Perjalanan Marco Polo 1292 ke Sumatera dan Orang Pendek Berkaki Terbalik di Kerinci Jambi
Marco Polo melakukan perjalanan menggunakan kapal, hingga sampai Pulau Sumatera. Banyak catatan menarik dalam perjalanan tersebut.
“Bentuknya seperti orang utan. Bedanya hanya orang pandak lebih banyak di darat, sementara orang hutan lebih banyak hidup di atas pohon,” jelas Debby.

Bukan satu atau dua orang yang mengirim peneliti ke TNKS.
Pada 1995, WWF rela menggelontorkan dana besar untuk melakukan penelitian mengungkap misteri orang pendek di Kerinci.
Debby bercerita, sejak penelitiannya yang dimulai pada1994-1998, dia sudah lima kali melihat orang pendek di lima lokasi berbeda.
“Desember 1994, saya sudah berhasil menemukan orang pendek,” katanya.
Lima lokasi yang menjadi tempat penemuan orang pendek adalah di Pesisir Selatan dan Pasaman Sumatera Barat, Muko-muko Bengkulu dan di daerah Merangin, serta Gunung Tujuh, Jambi.
Keberadaan Orang Kerdil atau Uhang Pandak (orang pendek) di Kabupaten Kerinci, Provinsi Jambi, hingga kini masih penuh misteri itu.
Pernah dilacak dan diusahakan untuk ditangkap supaya dapat dijadikan sebagai bahan kajian ilmiah.
Hasilnya, setelah dilakukan sejumlah penelitian dan ekspedisi, tetap tidak diketahui keberadaan orang pendek berkaki terbalik .
Kehadiran mereka tak ubahnya dengan makhluk gaib yang sulit dilacak menggunakan kemampuan manusia, teknologi dan ilmu pengetahuan ilmiah.
Mengapa seperti itu?
Pelacakan orang pendek berkaki terbalik ini misalnya, pernah masuk ke dalam salah satu studi cryptozoology.
Seperti pernah dirilis netralnews.com, ekspedisi pencarian orang pendek sudah beberapa kali dilakukan di Kawasan Kerinci, satu di antaranya ekspedisi yang di danai oleh National Geographic Society.
National Geographic sangat tertarik mengenai legenda orang pendek di Gunung Kerinci, Jambi.
Beberapa peneliti telah mereka kirimkan ke sana untuk melakukan penelitian mengenai makhluk tersebut.