Dimakamkan di Tanah Suci Mekkah, Ternyata Permintaan Mbah Maimun Semasa Hidup
Jenazah Mbah Moen akan dimakamkan di Mekkah, tepatnya di Ma'la, kompleks pemakaman tertua di Mekkah.
Rencananya, jenazah Mbah Moen akan disalatkan terlebih dahulu di Mekkah setelah Zuhur waktu setempat.
Jenazah Mbah Moen akan dimandikan di kompleks Masjid Al-Muhajirin, kemudian setelah sholat Dzuhur, jenazah akan disalatkan di Masjidil Haram.
Pemakaman Ma'la berjarak kurang lebih 1,5 km dari Masjidil Haram.
Pemakaman Ma’la sebenarnya bukan pemakaman bagi jemaah haji yang meninggal dunia, tapi pemakaman bagi penduduk Makkah.
Kiai kelahiran Rembang 28 Oktober 1928 tersebut, meninggal di usia 90 tahun.

Mbah Moen pernah menginginkan untuk didoakan agar bisa meninggal pada hari Selasa.
Hal tersebut diungkapkan oleh seorang menantu Mbah Moen, KH Zuhrul Anam Hisyam atau lebih akrab disapa Gus Anam dalam akun Facebook-nya.
"Innalillahi Wainnailaihi rojiun, Telah Wafat Syaikhona Mbah KH Maimoen Zubair (Mbah Moen). di Makkah Mukarromah. Semoga khusnul khotimah."
"Mbah Yaii Maimun pernah dawuh, minta didoakan meninggal pada hari Selasa karena biasanya orang ahli ilmu itu meninggal nya hari Selasa," tulis Gus Anam di laman Facebook miliknya.
Selain itu, Mbah Moen juga pernah minta didoakan agar meninggal ketika menjalankan ibadah haji.
"Dan minta didoakan meninggal di Makkah pas haji... Masya Allah... Diijabah oleh Allah semuanya," tulis Gus Anam.
Pada waktu muda, KH Mbah Moen sempat belajar ke beberapa guru di Indonesia bahkan hingga tanah Mekkah.
Maimoen muda sejak kecil telah mendapat pelajaran agama yang mendalam dari orang tuanya, Kiai Zubair yang merupakan kiai asal Rembang yang memiliki kedalaman ilmu mengenai agama.
Mbah Moen sempat belajar kepada beberapa guru ngaji di Pesantren Lirboyo, Kediri.
Kemudian pada umur 21, Maimoen meneruskan belajarnya di Mekkah dengan didampingi kakeknya, Kiai Ahmad bin Syuaib.
FOLLOW INSTAGRAM TRIBUN JAMBI:
(Tribunnews.com/tio)
Artikel ini telah tayang di Tribunnews.com dengan judul Jenazah Mbah Moen Dimakamkan di Mekkah, Ini Alasannya