Kemarau, Ribuan Hektare Sawah di Merangin Terancam Gagal Panen

Ribuan hektare lahan sawah di Kabupaten Merangin terancam gagal panen. Hal itu disebabkan kemarau yang terjadi saat ini.

Penulis: Muzakkir | Editor: Teguh Suprayitno
ist
Musim kemarau membuat petani di Merangin terancam gagal panen. 

Kemarau, Ribuan Hektare Sawah di Merangin Terancam Gagal Panen

TRIBUNJAMBI.COM, BANGKO -- Ribuan hektare lahan sawah di Kabupaten Merangin terancam gagal panen. Hal itu disebabkan kemarau yang terjadi saat ini.

Informasi yang didapat, sawah-sawah yang terancam gagal panen itu terdapat di beberapa wilayah, seperti Pamenang, Tabir Induk, Pamenang Selatan, Renah Pamenang, Tabir Ilir, Tabir Timur, Margo Tabir dan beberapa kecamatan lainnya.

Saat ini, kondisi lahan tersebut sangat kering. Tanahnya sudah merekah di hampir semua sawah warga.

Kabid Tanaman Pangan Dinas Pertanian Kabupaten Merangin Pargito ketika dikonfirmasi membenarkan hal itu. Menurut dia, kondisi lahan sawah petani di Kabupaten Merangin memang sudah kering dan terancam gagal panen.

"Itu khusus sawah tadah hujan. Kalau sawah irigasi tidak masalah," kata Pargito.

Di Kabupaten Merangin, sebut Pargito, terdapat sekitar 12 ribu hektare sawah, baik tadah hujan maupun irigasi.

Baca: PETI Masih Beroperasi di Sarolangun, Pelaku Diduga Punya Senpi

Baca: Anggota Polsekta Muara Bungo Meninggal Saat Tangkap Pelaku Pencurian, Begini Kejadian Sebenarnya

Baca: Kabut Asap Belum Berbahaya? Jangan Meremehkan Kebakaran Lahan dan Hutan

Baca: VIDEO: Agung Hercules Meninggal Dunia, Setelah Berjuang Lawan Kanker Otak Stadium 4

Dari luasan tersebut, sawah irigasi hanya berkisar 7000 hektare, selebihnya sawah tadah hujan.

Kondisi saat ini, kebanyakan petani baru melewati proses tanam. Usia padi diperkirakan baru 15 hari pascatanam. Menurut Pargito, umur segitu sangat membutuhkan air, sementara kondisi saat ini tengah kekeringan air.

"Laporan yang masuk secara tertulis saat ini ada sekitar 100 hektare. Tapi yang baru pascatanam ada lebih kurang lima ribu hektar," ungkap Pargito.

"Kalau tidak ada hujan, tanaman itu akan mengalami kekeringan dan dipastikan gagal panen," lanjut Pargito.

Untuk menanggulangi kekeringan itu, pihaknya sudah melakukan upaya pencegahan. Kelompok tani yang aktif sudah diberikan mesin pompa air untuk penyiraman padi. Namun demikian, dirinya tak begitu yakin itu akan menyelesaikan masalah.

"Paling bisa menyelamatkan 20 hingga 30 persen saja," imbuhnya. (*)

Sumber: Tribun Jambi
BERITATERKAIT
  • Ikuti kami di
    KOMENTAR

    BERITA TERKINI

    © 2023 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved