Sejarah Indonesia
Pekerjaan Soeharto Sebelum Jadi Jenderal dan Presiden, Siapa Sangka Cuma di Jadi Pegawai Bank Desa
Pekerjaan Soeharto Sebelum Jadi Jenderal dan Presiden, Siapa Sangka Cuma di Jadi Pegawai Bank Desa
Belum lama tinggal di sana, kakak Sulardi cerai dengan suaminya.
Terpaksa Soeharto mencari tempat "numpang tidur" yang baru.
Oleh bapaknya, Soeharto dititipkan pada sahabatnya, Hardjowijono.
Seorang pensiunan yang enggak dikarunia anak, yang tinggal di Wonogiri.
Pada 1939, Soeharto menamatkan sekolah menengah pertamanya.
Baca: Pembunuh Bocah SD di Bogor Idap Pedofilia, Kenali Tanda-tanda Anak Korban dari Kelainan Seks Itu
Baca: ANGGOTA Kopassus Ganteng dari Sat-81 Lumpuhkan 8 Musuh Sekaligus: Bikin Wanita Klepek-klepek
Baca: Kasus Dugaan Korupsi Pengadaan Alkes di Bungo Masih Tahap Penyidikan
Menjelang ujian kelulusan, gelombang protes bangsa Indonesia terhadap penjajahan pemerintah kolonial Belanda tambah kencang.
Saat itu, Soeharto tak peduli lantaran sedang berkonsentrasi penuh pada ujian kelulusan.
Setelah tamat, Soeharto memutuskan kembali ke Wuryantoro, tempat buliknya (tante).
Soeharto kembali ke sana karena bapaknya tak mampu membiayai melanjutkan pendidikan ke jenjang lebih tinggi.
Maka, Soeharto berniat meminta tolong dicarikan pekerjaan oleh pakliknya (oom).
Berhasil!
Soeharto muda akhirnya berkerja sebagai juru tulis di sebuah bank desa.
Seragam kerjanya blangkon, beskap dan sarung.

Gara-gara seragam kerja inilah Soeharto ketiban apes.
Ceritanya, sarung yang dipakenya tiap hari udah lusuh.
Terus, ia dipinjami oleh buliknya sarung kesayangannya.
Sarung-sarung itu ternyata enggak sengaja nyangkut di jari-jari sepeda yang sedang ia tunggangi.