Pertempuran Jenderal TNI Asal Jambi dan Tatang Koswara, Sniper Legendaris Kopassus Beraksi

Jenderal TNI Asal Jambi Kaget Lihat Tembakan Tatang Koswara, Sniper Legendaris Kopassus Beraksi

Editor: Duanto AS
Istimewa
Tatang Koswara, sniper Kopassus. 

Sosok legendaris sniper kelas dunia, Peltu (Purn) TNI Tatang Koswara, merupakan veteran perang Timor Timur.

Dalam misi tempur sebagai seorang sniper di medan tempur Timor Timur, tugas Tatang memburu pimpinan tertinggi Fretilin saat itu (1975), Nicalau Lobato.

Sebagai sasaran paling potensial yang bernilai tinggi, Tatang melaksanakan perburuan total terhadap orang nomor satu Fretilin ini. Kadang, operasi perburuan Lobato sampai menggunakan helikopter.

Tatang ditugaskan secara khusus untuk memburu Lobato, tim dari Pasukan Khusus TNI dalam operasi tempur bersandi Operasi Nanggala 28.

Butuh perjuangan keras untuk memburu Lobato, karena tokoh nomor satu Fretilin itu dijaga secara berlapis.

Dalam pertempuran sengit untuk mengejar Lobato, Tatang bahkan tertembak di betis kaki kirinya.

Tapi setelah membebat luka tembak dengan bendera Merah Putih seukuran sapu tangan yang selalu dibawanya, Tatang tetap melanjutkan pertempuran.

"Seorang sniper sejati sebenarnya yang bertempur hingga gugur di medan perang. Tapi saya bersyukur bisa selamat dari medan perang dan bisa pulang serta bercerita mengenai pengalaman tempur saya," tutur Tatang.

Misi pertama Tatang

Ketika konflik bersenjata di Timor-Timur makin merugikan pasukan TNI, Tatang yang saat itu sudah selesai mengikuti pendidikan sniper dan kursus antiteror yang diselenggarakan oleh personel pasukan Baret Hijau militer AS (Green Beret) di Pusat Pendidikan Kopassus Batu Jajar, Bandung, dengan hasil memuaskan benar-benar telah tercetak sebagai prajurit sniper yang siap tempur.

Namun, sebagai personel organik di satuannya, Tatang juga masih aktif bertugas di lingkungan Pussenif dan menjabat sebagai Bintara Komandan Peleton Komunikasi (Baton Tonkom) berpangkat Sersan Satu (Sertu).

Kopassus
Kopassus (Stapico/Kolase)

Tugas utama Tatang di Pussenif adalah menguji persenjataan tempur ringan TNI AD setelah diperbaiki atau dikembangkan. Seperti senapan AK-47 dan G-3. Kadang Tatang menguji banyak senapan serbu dengan cara menembakkan ke sasaran sehingga melalui kesempatan uji senjata itu akurasi tembakan jitunya selalu terpelihara.

Tatkala tiba di Timor Timur pada 1977, Tatang yang membawa lengkap perlengkapan tempur sniper, seperti pakaian kamlufase, senapan andalan Winchester M-70 yang sudah dilengkapi peredam, teleskop untuk keperluan tempur siang dan malam, peluru-peluru kaliber 7,62 mm yang dibuat khusus oleh AS, senapan serbu AK-47 sebagai wahana untuk melancarkan raid, sudah gatal untuk segera bertempur bersama para sniper dari satuan Kopassus.

Tapi, tugas awal Tatang, seperti diperintahkan Kolonel Edi Sudrajat sendiri, ternyata hanya mengawal Dansatgas Pamungkas itu yang dalam perannya sebagai Dansatgasus juga harus turun ke medan tempur.

Pengawalan Tatang terhadap Kolonel Edi pun bersifat pribadi. Dalam artian, jika Dansatgasus itu diserang musuh, Tatang harus siap sebagai tameng hidup dari terjangan peluru.

Halaman
1234
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved