Pernah Berlimpah Uang dari Batu Ajaibnya, Begini Kondisi Dukun Cilik Ponari Setelah 10 Tahun

Kabar dukun cilik Ponari asal Jember yang pernah terkenal karena batu ajaibnya setelah 10 tahun berlalu.

Editor: bandot
Youtube/Tribunnews
Ponari dukun cilik asal Jember 10 tahun kemudian 

Namun bagaimanakah nasib Ponari kini? Berikut ini fakta-faktanya.

1. Kisah batu ajaib

ponari dukun cilik
ponari dukun cilik (youtube)

Ponari mengungkapkan, batu itu ditemukan secara tidak sengaja, saat hujan deras mengguyur desanya.

Ia lalu membawa batu tersebut pulang dan diperlihatkan kepada neneknya.
Nenek Ponari yang melihat batu tersebut sebagai batu yang biasa saja kemudian membuang batu itu ke halaman.

2. Awal mula Ponari mampu mengobati penyakit

Sejumlah pasien pengobatan tradisional di Dusun Kedungsari, Desa Balongsari, Kecamatan Megaluh, Kabupaten Jombang, Jawa Timur, Minggu (1/2/2009), menunggu giliran untuk berobat pada tabib cilik, M Ponari (9). Dalam tiga pekan terakhir ini ribuan orang dari sejumlah daerah, bahkan negara tetangga, datang ke sini, berharap Ponari mampu menyembuhkan penyakit mereka.
Sejumlah pasien pengobatan tradisional di Dusun Kedungsari, Desa Balongsari, Kecamatan Megaluh, Kabupaten Jombang, Jawa Timur, Minggu (1/2/2009), menunggu giliran untuk berobat pada tabib cilik, M Ponari (9). Dalam tiga pekan terakhir ini ribuan orang dari sejumlah daerah, bahkan negara tetangga, datang ke sini, berharap Ponari mampu menyembuhkan penyakit mereka. (KOMPAS/INGKI RINALDI)

Keanehan kembali terjadi ketika Ponari tiba-tiba datang ke rumah tetangganya yang sedang sakit.

Ia lalu mencelupkan batu tersebut ke air dan diminum oleh tetangga tersebut.
Seketika itu juga penyakit tetangga Ponari sembuh.

Baca: Siap-siap Materi SKD Tes CPNS 2019 Diprediksi Kian Sulit Dibanding 2018, Simak Kisi-kisi-Nya!

Baca: Bantahan TKN Jokowi-Maruf Soal Tuduhan Jokowi Sumbang Rp 19,5 M Untuk Kampanye dan Kenaikan Gaji PNS

Baca: Ahmad Dhani Dikabarkan Minta Bilik Asmara Lepas Kerinduan Mulan Jameela, Karutan Sebut Tak Ada

Kabar tersebut langsung menjalar ke seluruh daerah hingga akhirnya banyak warga yang berbondong-bondong datang ke rumah Ponari untuk berobat.

Selang beberapa bulan kemudian, Ponari membuka praktek pengobatan dan mematok kontribusi tiket bagi pasien sebesar Rp 5.000,-.

3. Sempat ditutup

TUAH - Ponari (tengah) dirubung siswa SMP dan orangtua murid yang meminta tuah, Jumat (22/4).
TUAH - Ponari (tengah) dirubung siswa SMP dan orangtua murid yang meminta tuah, Jumat (22/4). (surya/sutono)

Praktek pengobatan Ponari sempat ditutup saat ada pasien dan warga yang tewas di sekitar rumah Ponari.

Dua orang pasien dan dua orang pedagang asongan meninggal diduga karena kelelahan.

Para pemerhati hak anak juga meminta supaya Ponari tidak di eksploitasi.
Mereka meminta Ponari dibiarkan untuk sekolah dan bermain layaknya anak pada umumnya.

Namun penutupan ini hanya bersifat sementara.
Beberapa bulan kemudian, praktek pengobatan dibuka kembali.

4. Hasil dari praktik pengobatan

Halaman
123
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved