Tribunners
Nasib Petani Tak Kunjung Membaik, Harapan Untuk Calon Pemimpin di Pilkada Serentak Provinsi Jambi
Ditambah dengan tidak seimbangnya harga sembako yang terus naik, melihat hal seperti ini tentu masyarakat menaruh harapan besar kepada pemerintah
Diketahui pada Pilpres tahun 2014 silam, Jokowi yang kala itu berpasangan dengan Jusuf Kalla meraih kemenangan tipis dari Prabowo yang berpasangan dengan Hatta Rajasa di Jambi.
Berbagai spekulasi dan tafsir kemudian bermunculan, namun yang paling berasalan adalah turun bahkan anjloknya komoditas andalan petani di Provinsi Jambi seperti harga sawit, karet, kelapa, dan melonjaknya harga sembako tanpa diiringi naiknya harga komuditas andalan petani.
“Alih-alih naik bahkan trennya cendrung turun”. Meskipun pemerintah sendiri sudah berasalan bahwa itu adalah mekanisme harga yang diatur oleh pasar global.
Tentu dengan situasi seperti ini, dengan turunnya harga komoditas andalan pertanian petani Jambi, kepercayaan masyarakat terhadap pemerintah dalam hal ini Jokowi sang petahana turun.
Masyarakat lebih menaruh harapan ke Prabowo-Sandi yang kemudian ini dipolitisasi oleh Rizal Ramli pakar Ekonomi Nasional dengan menyebut bahwa dengan tren turunnya berbagai harga dikalangan petani pemerintah harusnya ada trobosan baru.
Terlepas dari konflik kepentingan atas dasar mencuri simpati warga, tentu segenap masyarakat menunggu bahkan berharap kepada pemerintah agar sistem ekonomi ini segera stabil.
Demi menyonsong pilkada serentak Provinsi Jambi tahun 2020 yang lebih baik agar melahirkan pemimpin yang berkualitas tentu semua kejadian diatas bisa menjadi cerminan agar masyarakat Jambi memiliki pemimpin yang bisa mencari seganap solusi permasalahan diatas.
Pilkada Serentak Jambi 2020 Harus Lahirkan Pemimpin Berkualitas
Untuk diketahui pada bulan September 2020 nanti, Provinsi Jambi melakukan Pilkada serentak di 5 Daerah di Jambi.
Seperti dilansir di Tribun Jambi adapun daerah yang akan melaksanakan Pilkada di Provinsi Jambi antara lain, Kabupaten Batanghari, Sungai Penuh, Bungo, Tanjung Jabung Barat dan Tanjung Jabung Timur serta Pilkada Gubernur Jambi.
Tentu bukan kewenangan penulis untuk mendikte, mengajari bahkan menggurui bahwa siapa saja yang berhak jadi pemimpin, bagaimana track record pemimpin tersebut, sejauh mana kekuatan partai dan lobi politiknya.
Tulisan di atas bukan bertujuan untuk itu, tetapi hanya bertujuan merefleksi tentang turunnya komoditas petani kaitannya dengan para penentu kebijakan yang akan dipilih pada Pilkada Serentak di Provinsi Jambi.
Sebagai anak yang lahir dan dibesarkan dari hasil pertanian tentu mengetuk pintu hati penulis untuk sedikit berkontribusi buat para petani, minimal tulisan ini bisa jadi gambaran kepada masyarakat luas agar tidak ada lagi korban janji-janji para politisi.
Tidak ada lagi pembodohan untuk rakyat petani, tidak ada lagi penindasan dalam bentuk kapital oleh kaum borjouis terhadap kaum proletar (baca tentang marxisme dan marhainisme karya karl marx dan bung karno).
Maka dari itu besar harapan kita bersama rakyat Jambi khususnya para petani untuk harga komoditi segera normal.
Jangan biarkan ini berlarut-larut tanpa ada kepastian dan arah yang jelas.
Bagi penulis, stop pilih pemimpin yang hanya berani umbar janji tanpa ada solusi kongkrit.