Kopassus Hendro Bawa Peluru Penuh & Makan 2 Hari, Sintong: Cukup untuk Lawan Pemberontak Sekampung

Jawaban Sintong Panjaitan yang menolak mengirimkan helikopter membuat AM Hendropriyono sakit hati. Akhirnya Tim Parako beranggota 16 orang itu harus m

Editor: Duanto AS
AMMOchambers
Kopassus menyusuri rawa-rawa dan bukit. 

Jawaban Sintong Panjaitan yang menolak mengirimkan helikopter membuat AM Hendropriyono sakit hati. Akhirnya Tim Parako beranggota 16 orang itu harus menyusur bukit bertempur melawan pemberontak sekampung.

TRIBUNJAMBI.COM - Saat itu, Sinton Panjaitan merupakan atasan dari AM Hendropriyono.

Sinton merupakan atasan yang terkenal keras, apalagi sesama anggota pasukan elite TNI AD.

Kisah ini terjadi saat operasi menumpas pemberontak Pasukan Gerilya Rakyat Serawak (PGRS), Tentara Nasional Kalimantan Utara (TNKU) dan Pasukan Rakyat Kalimantan Utara (Paraku) yang berhalauan komunis.

Tim Kopassandha (Komando Pasukan Sandhi Yudha), yang saat ini bernama Kopassus, dipimpin AM Hendropriyono memburu pemberontak yang menembak mati anggota Kopassus.

 Sembilan Perwira Muda Kopassus Dikirim Pertempuran, Pengalaman Tak Terduga Dapat Bintang Merah

 Daftar 31 Danjen Kopassus 1952-Sekarang, Misi Rahasia CIA di Pulau Terpencil

 Jejak Karier AM Hendropriyono, Profesor Intelijen Pertama di Dunia dari Kopassus The Master

 Intelijen Kawakan Nekat Tegur Soeharto di Meja Biliar, Akhirnya Jenderal TNI Ini Diganti

 Chat Mesum via WhatsApp Dua Orang Bocor di Medsos, Sabar, Minta Tunggu Suami Cerai

Hendropriyono mendapat tugas dari Sintong Panjaitan untuk mencari pelaku penembakan.

Sintong Panjaitan saat itu merupakan Komandan Satgas 42/Kopassandha yang ditugaskan menggantikan Satgas 32/Kopassandha dan Kompi A Yonif 412 Kodam VII/Diponegoro

Tribunjambi.com mengutip kisah itu dari buku Sintong Panjaitan Perjalanan Seorang Prajurit Para Komando, karangan Hendro Subroto, Penerbit Buku Kompas.

Dalam setiap briefing, Sintong Panjaitan selalu menegaskan bahwa saat militer membuat bivak jangan di dekat sumber air.

Itu berbeda dengan Pramuka yang membuat bivak selalu dekat dengan air, karena memudahkan untuk mandi, memasak, buang air dan keperluan lain.

Gerombolan komunis banyak melakukan gerakan menyusuri sungai kecil untuk menghilangkan jejak.

Penekanan Sintong itu ternyata tidak diindahkan anak buahnya.

Mereka mendirikan bivak di dekat air.

Sintong Pandjaitan memimpin RPKAD merebut kembali gedung RRI
Sintong Pandjaitan memimpin RPKAD merebut kembali gedung RRI ()

Ketika gerombolan dikejar-kejar Operasi Garu di hutan, mereka melarikan diri menyusuri sungai kecil.

Gerombolan komunis melihat bivak di pinggir sungai.

Kemudian Then Bu Ked, Komandan Kompi 2 PGRKU, melepaskan tembakan ke arah bivak dan terkena kepala Prada Rukiat yang sedang makan.

Rukiat jatuh seketika dalam keadaan tertungkup di atas misting makanannya.

Sintong sangat kecewa karena anak buahnya kurang memperhatikan perintah pimpinan.

Ia melampiaskan kekecewaan kepada AM Hendropriyono.

"Saya sudah menyampaikan secara detail, bagaimana memilih lokasi untuk mendirikan bivak, tetapi mereka tidak memperhatikan. Sekarang kamu cari sampai ketemu, siapa yang menembak Prada Rukiat," perintah Sintong dengan nada marah.

Pasca penembakan Pratu Rukiat, AM Hendropriyono memimpin perburuan pelaku penembakan.

Dia memimpin satu Tim Parako berkekuatan 16 orang terbang dengan helikopter Sikorsky S 34 Twin Pac AURI, menuju kampung Aruk di daerah penyangga.

Setibanya di kampung itu, ternyata di sana tidak ada kawan.

Semua penduduk berpihak pada gerombolan.

Penduduk tampak tidak suka dengan orang asing.

AM Hendropriyono dan Kopassus
AM Hendropriyono dan Kopassus (Kolase/TribunJambi.com)

Pada waktu itu, penduduk belum memahami soal intelijen, tetapi mereka sudah curiga.

Tampaknya, mereka akan melakukan penyerbuan ke Posko Tim Parako.

Hendropriyono menghubungi Sintong via radio untul meminta angkutan helikopter untuk pengunduran pasukan.

Jika perlu, ia akan masuk ke Malaysia, kemudian kembali ke kampung Aruk dengan membawa pasukan Malaysia.

Permintaan itu ditolak oleh Sintong.

"Kamu kan bisa keluar dari situ," kata Sintong.

