Tokoh Dunia
Siapa Sebenarnya Che Guevara? Lahir 14 Juni, Simbol Perlawanan Dunia Sahabat Akrab Presiden Soekarno
Che Guevara merupakan seorang pejuang revolusi, dokter, penulis, pemimpin gerilyawan, diplomat, dan pakar teori militer asal Argentina
Semua pengalaman tersebut menggerakan hati Guevara untuk "menolong orang-orang tersebut".
Dia lalu menamatkan pendidikan dokternya pada Juni 20153.
Namun, dia memilih untuk tidak menolong orang melalui dunia kedokteran.
Melainkan masuk ke dalam arena konflik bersenjata.
Pada 1953, Guevara pergi ke Guatemala di mana Jacobo Arbenz sedang menggelorakan kampanye melakukan revolusi sosial di sana.
Guevara, yang saat itu memilih nama pendek Che, menyaksikan AS melalui Badan Intelijen Pusat (CIA) menggulingkan Arbenz melalui kudeta.
Dari situ, Guevara menyimpulkan bahwa AS bakal selalu melibas pemerintahan sayap kiri progresif.
Dia berencana membawa sosialisme, dan menjadi Marxist.
3. Pertemuan dengan Castro Bersaudara dan Revolusi Kuba
Dari Guatemala Guevara pindah ke Meksiko pada 21 September 1954.
Di sana, dia sempat bekerja sebagai dokter maupun jurnalis bagi Latina News Agency.
Di ibu kota Mexico City, dia bertemu dengan Fidel dan Raul Castro yang tengah menyiapkan Pergerakan 26 Juli untuk menggulingkan diktator Kuba Fulgencio Batista.
Guevara bergabung, dan mereka berusaha menyusup dengan menggunakan kapal penjelajah tua, Granma, dan mendarat di Oriente pada 2 Desember 1956.
Namun, kedatangan mereka telah tercium oleh pasukan Batista.
Dari 82 orang yang menyusup, hanya 22 orang yang berhasil selamat termasuk Guevara.
Saat diserang, Guevara memilih menanggalkan perlengkapan medisnya, dan mengambil kotak amunisi yang kelak mengubah hidupnya.
Dalam keadaan terluka, rombongan yang selamat itu berhasil meraih Sierra Maestra di mana mereka memutuskan menjadi gerilyawan pertama.
Pelan-pelan, operasi gerilya yang dilancarkan Castro bersaudara mulai mendapatkan simpati dari rakyat.
Mereka berhasil merekrut anggota baru, mendapat bahan makanan, hingga amunisi.
Pada awalnya, Guevara merupakan dokter pasukan.
Namun, dia juga mulai mengasah kemahiran menggunakan senjata, dan kemudian menjadi salah satu sekutu utama Castro.
Dia mendapat tugas tidak hanya menyembuhkan.
Namun juga eksekutor, atau memberi perintah eksekusi, orang-orang yang dianggap berkhianat.
Ketika akhirnya Castro meraih kemenangan dan memasuki Havana 8 Januari 1959, Guevara didapuk menjadi komandan Penjara La Cabana.
Selama lima bulan, dia mendapat tugas untuk mengawasi pelaksanaan "keadilan revolusioner" terhadap sisa-sisa pasukan Batista, maupun para pengkhianat.
Dilaporkan, ketika menjadi komandan di La Cabana, Guevara mengeksekusi mati antara 55 hingga 105 simpatisan Batista.
Setelah itu, Guevara menjadi presiden bank nasional dan menteri industri yang membantu Kuba menjadi negara komunis.
Di awal 1960-an, Guevara bertindak sebagai Duta Besar Kuba.
Berkeliling dunia untuk mencoba berhubungan dengan negara lain, termasuk Uni Soviet.
Dia menjadi sosok kunci ketika terjadi Insiden Teluk Babi antara 17-19 April 1961, dan Krisis Rudal Kuba antara 16-28 Oktober 1962.
Pada 1964, dia mendapat kesempatan berpidato di forum PBB di mana dia mengecam kebijakan luar negeri AS dan politik apartheid Afrika Selatan.
