Yang Dilakukan Kakek Prabowo Subianto 73 Tahun Lalu, Membuat Perubahan Besar di Indonesia
Apa kaitan kakek Prabowo Subianto dengan peristiwa yang terjadi pada tanggal itu? Berikut ini catatan sejarah 73 tahun lalu...
Apa kaitan kakek Prabowo Subianto dengan peristiwa yang terjadi pada tanggal itu? Berikut ini catatan sejarah 73 tahun lalu...
TRIBUNJAMBI.COM - Peristiwa yang terjadi terjadi pada 5 Juli 1946 ini terkait dengan kakek Prabowo Subianto?
Kakek dari Prabowo bernama Margono Djojohadikusumo.
Sementara itu, ayah dari Prabowo bernama Soemitro Djojohadikusumo yang merupakan ekonom Indonesia.
Tanggal tersebut merupakan hari pendirian bank komersial tertua dalam sejarah Republik Indonesia.
Baca Juga
Penelusuran Aiman Witjaksono: Dugaan Kerusuhan 22 Mei Korban Dieksekusi di Tempat Lain Lalu Di-drop
Analisis Pengamat Jelang Keputusan Sidang Sengketa Hasil Pilpres 2019? Benarkah Bisa Seperti ini?
Chat WA di Ponsel Jessisca Bikin Kaget, Sang Ibu Tak Pernah Sangka Isinya Sampai Tega Seperti Ini
Giant Diskon Besar-besaran, Mengapa 6 Gerai Ritel Tutup pada 28 Juli 2019? Strategi Bisnis Baru?
Yang Terjadi Pada Komedo Setelah 25 Tahun Dibiarkan, Begini Proses Pembersihannya, Yakin Mau Nonton?
Pada tanggal itu, Bank Negara Indonesia atau populer dengan sebutan BNI didirikan.
Maka tak heran, orang-orang generasi lama menyebutnya dengan sebutan BNI 46.
Perlu diketahui, BNI merupakan bank milik pemerintah, dalam bentuk BUMN.
Melansir wikipedia, saat ini BNI mempunyai 914 kantor cabang di Indonesia dan 5 di luar negeri.
BNI juga mempunyai unit perbankan syariah, namun sejak 2010 telah spin off (memisahkan diri) dengan nama BNI Syariah
Mari kita merunut pendirian BNI ini!
PT Bank Negara Indonesia Tbk didirikan Margono Djojohadikusumo, yang merupakan satu dari anggota BPUPKI, lalu mendirikan bank sirkulasi/sentral yang bertanggung jawab menerbitkan dan mengelola mata uang RI.
Tokoh ini merupakan ayah dari Prof. Dr. Soemitro Djojohadikusumo, sekaligus kakek Prabowo Subianto.
Margono merupakan seorang pionir dan berhasil menanamkan nilai-nilai dan cara pandang bisnis perbankan di Indonesia, menggantikan peranan De Javasche Bank pada era penjajahan.

Saat itu, Bank Negara Indonesia didirikan dan dipersiapkan menjadi Bank Sirkulasi atau Bank Sentral.
Artinya, bank ini yang bertanggung jawab menerbitkan dan mengelola mata uang RI.
Nah, baru beberapa bulan setelah pendiriannya, Bank Negara Indonesia mulai mengedarkan alat pembayaran resmi pertama - Oeang Republik Indonesia atau ORI.
Menjadi catatan juga, pengusul pembentukan sebuah Bank Sentral atau Bank Sirkulasi, serta sekaligus juga adalah sebagai pendiri dan Direktur Utama Bank Negara Indonesia yang pertama adalah Raden Mas Margono Djojohadikusumo.
Pada 1955, Peran Bank Negara Indonesia beralih menjadi bank pembangunan dan kemudian mendapat hak untuk bertindak sebagai bank devisa.
Sejalan dengan penambahan modal pada tahun 1955, status Bank Negara Indonesia beralih menjadi bank umum dengan penetapan secara yuridis melalui Undang-Undang Darurat Nomor 2/ 1955.
Dengan inovasi perbankan yang luas, menimbulkan kepercayaan pemerintah terhadap perusahaan BNI. Maka, pada 1968, status hukum Bank Negara Indonesia ditingkatkan ke Persero dengan nama PT Bank Negara Indonesia.
Pada 2013, BNI meluncurkan kartu kredit dan kartu ATM/debit bergambar Tim Sepakbola peserta BPL, Chelsea, dengan logo MasterCard.

Kartu tersebut dapat diterima oleh fans Chelsea. Bank BNI juga meluncurkan layanan trust bagi industri ekspor, termasuk untuk industri minyak dan gas.
Bank Negara Indonesia terpilih menjadi bank yang melayani pembayaran bagi para investor asing yang ingin menanamkan modalnya di Indonesia melalui alur Layanan Izin Investasi 3 Jam yang disiapkan Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) karena BNI adalah bank yang sudah terhubung dengan layanan AHU Online milik Kementerian Hukum dan HAM.
Mengulas Margono Djojohadikusomo
Margono lahir di Banyumas, Jawa Tengah, pada 16 Mei 1894.
Dia merupakan ketua Dewan Pertimbangan Agung Sementara (DPAS) era pemerintahan Soekarno.

Sehari setelah pelantikan Soekarno dan Hatta menjadi Presiden dan Wapres, dibentuk Kabinet Presidentil dan Dewan Pertimbangan Agung Sementara (DPAS) dan RM Margono Djojohadikusomo menjadi ketua.
Saat itu, Margono mengusulkan supaya dibentuk sebuah Bank Sentral atau Bank Sirkulasi seperti yang dimaksud dalam UUD 1945.
Soekarno-Mohammad Hatta kemudian memberikan mandat kepada Margono untuk membuat dan mengerjakan persiapan pembentukan Bank Sentral (Bank Sirkulasi) Negara Indonesia pada 16 September 1945.
Pada 19 September 1945, sidang Dewan Menteri Republik Indonesia memutuskan untuk membentuk sebuah bank milik negara yang berfungsi sebagai "Bank Sirkulasi".
Akhirnya Pada 15 Juli 1946, terbitlan Perpu Nomor 2/1946 tentang Pendirian Bank Negara Indonesia dan penunjukan RM Margono Djojohadikusomo sebagai Direktur Utama Bank Negara Indonesia (BNI). (sud / Tribunjambi.com)
Subscribe Youtube
Analisis Pengamat Jelang Keputusan Sidang Sengketa Hasil Pilpres 2019? Benarkah Bisa Seperti ini?
Chat WA di Ponsel Jessisca Bikin Kaget, Sang Ibu Tak Pernah Sangka Isinya Sampai Tega Seperti Ini
Jangan Tertipu Wajah Manis Hakim MK Jelang Putusan, Ini Penjelasan Pakar Hukum Universitas Andalas
Ini Arti Tepung Tawar di Festival Kampung Laut, Ismail Jelaskan Makna Budaya Adat Melayu Timur
Giant Diskon Besar-besaran, Mengapa 6 Gerai Ritel Tutup pada 28 Juli 2019? Strategi Bisnis Baru?