PRAJURIT Kopassus 5 Hari Bertahan di Tumpukan Mayat Rekan yang Membusuk, Tiba-tiba Lewat Sosok Ini
TRIBUNJAMBI.COM - Pada 7 Desember 1975 silam, TNI menggelar operasi lintas udara terbesar untuk
Prajurit yang siap tempur itu dibagi dua tim, yakni Banteng I di Fak-fak dan Banteng II di Kaimana.
Banteng I melakukan misi penerjunan di Fak-Fak, dipimpin Letda Inf Agus Hernoto. Banteng II di Kaimana dipimpin Lettu Heru Sisnodo.
Baca: Dikenal Sebagai Ratu Film Panas Era 80, Kini Kehidupan Eva Arnaz Berubah Drastis, Kini Jual Lontong
Sambil menunggu perintah berangkat, pasukan ini sempat beristirahat di bawah sayap pesawat.
Mereka berusaha tidur sekenanya untuk mengumpulkan tenaga.
Tiga pesawat Dakota yang dipimpin Mayor Udara YE Nayoan, Komandan Skadron 2 Transport, disiapkan untuk menerbangkan pasukan ke Fak-Fak.
Lengkapnya, operasi ini akan menerjunkan satu tim gabungan yang terdiri dari 10 prajurit PGT, 30 prajurit RPKAD ditambah dua orang Zeni.
Baca: Salurkan Hobi dan Berlajar Berorganisasi, Ini 5 UKM Seni yang Ada Diberbagai Kampus di Jambi
Tim ini dipimpin Letda Agus Hernoto dari Kopassus.
Sewaktu lepas landas dari Laha, hujan turun deras.
Dropping dilaksanakan saat subuh di sebelah utara Fak-Fak.
Setelah konsolidasi di pagi hari itu, rombongan PU II Pardjo yang diterjunkan di Fak-Fak ternyata selamat dan satu anggota dinyatakan hilang.
Beberapa hari kemudian datang Marinir Belanda sehingga terjadi kontak senjata.
Baca: Salurkan Hobi dan Berlajar Berorganisasi, Ini 5 UKM Seni yang Ada Diberbagai Kampus di Jambi
Sesuai instruksi sebelumnya, bila kekuatan tidak seimbang segera masuk hutan.
Setelah keadaan tenang mereka menyusup kembali ke kampung tersebut dan ternyata sudah kosong.
Rumah-rumah penduduk dibakar oleh Belanda dan penduduknya mengungsi entah kemana.
Sementara pasukan yang diterjunkan di Fak-Fak, sekitar satu bulan bertahan di sekitar kampung Urere, kemudian mendapat perintah meninggalkan kampung.
Baca: 5 Artis yang Dulunya Anggota TNI & Polisi, Banyak yang Gak Nyangka No 3 Dulunya Seorang Marinir
