AKSI Profesor Intelijen Kopassus, Merayap di Sarang Kobra: Duel Sengit Bos Gerilyawan di Kalimantan
TRIBUNJAMBI.COM-- Jenderal TNI (Purn) AM Hendropriyono merupakan salah satu prajurit baret merah yang
Kala itu, AM Hendropriyono bersama tim kecil sebanyak delapan orang mengintai gubuk Hassan semalaman.
Sebelumnya mencapai gubuk, AM Hendropriyono yang saat itu masih berpangkat kapten harus merayap sejauh 4,5 kilometer. Anggota Kopassus itu harus merayap melewati sarang ular Kobra.
Karena sudah terlatih menjinakkan ular, pasukan elite ini melewatinya dengan mudah.
Saat mencapai gubuk, ada penjaga musuh di sana. Secara hati-hati, seorang anggota timnya membunuh penjaga gubuk yang memegang senjata api menggunakan sangkur.
Saat menaklukkan Hassan, seorang komandan PGRS, Hendropriyono harus menembak lalu membanting lawan dengan gerakan bela diri.
Pertempuran lawan satu jarak dekat itu mengakibatkan pahanya tertembus sangkur dan jemarinya sobek karena menahan sangkur Hassan yang nyaris menghunjam dada.
Hendropriyono memimpin unit Sandi Yudha dengan anggota delapan orang yang selalu bergerak dalam jumlah kecil di garis belakang lawan.
Baca: Hingga Pertengahan Juni Serapan Anggaran Pemprov Jambi Masih Relatif Rendah, Ini Penyebabnya
Saat mengendap mendekati gubuk Hassan yang berlangsung semalaman, salah satu anggota Sandi Yudha harus membunuh dengan sangkur seorang penjaga gubuk yang bersenjata api.
Semua harus dilakukan dengan senyap dan penuh kejutan (element of surprise).
Selain bertempur, Hendropriyono dan pasukan Sandi Yudha juga berulang kali berhasil membuat musuh jadi bersimpati kepada Republik Indonesia.
Baca: Wanita Bersuami Ini Main 3 Kali Seminggu dengan Pria Lain, Ngamuk Saat Digrebek Sat Pol PP
Kalau terpaksa, penculikan dan interogasi dilakukan di lapangan.
Salah satu peristiwa yang mengharukan adalah pertemuan dengan Komandan PGRS Wong Kee Chok pada tahun 2005.
Hendropriyono dan Kee Chok berpelukan, menangis, dan saling menanyakan keadaan.
Saat peluncuran buku Operasi Sandi Yudha, Bong Kee Siaw, salah seorang komandan PGRS yang hadir, dan istrinya yang juga bergerilya disambut hangat oleh Hendropriyono.
Baca: Dua Pemuda Asal Sumsel Nekat Begal di Sarolangun, Korban Masih SMP
Hendropriyono memuji Kee Siaw dan istrinya yang bersifat kesatria. Dalam sebuah pertempuran, mereka menyelamatkan dan mengobati musuh (prajurit TNI).