim kembali menyampaikan kebatilan cara berpikir mereka, Nabi Ibrahim kembali menjelaskan dengan cermat bahwa apa yang mereka sembah selain Allah adalah sebuah kebatilan yang nyata.

Nabi Ibrahim berkata :

قَالَ بَلْ فَعَلَهُ كَبِيرُهُمْ هَٰذَا فَاسْأَلُوهُمْ إِنْ كَانُوا يَنْطِقُونَ

Artinya, “Ibrahim berkata, “Sebenarnya yang melakukannya adalah patung yang besar ini. Silahkan tanyaka kepadanya jika seandainya mereka mampu berbicara.” (QS Al-Anbiya’ : 63)

Nabi Ibrahim kembali membuat mereka mati kutu. Sebuah jawaban yang meluluh-lantakkan pondasi kesyirikan mereka. Silahkan tanya tuhan-tuhan kalian, jika mereka bisa berbicara? Sebuah jawaban yang mebuat mulut mereka terbungkam.

Jangankan untuk dijadikan tuhan, untuk dijadikan budak saja mereka tidak layak. Ketika seseorang akan membeli budak, dan dia dihadapkan kepada dua budak, yang satu bisu sedangkan yang satunya bisa berbicara, maka tentunya dia akan memilih yang bisa berbicara. Nah untuk memilih budak saja seseorang mengutamakan yang bisa berbicara, lantas bagaimana mungkin seseorang memilih tuhan yang tidak bisa berbicara.

Setelah mereka mengakui bahwa apa yang mereka sembah tidak mampu berbicara, Nabi Ibrahim kembali menyerang pondasi mereka dengan bertanya:

قَالَ أَفَتَعْبُدُونَ مِنْ دُونِ اللَّهِ مَا لَا يَنْفَعُكُمْ شَيْئًا وَلَا يَضُرُّكُمْ

Artinya, “Nabi Ibrahim berkata, “Apakah kalian beribadah kepada selain Allah yang mana (sembahan selain Allah) tidak bisa mmberikan manfaat sedikitpun kepada kalian dan juga tidak bisa mendatangkan madhorot kepada kalian.” (QS Al-Anbiya’ : 66)

Halaman
1234
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved