Fakta Baru Kasus Novel Baswedan - Motif Politik, 3 Jenderal Aktif, Hingga Pesimis Terungkap

Ini setelah Tim Gabungan Pencari Fakta atau TGPF menyerahkan laporan hasil kerjanya kepada Kapolri Jenderal Tito Karnavian.

Editor: Suci Rahayu PK
(KOMPAS.com/LAKSONO HARI WIWOHO)
Ilustrasi penyiraman air keras kepada Novel Baswedan. 

Hermawan mengatakan, tiga jenderal tersebut diperiksa merujuk pada penyelidikan yang telah dilakukan.

4. Periksa eks Kapolda Metro Jaya

Anggota TGPF, Hendardi, menuturkan, perwira Polri berpangkat jenderal bintang tiga yang diperiksa terkait kasus Novel Baswedan adalah mantan Kapolda Metro Jaya Inspektur Jenderal Mochammad Iriawan.

Hendardi menyebutkan, Iriawan diperiksa dan ditanya terkait adakah keterlibatan jenderal polisi yang terlibat dalam penyerangan air keras terhadap Novel.

"Pak Iriawan kami periksa dan kami menggali tentang jenderal-jenderal lain yang disebut-sebut.

Adakah kemungkinan keterlibatan jenderal-jenderal bintang lain, itu siapa, kalau ada petunjuk kasih ke kami (TGPF)," ujar Hendardi kepada Kompas.com, Rabu (10/7/2019).

Ia menambahkan, TGPF tidak bisa menuduh seseorang tanpa alat bukti.

Maka dari itu, guna menelisik apakah ada keterlibatan jenderal polisi lain, TGPF meminta petunjuk dari Iriawan.

"Kami enggak bisa menuduh orang, menyangkakan, dan menilai kalau enggak ada bukti.

Maka, kami minta petunjuk.

Nah, soal petunjuk itu diberikan atau tidak, nanti di dalam laporan yang akan disampaikan minggu depan akan dikemukakan," tuturnya.

Selain itu, seperti diungkapkan Hendardi, Iriawan juga diperiksa untuk mendalami tujuan ataupun alasannya bertemu Novel.

Seperti diketahui, Irwan pernah memperingatkan kepada Novel akan mendapat teror.

Adapun ia menegaskan, dalam pemeriksaan itu, Iriawan bukan dalam status terduga penyiraman air keras ke Novel. Iriawan hanya ditanya terkait adakah jenderal polisi lain yang diduga terlibat.

"Bukan dalam rangka kami duga, bukan.

Tapi kan waktu itu dia sebagai kapolda mendatangi Novel dan sebelum kejadian juga pernah bertemu.

Itu yang kami gali," kata Hendardi.

Hendardi menyebutkan, Iriawan kala itu pernah bertemu di rumah Novel, Polda Metro Jaya, dan rumah sakit. Hal itu kemudian yang digali oleh TGPF.

"Sempat bertemu Novel di rumahnya, pernah juga di Polda, dan rumah sakit.

Kami periksa semuanya dalam rangka apa, kemudian saksinya ada enggak, ternyata ada dan kami periksa juga," katanya.

5. Novel Sebut TGPF Bisa Memperkeruh

Penyidik KPK Novel Baswedan, berharap TGPF tidak memperkeruh pengusutan kasus penyerangan yang menimpa dirinya.

Yakni dengan menyampaikan spekulasi atau dugaan tanpa bukti.

"Saya berharap kasus ini tidak diperkeruh dengan spekulasi.

Tapi betul-betul ada upaya pembuktian yang sungguh-sungguh yang mengikuti aturan pembuktian yang ada," ujar Novel Baswedan saat ditemui di Gedung KPK, Jakarta Selatan, Rabu (10/7/2019).

Jika hanya spekulasi dan pelakunya tetap tidak tertangkap, lanjutnya, maka pengusutan yang dilakukan sia-sia.

Adapun Novel Baswedan mengaku masih pesimis dengan TGPF untuk mengungkap kasus penyiraman air keras terhadapnya.

Novel Baswedan menyatakan, pengungkapan laporan penyelidikan TGPF yang akan dipaparkan Kapolri Jenderal (Pol) Tito Karnavian akan menjadi sebuah pertaruhan.

"Ya tentunya saya harap hasil yang ditemukan betul-betul signifikan dan positif.

Dan berulang kali saya sampaikan, pengungkapkan kasus ini bukan sekadar membalas orang yang berbuat, melainkan setidaknya jangan sampai terjadi serupa ke pegawai KPK," paparnya kemudian.

Menyerang Penyidik KPK, seperti diungkapkan Novel Baswedan, adalah upaya untuk menggagalkan pemberantasan korupsi.

Maka dari itu, ia berharap kasus yang menimpanya tak terulang kembali. (*)

(Tribunkaltim.co/Rafan A Dwinanto)

Artikel ini telah tayang di tribunkaltim.co

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved