Pentolan KKB Papua yang Paling Dicari Egianus Kogoya, 7 Fakta Serangan & Teror yang Dilancarkan KKB
TRIBUNJAMBI.COM - Pentolan KKB Papua, Egianus Kogoya yang paling dicari TNI dan Polri saat ini.
TRIBUNJAMBI.COM - Pentolan KKB Papua, Egianus Kogoya yang paling dicari TNI dan Polri saat ini
Teranyar KKB Egianus Kogoya menyerang TNI yang mengawal pembangunan Jalan Trans Papua dan menewaskan Prada Usman Hambelo, Sabtu (20/7/2019) dan penyerangan Selasa (23/7/2019) yang gagal total dan bahkan mengakibatkan korban di pihak KKB Papua.
Baca: Siapa Rosmini Sampai Jadi Perhatian Media, JPU Kejari Batanghari Harus Periksa Berkas Dua Kali
Setelah penyerangan yang gagal total itu, Egianus Kogoya juga memamerkan amunisi yang mereka punya di media sosial.
Jauh sebelumnya, Polri juga mencatat KKB pimpinan Egianus Kogoya juga sudah menebar teror di antaranya:
1. Penembakan pesawat Dimonim Air
Pada tanggal 22 Juni 2018, pesawat Twin Otter PK-HVU milik maskapai Dimonim Air rute Timika-Kenyam, ditembak di lapangan terbang Kenyam, Ibu Kota Kabupaten Nduga, oleh kelompok separatis Egianus Kogoya. Akibat peristiwa itu, pesawat yang mengangkut masyarakat sipil rusak. Sementara Co-Pilot Irene Nur Fadila mendapat luka tembak.
Baca: Tangisan Wanita Aceh yang Dicambuk 100 Kali Karena Berbuat Mesum Disorot Media Asing
2. Penembakan di Bandara Kenyam
Pada 25 Juni 2018, kelompok Egianus Kogoya menembaki pesawat Twin Otter Trigana Air yang saat itu disewa Brimob Polri. Pasukan Brimob ini sedang bertugas untuk mengamankan pilkada. Dua orang juga terluka akibat insiden tersebut.
3. Penyekapan guru dan tenaga medis
Pada Oktober 2018, kelompok Egianus Kogoya pernah menyekap belasan guru yang sedang bekerja di SD YPGRI 1, SMPN 1 dan tenaga medis yang bertugas di Puskesmas Mapenduma, Nduga.
Baca: Sudah Terbuka! Ini Panggilan Sayang Naomi ke Sule, Pasangan Kekasih yang Beda Usia Terpaut 20 Tahun
4. Penembakan di jalan Trans Papua
Pada Desember 2017, pekerja Trans Papua di Kecamatan Mugi diserang kelompok Egianus Kogoya. Pekerja proyek bernama Yovicko Sondakh meninggal dan seorang aparat luka berat.
5. Penyerangan terhadap pekerja PT Istaka Karya
Pada tanggal 1-2 Desember 2018, puluhan karyawan PT Istaka Karya yang bekerja untuk pembangunan jembatan Jalan Trans Papua di Kali Yigi-Kali Aurak, Distrik Yigi, disandera oleh kelompok ini.
Sebanyak 25 pekerja pembangunan jembatan itu kumpulkan dan dibawa ke Puncak Kabo dan kemudian dieksekusi.
Baca: Serbuan Cepat KOPASSUS Bikin Mbah Suro Kebal Senjata Tak Berdaya, Padepokan Dipaksa Ditutup
Sebanyak 4 orang berhasil melarikan diri dari eksekusi, 2 orang tak diketahui keberadaannya, dan 19 orang dipastikan tewas berdasarkan keterangan salah satu korban selamat.
6. Penyerangan dan pembunuhan anggota TNI
Pada tanggal 3 Desember 2018, kelompok ini melalukan pengejaran terhadap karyawan yang melarikan diri menuju ke Distrik Mbua.
Kemudian, ketika para karyawan berlindung di Pos TNI 755/Yalet, kelompok ini melalukan penyerangan.
Hal itu mengakibatkan 1 anggota TNI bernama Serda Handoko tewas dan seorang lainnya, Pratu Sugeng mengalami luka-luka.
Baca: Mengenang Agung Hercules yang Meninggal Dunia, Kenapa Agung Gunakan Hercules Untuk Namanya?
7. Penembakan helikopter TNI
Sejak tanggal 4 Desember 2018 hingga Rabu (5/12/2018), kelompok separatis Egianus Kogoya masih menduduki Distrik Yigi yang jaraknya 2 jam berjalan kaki dari Distrik Mbua.
Lantas, siapa sebenarnya Egianus Kogoya yang dianggap sebagai tokoh di balik konflik Nduga?
Pengamat Terorisme, Sidney Jones, menyebut kelompok Egianus Kogoya merupakan sempalan dari kelompok pimpinan Kelly Kwalik, komandan sayap militer Organisasi Papua Merdeka (OPM).