4. Kongo dan Awal Kejatuhan
Pada 1965, Guevara mengundurkan diri dari jabatannya, dan pergi ke Afrika untuk menawarkan pengetahuan dan pengalamannya sebagai gerilyawan di Kongo yang tengah menghadapi Pemberontakan Simba.
Presiden Aljazair Ahmed Ben Bella saat itu berkata, Guevara berpikir Afrika adalah mata rantai terlemah imperialisme, dan punya potensi revolusi yang bagus.
Oleh Presiden Mesir Gamal Abdel Nasser yang berkawan baik dengan Guevara, dia dinasihati agar tidak ikut campur dalam politik di Kongo.
Meski mendapat peringatan, Guevara tetap pergi.
Baca: Motif Pembunuhan dan Mutilasi Vera Oktaria Kasir Indomaret: Pelaku Mengaku Korban Minta Dinikahi
Baca: Tak Hanya Skill Bertempur, Kopassus Belajar Silat & Debus, Jenderal AS Sebut Ilmu Aneh Mengerikan
Menggunakan nama Ramon Benitez, dia memimpin operasi berbekal dukungan dari Simba.
Bersama 12 orang Kuba lainya, Guevara sampai pada 24 April 1965, dan awalnya bergabung dengan pasukan Laurent-Desire Kabila.
Namun, dia mengalami kesulitan karena pasukan di bawah pimpinan Kabila kurang disiplin, sehingga memutuskan untuk meninggalkannya.
Saat itu, oposisi mulai melancarkan balasan melalui tentara bayaran yang dipimpin Mike Hoare, dan didukung CIA serta orang Kuba anti-Castro.
Mereka berhasil melacak Guevara yang sedang bermarkas di desa Fizi dekat Danau Tanganyika, di kawasan tenggara Kongo.
Pasukan yang disokong CIA itu berhasil menyadap komunikasi Guevara, dan memutus jalur perbekalan bagi pergerakannya.
Guevara pun mengalami kekalahan pada 20 November 1965.
Enam bulan berikutnya, di bersembunyi di Dar es Salaam dan Prague, Republik Ceko.
Saat itu Prague, dia bertemu mantan Presiden Argentina Juan Peron yang berkata kalau apa yang dilakukan Guevara di Kongo adalah bunuh diri.
Peron lalu mengenang bahwa Guevara adalah sosok yang masih belum dewasa.
"Namun, saya senang dia berhasil membuat Yankee, julukan untuk AS, itu sakit kepala," katanya.
5. Tertangkap di Bolivia dan Dihukum Mati
3 November 1966, Guevara sampai di La Paz, Kolombia, melalui penerbangan dari Montevideo, Uruguay, menggunakan nama samaran Adolfo Mena Gonzalez.
Dari La Paz, Guevara menuju kawasan Nancahuazu untuk memimpin pasukan gerilya berkekuatan 50 orang yang menamakan diri sebagai Pasukan Pembebasan Nasional Bolivia (ELN).
Awal 1967, ELN yang mempunyai modal kemampuan meraih kesuksesan dengan menumbangkan pasukan pemerintah di kawasan pegunungan Camiri.
Awalnya pemerintah Bolivia melihat pasukan Guevara sangat besar.
Namun di Agustus 1967, mereka berhasil mengalahkan dua kelompok gerilyawan.
Pada saat itu, La Paz mulai melancarkan perburuan terhadap Guevara, dan mendapat bantuan dari pejabat Divisi Khusus CIA di Bolivia, Felix Rodriguez.
7 Oktober 1967, seorang informan memberi tahu Pasukan Khusus Bolivia bahwa Guevara dan pengikutnya bermarkas di Jurang Yuro.
8 Oktober 1967 pagi, Bolivia mengerahkan dua batalion untuk mengepung tempat itu, dan memaksa gerilyawan maupun Guevara menyerah.
Guevara diikat dan dibawa ke sebuah sekolah di desa La Higuera malam harinya.
Tertembak di betis kanan, dia menolak berbicara dengan penyidik Bolivia.
9 Oktober 1967 dalam usia 39 tahun, Guevara tewas dieksekusi oleh pasukan Bolivia di bawah instruksi Presiden Rene Barrientos.
Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Biografi Tokoh Dunia: Che Guevara, Simbol Revolusi Dunia"
