Bahaya Smartphone 'Setan Gepeng' Pada Keluarga Anda, Jangan Sampai Menyesal!
Masing-masing memegang gawai atau ponsel pintar (smartphone). Mata mereka tampak serius memandangi layar gawai. Jari jemari kecil bergerak ke kanan
Biasanya, Luki bermain game online setelah pulang sekolah, sekitar pukul 12.00 WIB hingga pukul 24.00 WIB.
"Tapi jam 8 malam berhenti, belajar dulu sampai jam 9 malam," kata anak kedua dari tiga bersaudara itu.
Banyak orang gemar bermain game, mulai dari anak-anak, remaja hingga orang dewasa.
Baca: Mertua KSAD Pistolnya Melorot Dalam Celana, Duel di Gubuk Terbakar hingga Kena Tusuk
Baca: Spesifikasi & Harga Jual Oppo Reno, Pakai Pop Up Kamera Segitiga Harga Mulai Rp 6 Jutaan
Bermain game memang menyenangkan, bahkan beberapa orang sampai bersikap adiktif.
Tidak hanya online, game offline pun sering kali membuat kecanduan.
Adiksi game online sudah dialami Luki sejak lama. Bahkan, ia pernah menangis meronta-ronta saat ponselnya sengaja disembunyikan oleh sang ibu.
Maka sebagian orang tua menjulukinya setan gepeng karena anak-anaknya tergoda dan melupakan kewajibannya untuk beribadah apalagi cari ilmu agama.
Orangtuanya geram karena tangan Luki tidak bisa lepas dari telepon pintar.
Hingga akhirnya dia meminjam ponsel ayahnya untuk menelepon ibunya yang sedang bekerja.
"Aku telepon ibuku yang lagi kerja. Tanya HP-nya dimana. Wong yang lain main game masa aku sendirian cuma nonton, diam saja," ujarnya.
Untuk bermain game online, Luki menghabiskan kuota data sebanyak 4 GB selama satu pekan.
Bahkan, ia pernah menghabiskan kuota data internet 4 GB dalam satu hari.
Untuk membeli data, dia menuturkan menggunakan uang sendiri yang telah ditabung.
Sisa uang saku sekolah setiap harinya, selalu ditabung untuk beli kuota.
"Uang saku Rp 10 ribu, biasanya ditabung Rp 1 ribu atau Rp 2 ribu setiap hari," imbuhnya.