Baca: Innalillahi Agung Hercules Meninggal Kanker Otak, Kenali 7 Gejalanya, Ada yang Seperti Mata Minus
Kelly Kwalik tewas dalam penyergapan polisi pada 2009.
Egianus dan anak buahnya, dikenal lebih militan dan mayoritas berusia muda.
Dari catatannya, Egianus pernah membuat keributan saat Pilkada serentak Juli lalu, dalam upaya mencegah pelaksanaan pemilu.
"Biasanya OPM ini terdiri dari faksi-faksi.
Di Nduga, satu faksi yang berkuasa dan sempalan dari Kelly Kwalik yang dulu bergerak di Timika.
Tapi orang-orang ini muda dan lebih militan," ujar Sidney Jones kepada BBC News Indonesia, beberapa waktu lalu.
Kelly Kwalik terbunuh dalam sebuah operasi penyergapan tahun 2009.
Baca: Jalin Kerjasama, PT EBN Sepakati Aturan Main Pemkot Jambi soal Pasar Angso Duo
Sidney mengharapkan Polri dan TNI menangkap Egianus Kogoya dan anak buahnya dalam keadaan hidup agar aparat bisa memperoleh informasi detail tentang jumlah anggota OPM yang tersisa, juga asal senjata yang didapat.

Ia juga berharap aparat tak serampangan dalam memburu kelompok tersebut apalagi sampai menyerang masyarakat sipil.
"Mudah-mudahan tidak ada penembakan terhadap orang sipil dan tidak ada penyiksaan terhadap orang setempat untuk mendapat informasi. Itu masalah yang terjadi di masa lalu," jelasnya.
Baca: Sebelum Meninggal, Agung Hercules Kangen Lakukan Hal Ini, Namun Dilarang oleh Dokter serta Istri
Wakil Kepala Penerangan Kodam (Wakapendam) XVII/Cenderawasih Letkol TNI Dax Sianturi mengatakan, Egianus Kogoya merupakan pemimpin OPM yang sebelumnya berafiliasi dengan OPM pimpinan Goliath Tabuni di Kabupaten Puncak Jaya.
Selama terjadi kontak senjata antara TNI dan OPM, menurut Dax, sulit bagi pasukan TNI untuk memastikan keberadaan Egianus.
Sebab, anggota KKB selalu bersembunyi dalam hutan.

Tak hanya itu, keberadaan Egianus Kogoya juga sulit dipastikan karena mereka selalu berpindah tempat setiap melakukan aksi.
Baca: Sebelum Meninggal, Agung Hercules Kangen Lakukan Hal Ini, Namun Dilarang oleh Dokter serta Istri
Namun, menurut Dax, dapat dipastikan bahwa setiap aksi penembakan di Nduga dilakukan oleh kelompok separatis pimpinan Egianus Kogoya.
Menurut Dax, kelompok Egianus mengedepankan paham politik yang berlawanan dengan pemerintah.
Kelompok Egianus menolak mengakui pemerintah RI.
"Jadi Egianus Kogoya ini dalam catatan kami adalah kelompok yang secara politik bertentangan dengan NKRI.
Tak sedikit dari mereka memiliki catatan kriminal," ujar Dax di Jayapura, Rabu (31/7/2019).
Baca: Mengenang Agung Hercules, Pernah Berikan Rahasia Teknik Bermain Gulat Tangan atau Panco
Hingga kini, identitas Egianus Kogoya belum dapat dipastikan. Dax Sianturi pun mengaku tidak memegang data lengkap yang bersangkutan.
Namun, Victor Mambor, seorang jurnalis senior di Papua, mengaku sempat bertemu dengan Egianus Kogoya pada Januari 2019 di Distrik Mbua, Kabupaten Nduga.
Untuk bertemu dengan Egianus, ia menyebut ada pihak lain yang tidak bisa ia sebutkan membantu untuk membuatkan janji.
Baca: Agung Hercules Meninggal Dunia! Ernest Prakasa Sampaikan Kabar Duka Artis Itu Lewat Instagram
Pertemuan pun diatur pada tengah malam.
Sebelum bertemu, Victor Mambor memperkirakan, saat itu ia harus berjalan kaki sekitar 2 jam sebelum tiba di lokasi Egianus.
"Jalan gelap, saya ikut arahan saja.
Saya tidak tahu itu kami jalan ke arah mana, sampai tiba di perkampungan," kata Victor.
Rupanya, Egianus sudah menunggu Victor di dalam sebuah honai (rumah adat suku pegunungan).
Pertemuan pun berlangsung hanya sebentar, sekitar 15 menit.
Victor menggambarkan sosok Egianus seperti remaja.
Baca: Warganet Mendadak Kesal dengan Pernyataan Barbie Kumalasari Satu Ini, Diduga Sering Berbohong
Begitu pun anak buahnya yang dinilai masih tergolong muda.
"Usianya sekitar 17-18 tahun, yang ada di sekitar Egianus juga masih remaja, usia belasan tahun," ucap Victor.
Dari informasi yang ia dapat, Victor menyebut ayah Egianus bernama Silas Kogoya yang juga merupakan salah satu tokoh OPM.
Namun, kini ayahnya sudah meninggal.
Dari pembicaraan selama 15 menit, Victor menilai Egianus merupakan sosok terpelajar, berbeda dengan masyarakat lain yang ada di pegunungan.
Namun, Egianus yang mengetahui bahwa ia sedang berbicara dengan seorang jurnalis meminta agar hasil pembicaraan mereka tidak diberitakan.
Baca: Link Live Streaming dan Sinopsis Vantage Point, Malam ini di Bioskop Trans TV Pukul 21.00
Diminta kembali ke NKRI
Panglima Kodam (Pangdam) XVII/Cenderawasih Mayjen TNI Yosua P Sembiring meminta Egianus segera menyerahkan diri.
"Sampaikan sama dia, salam saya untuk Egianus Kogoya segera bergabung ke NKRI," kata Yosua.

Menurut Yosua, pasukan TNI yang ada di Nduga memiliki dua tugas pokok, yaitu penegakan hukum kepada kelompok kriminal bersenjata yang kerap melakukan penembakan dan mengawal pembangunan.
Namun, menurut Yosua, TNI juga dipastikan bisa melakukan langkah persuasif bila kelompok Egianus Kogoya memiliki iktikad baik untuk menyerahkan diri dan menyatakan siap bergabung dengan NKRI.
"Bahwa Egianus itu saudara kita semua. Hanya saja saat ini kita lagi tidak sepaham.
Baca: Dipersidangan Prada DP yang Bunuh dan Mutilasi Vera Oktaria, Muncul Nama Serli, Siapa Wanita Itu?
Untuk itu, kita rangkul dan mengajak dia untuk kembali ke pangkuan Ibu Pertiwi," kata Yosua.
Lantas berapa kekuatan KKB Egianus Koyoga saat ini?
Kepastian mengenai jumlah kelompok sparatis tersebut pun sulit didapat karena pergerakan mereka selalu dilakukan di dalam hutan dan sulit terpantau.
Namun, dari sejumlah aksi, pihak TNI memiliki perkiraan mengenai jumlah anggota Egianus Kogoya yang diyakini tersebar di beberapa titik.
"Asumsi kita 50 sampai 60 orang, itu menurut kita yang aktif melakukan aksi.
Tapi, mereka terbagi dalam kelompok-kelompok kecil, jadi mereka tidak seluruhnya berada dalam satu tempat," ujar Wakapendam XVII/Cenderawasih Letkol Inf Dax Sianturi, melalui sambungan telepon, Kamis (1/8/2019).
Baca: PSMS Medan vs Sriwijaya FC Berakhir Imbang, Gol Natanael Siringoringo Dibalas Ahmad Ihwan
Selain sosok Egianus Kogoya, sambung Dax, diyakini belum ada tokoh yang cukup menonjol di kelompok tersebut sehingga seluruh komando masih dikuasai oleh Egianus.
Namun, korelasi kelompok Egianus diperkirakan masih terkait dengan OPM di kabupaten sekitarnya.
"Mereka masih berafiliasi dengan kelompok di Puncak Jaya," kata dia.
Selain itu, setelah tempat latihan OPM di Distrik Mapanduma dikuasai oleh TNI, kini sudah tidak ada lagi tempat penggantinya.
"Sudah tidak ada tempat latihan mereka, sekarang tempat latihan mereka adalah di hutan-hutan mereka berbasis dan selalu berpindah-pindah," terang Dax.
Ia menegaskan, kini pasukan TNI sudah menyebar hampir di seluruh wilayah Nduga.
Baca: Berharap Pabrik Santan Kara Jadi Solusi Petani Kelapa di Tanjab Timur
Hal ini lebih dikarenakan untuk mengamankan pembangunan jalan Trans Papua yang merupakan proyek strategis nasional.
"Di Kabupaten Nduga di setiap 20 KM sudah ada pos TNI Satgas PAM Rawan," ucap dia.
Egianus Kogoya Pentolan KKB Papua yang Paling Dicari, ternyata Begini Kekuatan KKB Egianus Kogoya
Artikel ini dikompilasi dari bbc news indonesia berjudul: Siapa Egianus Kogoya, 'otak' serangan pekerja proyek di Papua dari Kompas.com dengan judul "Tokoh di Balik Konflik Nduga, Siapa Egianus Kogoya?" dan "Ini Perkiraan TNI tentang Jumlah Kelompok OPM Pimpinan Egianus Kogoya"
Artikel ini telah tayang di tribun-medan.com dengan judul Egianus Kogoya Pentolan KKB Papua yang Paling Dicari, ternyata Begini Kekuatan KKB Egianus Kogoya