"Tidak bisa Pak. Pengunduran harus dengan helikopter. Saya terkepung," jawab Hendropriyono.

"Pelurumu ada berapa?" tanya Sintong.

"Masih penuh Pak," jawab Hendro.

"Makanan buat berapa hari?" ujar Sintong menyambung.

"Masih ada, Pak. Buat dua hari," jawab Hendropriyono.

"Cukup itu," kata Sintong dengan tegas.

"Ini benci orang, saya benci bener dulu itu. Tetapi sekarang saya salut!" kata Jenderal TNI (Purn) Hendropriyono 35 tahun kemudian.

Posisi terkepung

Dalam upaya menerobos kepungan, komandan tim pengiriman patroli ke utara, tetapi terjadi kontak senjata.

Saat itu, patroli ke barat juga terjadi kontak senjata.

Prajurit Kopassus
Prajurit Kopassus ()

Patroli ke timur menemukan jejak-jejak kaki.

Patroli ke selatan, ada bekas bivak.

Komandan tim menyadari pasukannya terkepung.

Kemudian ia memanggil para perwira bawahan dan menyampaikan hal tersebut.

"Kesimpulan saya, kita terkepung. Kita harus bisa keluar dari sini," tutur AM Hendropriyono.

Ia memanggil para perwira yang menjadi komandan patroli untuk memperoleh perkiraan-perkiraan jumlah kekuatan musuh.

Ternyata, kepungan gerombolan yang paling tipis untuk diterobos adalah ke selatan, menuju bivak.

Karena di sekitar bivak hanya terlihat empat orang musuh Hendropriyono memutuskan menerobos ke selatan.

Namun saat sampai ke lereng bukit, mereka tidak menemukan gerombolan.

Ia tidak mau turun ke lembah, karena sudah sore hari.

Diperkirakan, kalau tim yang bermalam di lembah, pagi-pagi akan habis dari ketinggian.

Hendropriyono melaporkan posisinya.

Kemudian, dia mendapat perintah dari Sintong agar pasukan terus-menerus mendaki bukit.

Pada saat pasukan sedang mendaki menuju puncak bukit, terjadi pertempuran.

Hasilnya cukup menggembirakan.

Kopassus
Kopassus ()

Dua orang gerombolan tewas, tiga orang menyerah dan yang lain melarikan diri.

AM Hendropriyono mengagumi Sintong

Di kemudian hari, AM Hendropriyono menanyakan kepada Sintong, Panjaitan, sebagai komandan mengapa ia tidak mau mengirim helikopter?

Sebagai anak buah, Hendropriyono tidak mungkin marah kepada Sintong yang atasannya.

Namun, ia sakit hati.

Sebaliknya, Sintong meyakini bahwa Hendropriyono dapat mengatasi keadaan dan keluar dari kepungan.

Kesimpulan Sintong yang meyakini bahwa Hendropriyono dapat mengatasi keadaan itu setelah mengolah situasi berdasar pada laporan Hendropriyono dan membaca peta.

Sintong Panjaitan menyadari situasinya sangat kritis.

Tetapi jika Sintong meminta helikopter, berapa lama waktunya?
Tidak dapat dihitung

"Keberadaan helikopter itu di Pontianak. Kapan helikopter akan sampai? Pada waktu helikopter datang mungkin kalian sudah mati," kata Sintong.

Mendengar jawaban itu, Hendropriyono menerima senang.

AM Hendropriyono dan Sintong Panjaitan memiliki hubungan yang sangat dekat sejak keduanya bertugas dalam Satgas 42.

Sintong menyukai pekerjaan AM Hendropriyono sebagai anak buah.

Sementara itu, Hendropriyono menyukai Sintong Panjaitan sebagai satu-satunya komandan yang sangat ia kagumi di semua operasi.

Hendropriyono memiliki banyak atasan selama di daerah operasi seperti di Irian Jaya dan Timor Timur, tetapi Sintong merupakan komandan yang paling ia kagumi.

Hendropriyono menilai nasib Sintong Panjaitan kurang bagus.

Itu lantaran Peristiwa 12 November 1991 di Dili.

Sintong dicopot dari jabatan Pangdam IX/Udayana.

Hendropriyono merasa sangat sedih.

Sebetulnya, Sintong bisa menjadi Menhankam/Panglima ABRI.

Kesan Hendropriyono terhadap Sintong adalah orang yang sangat hebat dan luar biasa, kreatif, bijak, cerdas dan baik.

Selain itu, Sintong Panjaitan merupakan perwira yang jujur. ( Tribunjambi.com)

 Sembilan Perwira Muda Kopassus Dikirim Pertempuran, Pengalaman Tak Terduga Dapat Bintang Merah

 Chat Mesum via WhatsApp Dua Orang Bocor di Medsos, Sabar, Minta Tunggu Suami Cerai

 Keistimewaan Pilot Tempur TNI AU Senilai Rp 1 Miliar, Paskhas Dikirim untuk Operasi Penyelamatan

 Begini Nasib Anak-anak Soeharto setelah Jokowi Menang Pilpres 2019, Rekam Jejak 2004 s/d Kini

 Intel Polisi Pura-pura Mancing Lele di Empang, Cuma Bercelana Pendek, Ternyata Awasi Terduga Teroris

 Pegawai PTPN IV di Sumut Disetubuhi dan Dibunuh Bocah 14 Tahun, Pelaku Masih Pelajar

Subscribe Youtube

Sumber: Tribun Jambi
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved