Khutbah Idul Adha
Materi Khutbah Idul Adha 1440H, ' Meneladani Nabi Ibrahim dan Menjalankan Dakwah Islam'
Satu diantara bagian Salat Idul Adha adalah Khutbah yang disampaikan seorang khatib
Ketika kita membaca firman Allah SWT yang berbunyi :
أَلَا إِنَّ أَوْلِيَاءَ اللَّهِ لَا خَوْفٌ عَلَيْهِمْ وَلَا هُمْ يَحْزَنُونَ
Artinya, “Ingatlah, sesungguhnya wali-wali Allah itu, tidak ada kekhawatiran terhadap mereka dan tidak (pula) mereka bersedih hati.” (QS Yunus 62)
Maka salah satu sosok yang bisa kita teladani sebagai wali Allah yang tidak merasakan khawatir dan juga tidak bersedih atas apa yang menimpanya di jalan Allah adalah Nabi Ibrahim as.
Nabi Ibrahim adalah pembawa risalah kebenaran satu-satunya pada masa itu. Seluruh kaumnya berbuat syirik kepada Allah, ada yang menyembah bintang-bintang dan ada pula yang menyembah berhala dan bapak Nabi Ibrahim termasuk dari orang yang menyembah berhala.
Dakwah pertama yang dilakukan Nabi Ibrahim as adalah menyeru bapaknya kepada agama tauhid, agar bapaknya mau mengikuti kebenaran yang dibawa oleh Ibrahim as.
Allah SWT mengisahkan dakwah Ibrahim kepada bapaknya.
إِذْ قَالَ لِأَبِيهِ يَا أَبَتِ لِمَ تَعْبُدُ مَا لَا يَسْمَعُ وَلَا يُبْصِرُ وَلَا يُغْنِي عَنكَ شَيْئًا
Artinya, “Ingatlah ketika ia berkata kepada bapaknya; “Wahai bapakku, mengapa kamu menyembah sesuatu yang tidak mendengar, tidak melihat dan tidak dapat menolong kamu sedikitpun?” (QS Maryam : 42)
Namun ajakan Ibrahim kepada bapaknya untuk bertauhid, menjadikan Allah sebagai satu-satunya Dzat yang disembah, ditaati dan diikuti aturannya berbuah ancaman dan kemarahan dari sang ayah. Allah SWT berfirman:
قَالَ أَرَاغِبٌ أَنْتَ عَنْ آلِهَتِي يَا إِبْرَاهِيمُ ۖ لَئِنْ لَمْ تَنْتَهِ لَأَرْجُمَنَّكَ ۖ وَاهْجُرْنِي مَلِيًّا
Artinya, “Berkata bapaknya: “Bencikah kamu kepada tuhan-tuhanku, hai Ibrahim? Jika kamu tidak berhenti, maka niscaya kamu akan kurajam, dan tinggalkanlah aku buat waktu yang lama.” (QS Maryam : 46)
Meskipun mendapat penolakan dari bapaknya, Ibrahim muda tidak patah arang. Dia terus memberikan argumentasi-argumentasi yang mematikan dan membuat orang-orang kafir mati kutu atas argumentasi yang disampaikan oleh Ibrahim.
Dan puncak dari itu semua adalah ketika Ibrahim as dengan gagah berani menghancurkan berhala-berhala sesembahan kaumnya dan menyisakan berhala yang paling besar serta mengalungkan kapak kepada berhala yang paling besar.
Nabi Ibrahim memahami betul resiko yang dia hadapi atas perbuatannya. Kemurkaan serta kemarahan dari kaumnya tidak akan terhindarkan. Akan tetapi Nabi Ibrahim tetap melakukan hal tersebut untuk memberikan pesan yang jelas dan nyata kepada kaumnya bahwa peribadatan kepada patung-patung yang mereka lakukan adalah suatu kebatilan dan prilaku yang tidak bisa diterima oleh akal sehat manusia.