Sosok Jenderal TNI Legenda Kopassus yang Sangat Dihormati Hendropriyono Awalnya Benci Berubah Hormat

Selama masih bertugas di Kopassus dan hingga pensiun Hendropriyono mempunyai sosok yang dihormati dan diidolakannya.

Editor: bandot
Warta Kota/Alex Suban
Mantan Kepala BIN Haji Abdullah Makhmud Hendropriyono 

Ia tidak mau turun ke lembah, karena sudah sore hari.

Diperkirakan kalau tim yang bermalam di lembah, pagi-pagi akan habis dari ketinggian.

Komando Pasukan Khusus (Kopassus) namanya begitu membanggakan masyarakat Indonesia. Banyak sudah prajurit terbaik TNI Angkatan Darat itu yang telah gugur demi saat tengah bertugas.
Komando Pasukan Khusus (Kopassus) namanya begitu membanggakan masyarakat Indonesia. Banyak sudah prajurit terbaik TNI Angkatan Darat itu yang telah gugur demi saat tengah bertugas. (Hobby militer)

Hendropriyono melaporkan posisinya, kemudian Ia mendapat perintah dari Sintong agar pasukan terus-menerus mendaki bukit.

Pada saat pasukan sedang mendaki menuju puncak bukit, terjadi pertempuran.

Hasilnya cukup menggembirakan.

Dua orang gerombolan tewas, tiga orang menyerah dan yang lain melarikan diri.

Hendropriyono Kagumi Sintong 

Di kemudian hari, Hendropriyono menanyakan kepada Sintong, sebagai komandan mengapa ia tidak mau mengirim helikopter.

Sebagai anak buah, Hendropriyono tidak mungkin marah kepada Sintong, sebagai atasannya.

Namun ia sakit hati. Sebaliknya Sintong yakin bahwa Hendropriyono dapat mengatasi keadaan dan keluar dari kepungan.

Kesimpulan Sintong yakin bahwa Hendropriyono dapat mengatasi keadaan itu setelah mengolah situasi berdasar pada laporan Hendropriyono dan membaca peta.

Sintong menyadari situasinya sangat kritis. Tetapi jika Sintong meminta helikopter, berapa lama waktunya? Tidak dapat dihitung

"Keberadaan helikopter itu di Pontianak. Kapan helikopter akan sampai? Pada waktu helikopter datang mungkin kalian sudah mati," kata Sintong.

Mendengar jawaban itu Hendropriyono menerima senang.

Hendropriyono dan Sintong memiliki hubungan yang sangat dekat sejak keduanya bertugas dalam Satgas 42.

Sintong menyukai pekerjaan Hendropriyono sebagai anak buah dan Hendropriyono menyukai Sintong sebagai satu-satunya komandan yang sangat ia kagumi di semua operasi.

Hendropriyono memiliki banyak atasan selama di daerah operasi seperti di Irian Jaya dan Timor Timur, tetapi Sintong merupakan komandan yang paling ia kagumi.

Hendropriyono menilai nasib Sintong kurang bagus.

Akibat dari Peristiwa 12 November 1991 di Dili, ia dicopot dari jabatan Pangdam IX / Udayana.

Hendropriyono merasa sangat sedih.

Sebetulnya Sintong bisa menjadi Menhankam / Panglima ABRI.

Kesan Hendropriyono terhadap Sintong adalah orang yang sangat hebat dan luar biasa, kreatif, bijak, cerdas dan baik.

Selain itu, Sintong merupakan perwira yang jujur.

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved