Kisah Militer RI

Legenda Kopassus, Agus Hernoto yang Tetap Ingin Bertugas di Satuan Meski Kaki Buntung Karena Perang

Legenda Kopassus, Agus Hernoto yang Tetap Ingin Bertugas di Satuan Meski Kaki Buntung Karena Perang

Editor: Andreas Eko Prasetyo
Kompas.com
Kolonel Inf. Agus Hernoto 

Legenda Kopassus, Agus Hernoto yang Tetap Ingin Bertugas di Satuan Meski Kaki Buntung Karena Perang

TRIBUNJAMBI.COM - Nama satu ini disebut sebagai legendanya Komando Pasukan Khusus (Kopassus).

Meski kehilangan kaki kirinya, seorang prajurit Kopassus bernama Agus Hernoto tetap ikut ambil peran di sejumlah misi TNI

Dilansir dari buku 'Legenda Pasukan Komando, Dari KopassusHingga operasi Khusus', Bob H Hernoto, Penerbit Buku Kompas, Agus sempat bergabung dengan Resimen Tjakrabirawa, Pasukan Pengawal Presiden (Paspampres) Soekarno

Meski telah pensiun dari Kopassus karena kehilangan kakinya, Agus juga sempat bergabung dengan tim Operasi Khusus pimpinan Ali Moertopo.

Baca: PASUKAN Elite Inggris SAS Kagumi Aksi Kopassus, Pernah Takluk saat Perang Gerilya di Kalimantan

Baca: Video: Konsumsi Ini, 7 Makanan dan Minuman Dipercaya Bisa Menyehatkan Organ Kewanitaan

Baca: Pilkada Gubernur Jambi, Dukungan ke Ramli Taha Mulai Mengalir

Baca: Hasil Pilkada dan Pemilu Serentak Jadi Evaluasi Pengurus PDIP Jambi

Setiap kali ada operasi intelijen, dipastikan Agus terlibat dan berperan aktif di dalamnya.

Contohnya, Agus pernah terlibat dalam operasi Komodo yang merupakan persiapan menuju serangan Seroja di Timor-Timur.

 

Anggota Kopassus TNI AD.
Anggota Kopassus TNI AD. (Youtube)

Baca: Alat Kontrasepsi Pernah Jadi Senjata Rahasia Kopaska saat Operasi Trikora yang Bikin Belanda Takut

Baca: VIDEO : 3 Zodiak Ini Ternyata Tak Tulus dalam Berhubungan, Hanya Pura-pura Peduli Sama Orang Lain

Baca: Teriakan Tegas Benny Moerdani ke Prajurit Kopassus yang Temukan Peti Emas: Tinggalkan atau Kau Mati

Baca: Edi Purwanto Ditantang Ihsan Yunus dan Dua Ketua DPC PDIP di Jambi

Agus ditunjuk langsung oleh Kepala BAKIN kala itu, Letnan JenderalTNI Yoga Soegama, untuk mencari informasi mengenai keberadaan pos-pos musuh dan menentukan "dropping zone" yang aman.

Masih dari sumber yang sama, dikisahkan Agus kehilangan kaki kirinya dalam sebuah pertempuran membebaskan Irian Barat dari Belanda.

Dalam pertempuran di pedalaman Papua pada pertengahan 1962, Agus dan pasukannya terlibat kontak senjata yang sengit.

Dia terluka parah pada bagian punggung dan kaki kirinya.

Anak buahnya berusaha membopong dan menyelamatkan komandannya. Namun, di situasi kala itu, Agus memilih jalannya sendiri.

Ia tetap berada di medan pertempuran hingga akhirnya tertangkap dan ditawan oleh tentara Belanda.

Meski hari-harinya diisi dengan penyiksaan, tapi mulut Agus terkunci rapat.

Dia tak sudi membocorkan informasi terkait operasi besar-besaran yang dipimpin Benny Moerdani atasannya.

Meski begitu, pasukan Belanda juga memperlakukan Agus sesuai konvensi Jeneva.

kopassus
kopassus (Tribunnews.com)

Agus dirawat hingga sembuh tapi kakinya terpaksa diamputasi mengingat luka tembaknya sudah membusuk.

Agus masih hidup dan Irian Barat akhirnya jatuh ke tangan Indonesia.

Pada akhir 1964, diadakan sebuah pertemuan perwira RPKAD (sekarang Kopassus) membahas penghapusan tentara cacat dan Agus termasuk di dalamnya.

Salah satu informasi menarik yang terungkap dalam buku Legenda Pasukan Komando adalah medali "Bintang Sakti" yang kemudian diterima Agus pada 1987.

Penghargaan itu terkait dengan keberaniannya menanggung derita saat dipaksa membocorkan informasi di Papua pada 1962.

Saat itu yang menerima medali paling bergengsi dari Presiden Soekarno itu cuma Benny dan Untung.

Bintang Sakti diberikan kepada Agus setelah mendapat kesaksian akan keberanian Agus dari perwira Belanda yang pernah menawannya.

Serangan Kopassus Bikin Pemberontak PRRI Kocar-kacir
Serangan Kopassus Bikin Pemberontak PRRI Kocar-kacir (Angkasa : Indonesian Special Force)

Baca: 9 Kader PDIP Berebut Kursi DPD Jambi, Diyakini Bakal Panas

Baca: Kubu 02 Mau Bawa Sengketa Pilpres 2019 ke Peradilan Internasional, Ini Kata Refly Harun & Mahfud MD

Baca: BKN Rilis Kebutuhan Formasi CPNS/ASN & PPPK Tahun 2019, Catat! Ini 9 Syarat Dasar Bagi Pelamar

Baca: Mantan Drummer Gun N Roses Dilarikan ke Rumah Sakit Lantaran Steven Adler Tusuk Perutnya Sendiri

Kesaksian disampaikan kepada Benny Moerdani yang saat itu menjabat Panglima ABRI dan berkunjung ke Belanda.

"Saya selalu teringat sosok Pak Agus yang pemberani itu, khususnya jika sedang tugas di hutan Timtim. Keteladanan Pak Agus selalu melekat pada saya," kata mantan Wakil KSAD Letjen TNI(Purn) Kiki Syahnakri yang memberikan testimoni dalam buku tersebut.

Kisah Agus sendiri juga tetap diingat oleh Presiden Soeharto sehingga setiap kali bertemu, Presiden RI kedua itu selalu menanyakan kondisi kaki Agus.

Selama hidupnya, Agus mengabdi kepada bangsa dan negara sejak masa perjuangan mempertahankan kemerdekaan dalam Divisi Brawijaya di Malang.

Dia kemudian bertugas di Batalion Andi Mattalatta di Makasar, Sulawesi Selatan, RPKAD (Kemudian menjadi Koppasus), Operasi Pasukan Khusus (Opsus) di bawah Kostrad, menjadi Opsus di bawah Bakin, dan terakhir di Pusintelstrat Hankam (kemudian bernama Bais ABRI).

Di dalam Opsus Agus bertugas menjadi semacam Komandan Detasemen Markas atau Dandenma) yang mengatur segala hal terkait operasi-operasi opsus.

Ia juga terlibat dalam berbagai operasi Opsus di Irian Barat dan Timor Timur.

Intelijen Kopassus yang Sukses Menyusup ke Tubuh GAM

Kisah-kisah menarik pasukan elit Indonesia ini memang tak sedikit yang luput dari perhatian publik.

Sebagai prajurit komando, para anggota Kopassus dibekali berbagai keahlian khusus. Seperti kemampuan intelijen yang mumpuni.

Satu di antaranya adalah kisah Sersan Badri (bukan nama sebenarnya), anggota satuan intelijen Kopassus atau Sandhi Yudha.

Melansir buku Kopassus untuk Indonesia, karangan Iwan Santosa dan EA Natanegara, Sersan Badri ditugaskan untuk masuk ke lingkaran utama Gerakan Aceh Merdeka (GAM) pada 2003.

Sebelum ditumpas habis, GAM sempat beberapa kali melancarkan aksinya di Aceh. Basis militer mereka berada di Lhokseumawe.

Ilustrasi: TNI mengerahkan 142 Prajurit Kopassus untuk melaksanakan tugas menyelamatkan para pendaki yang masih terperangkap di atas Gunung Rinjani akibat longsor
Ilustrasi: TNI mengerahkan 142 Prajurit Kopassus untuk melaksanakan tugas menyelamatkan para pendaki yang masih terperangkap di atas Gunung Rinjani akibat longsor (TRIBUNNEWS.COM/PUSPEN TNI/Kolonel Sus Taibur Rahman)

Sebelum memasuki GAM, selama satu tahun, Sersan Badri memetakan situasi lapangan Aceh terlebih dahulu.

Bukan perkara yang mudah bagi Sersan Badri untuk memasuki lingkaran GAM.

Misi yang dilakukan Sersan Badri bisa dibilang misi top secret alias misi super rahasia, hanya pimpinannya saja yang mengetahui misi tersebut

Sersan Badri memutuskan menyamar sebagai seorang pedagang buah durian. Ia mengirim dagangannya dari Medan ke Lhokseumawe.

Ada pengalaman unik yang dialami oleh Sersan Badri. Ia pernah ditempeleng aparat saat melewati pos penjagaan karena diminta jatah durian.

Setelah berhasil menyusup masuk, Sersan Badri mendapat tantangan dari GAM. Ia beberapa kali harus mengecoh patroli TNIagar GAM tidak bisa disergap.

Bahkan, Sersan Badri diminta meloloskan anggota GAM ke Malaysia.

Yang paling gila adalah ketika Sersan Badri diminta menyembunyikan istri Panglima GAM.

Karena misinya yang sangat rahasia dan sedikit yang mengetahuinya, ia kerap ditembaki oleh temannya sendiri ketika GAM dikepung oleh prajurit TNI.

Setelah Idul Fitri pada tahun 2004, turun perintah penangkapan hidup atau mati tiga pimpinan GAM, yaitu Muzakir Manaf, Sofyan Dawood, dan Said Sanan diturunkan.

Sersan Badri memberikan informasi keberadaan tokoh-tokoh penting GAM itu. Ia memberitahu kepada induk pasukan bahwa ketiganya berada di Cot Girek. Kemudian tanggal dan jam penyerbuan ditetapkan.

Kopassus pun menyerbu markas GAM di rawa-rawa Cot Girek.

Said Adnan dan ajudannya seorang desersi TNI berhasil dilumpuhkan. Mereka tewas akibat tembakan di dada dan perut.

Namun, dua target lainnya berhasil lolos, yakni Muzakir Munaf dan Sofyan Dawood. Mereka berhasil lolos karena menyingkir ke kawasan Nisam.

Kendati demikian, Sersan Badri berhasil menemukan senjata yang digunakan dan sumber dana GAM.

Tim intelijen Kopassus berhasil menemukan bongkar muat sebanyak 125 pucuk senapan milik GAM yang berhasil diselundupkan dari Thailand ke Malaysia

Sumber dana GAM berasal dari perdagangan ganja kering yang berasal dari Aceh Timur dan Aceh Utara. Ganja tersebut dikirim melalui kapal kecil dari jalur laut ke Malaysia.

Selain itu, GAM juga menyedot dana dari perusahaan besar yang beroperasi di Aceh dan warga setempat.

Mereka diwajibkan memberi dana perjuangan GAM mulai dari hewan ternak, sawah, dan kebun dikenakan pajak.

IKUTI KAMI DI INSTAGRAM:

NONTON VIDEO TERBARU KAMI DI YOUTUBE:

IKUTI FANPAGE TRIBUN JAMBI DI FACEBOOK:

Sumber: Tribun Jambi
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved