Bripda Iin Ariska Dilamar dengan Uang Panaik Rp 300 Juta, Polwan Cantik Dapat Suami Pria Kaya

Foto-foto lamaran Muh Irsan ke Bripda Iin Ariska Syahrir jadi perbincangan. Berikut ini kisah polwan cantik yang menarik perhatian netizen.

Editor: Duanto AS
facebook.com/karny.ada
Bripda Iin Ariska Syahrir dari Kabupaten Bantaeng, Sulawesi Selatan, dilamar pria kaya raya. 

Foto-foto lamaran Muh Irsan ke Bripda Iin Ariska Syahrir jadi perbincangan. Berikut ini kisah polwan cantik yang menarik perhatian netizen.

TRIBUNJAMBI.COM - Nama polwan cantik Bripda Iin Ariska mendadak ramai dibicarakan.

Pernikahan polisi cantik itu foto-fotonya berseliweran di media sosial.

Foto-foto acara Mappettuada Bripda Iin Ariska Syahrir yang berasal Kabupaten Bantaeng, Sulawesi Selatan, beredar.

Awalnya, polwan cantik ini dilamar pria asal Jeneponto.

Bripda Iin Ariska mendapat lamaran dengan uang panaik Rp 300 juta, 1 ekor kuda, 1 hektare tanah, 1 ton beras dan 1 stel perhiasan emas.

Baca Juga

 Pekerjaan Michael Kiehl Terbongkar? Penyebab Ayah Cinta Laura Dianggap Orang Penting di Indonesia

 Nasib Maruf Amin Bila Gugatan Tim Hukum 02 Dikabulkan, Terungkap Fakta-fakta yang Dilakukan KPU

 Kolam Penampungan Minyak Ilegal di Batanghari Terbakar, Muncul Percikan Api dari Mesin Robin

 Sang Ibu Kaget saat Periksa Isi Chat WA Jessica, Kalimat dan Foto Syur Bagian Bawah Mengejutkan

 Suara Dentuman Misterius Terdengar di Belitung, BMKG Masih Kebingungan Cari Penyebab

Melansir tribunbantaeng.com, berikut ini fakta-fakta pernikahan Bripda Iin Ariska Syahrir:

1. Calon Mempelai Laki-laki

Bripda Iin Ariska Syahrir dilamar Muh Irsam Mulianasir.

Iccank sapaannya adalah warga Gantarang, Kabupaten Jeneponto.

2. Uang Panaik Rp 300 juta

Uang panaik berupa uang panaik 300 juta, 1 hektare tanah, 1 stel emas, 1 ton beras, 1 hektare tanah, dan kuda 1 ekor.

Rencananya, pernikahan Bripda Iin Ariska Syahrir dengan Iccank digelar 23 Agustus 2019.

3. Viral di Sulsel

Netizen di Makassar ramai membicarakan acara Mappettuada.

Foto-foto lamaran Bripda Iin Ariska Syahrir jadi perbincangan di media sosial.

Bripda Iin dilamar Muh Irsan pun jadi perhatian.

Mappettuada merupakan proses lamaran.

Lamaran itu di langsungkan Bonto lebang, Kecamatan Bisappu, Kabupaten Bantaeng Sulawesi Selatan.

Foto-foto lamaran Bripda Iin Ariska Syahrir ramai komentar di media sosial.

4. Calon Mempelai Pria Jelaskan Uang Panaik Rp 300 Juta

Satu di antara keluarga dekat mempelai laki-laki memberikan klarifikasi lewat akun Facebook terkait arti Uang Panaik.

"Sekedar klarifikasi yangg buat status beberapa hari yamgg lalu tentang uang panaik di soal jual anak?

Maaf kalau ada netizen yangg bilangg uang panaik menjual anak, sy akan beritahu para netizen bahwasanya keluarga kami sendiri ingin membawa sekian bukan keluarga beliau tapi kami dr pihak laki-laki mengerti siapa pihak permpuannya.

Jadi seandainya pihak perempuan mau kalau ibarat barang mau dia jual kami tidak bisa membelinya itu saja kuncinya.

Di pihak perempuan uang panaik sebegitu tidak ada apa-apanya kalau dibandingkan dengan keadaannya karena beliau memiliki segalanya.

Jadi netizen jangan heran orang yang tidak memiliki jabatan saja di panaiki di atasnya bahkan ada 1 milyar tapi itu semua sah-sah saja yangg penting sepakat kedua belah pihak.

Ini Bu Polwan memiliki semuanya selain cantik rupanya cantik juga hatinya dan bu Polwan ini memiliki pribadi yangg unik.

Terima nanda dan juga keluarganya telah menerima anak kami bagian dari keluarganya mudah-mudahan samawaki sehidup semati dan kunci keberhasilan dalam menjalani bahtera rumah tangga adlh sling percaya.mengerti,mengisi dan mengimbangi satu sama lain," tulis akun Mulia Nasir.

Berikut reaksi netizen:

Hengki Nabil: jng di dengar itu ibu haji perempuan ini ada masa depanx

AndiReski Irsan: Semoga menjadi keluarga yg Samawa: Tante dn calon om

Kamaruddin Udin: Tak usah ditanggapi Cika..buang2 energi saja ...maaf sy TDK sempat ngantar kemarin di acara mappatu adatx maaf yaaa Cika .

Riska Teffany AL: Orang iri itu tante aji, mungkin mau jg di kasi naiki 300 juta na tdk ada orng mau, bodoo amat mki sjaa aji

YantiNanang: Tdk usah didengarkan tante... Mau jugaki itu dipanaiki banyak tapi tdk ada yg mau kodong... Iri tanda tak mampu... Itu saja...
Semoga lancar sampai hari H nya dan selalu dalam lindungan ALLAH SWT...

Nirwansyah: Daeng Siapa yg blang itu ibu aji tenggelamkan

YeakRhina: Slamat nempuh hidup baru dek iccank,moga cpat d berih momongan,smpai kakek ne2k/smpai maut memisahkan kalian berdua

AAchmaryani: Orang iri ji itu yg buat status jgn mi di hirau kan dan klu memang stutusx membuat klrg tdk merasa nyaman bs di lapor kan sj

5. Foto-foto Prosesi Mappattuada

Berikut foto-foto lamaran Bripda Iin Ariska Syahrir di kampung halamannya di Kabupaen Bantaeng Sulawesi Selatan

Tentang Uang Panaik di Sulawesi Selatan

Indonesia merupakan negara yang memiliki beraneka ragam suku dan budaya.

Banyaknya suku di Indonesia tentunya dibarengi dengan budaya-budaya yang unik dan berbeda dari setiap daerah.

Budaya merupakan suatu cara hidup yang diwariskan nenek moyang kita dari generasi ke generasi selanjutnya.

Budaya ini seakan sudah mendarah daging di setiap inci kehidupan masyarakat yang mengatur bagaimana seseorang harus berperilaku didalam lingkungannya.

Budaya tersebut mengatur segala aspek kehidupan masyarakat dari kelahiran, pernikahan hingga kematian.

Salah satu contohnya adalah budaya uang panai’ dalam proses pernikahan di suku Bugis-Makassar. Siapa lagi yang belum tau tentang uang panai’ ?.

Bagi kalian para wanita dewasa tentunya sudah tidak asing lagi dengan pertanyaan “kapan nikah?” oleh orang-orang sekitar.

Tetapi jika kalian wanita dari suku Bugis – Makassar tidak heran jika pertanyaan tersebut kadang dibarengi dengan pertanyaan “berapa uang panai’ mu?”.

Bukan hanya masyarakat bugis-makassar yang mengenal tradisi ini, tetapi hampir seluruh masyarakat indonesia tidak asing lagi dengan istilah uang panai’, setelah Sutradara Asril Sani dan Halim Gani Safia sukses membawa film yang berjudul “Uang Panai’ =Maha(r)l” tayang di box office Indonesia.

Uang Panai’ atau diwilayah lain biasa disebut “uang mahar” merupakan suatu bentuk tradisi adat suku Bugis-Makassar di Sulawesi Selatan saat ingin melangsungkan acara pernikahan.

Dimana calon mempelai pengantin pria memberikan sejumlah uang kepada calon mempelai wanita..

Uang tersebut dimaksudkan sebagai bentuk tanda penghargaan kepada mempelai wanita serta sebagai uang belanja untuk persiapan pesta pernikahan.

Uang panai’ juga menjadi simbol kesiapan mempelai pria apakah kelak dia mampu menjadi seorang suami yang sanggup memberikan nafkah kepada istrinya dan memenuhi kebutuhan anak-anaknya.

Besarnya jumlah uang panai’ yang dibawa mempelai pria tersebut diputuskan berdasar pada hasil perundingan antara dua keluarga calon mempelai.

Diskusi ini dilakukan saat keluarga mempelai pria bertandang kekediaman mempelai wanita dengan maksud meminang anak gadis dari keluarga tersebut.

Pertemuan tersebut dalam adat Bugis-Makassar dikenal dengan istilah mammanu’-manu’.

Saat pertemuan itu terjadi dibahas hal-hal mengenai kesiapan pesta pernikahan seperti tanggal pelaksanaan serta besarnya jumlah uang panai’ yang akan dibawa calon mempelai pria.

Pada pertemuan ini biasanya terjadi tawar menawar antara kedua belah pihak keluarga.

Besarnya permintaan jumlah uang panai’ tersebut biasanya bergantung pada status sosial calon mempelai wanita.

Apabila wanita tersebut berasal dari keturunan darah biru (karaeng, puang, dll), telah lulus dari pendidikan di perguruan tinggi.

Sudah memiliki pekerjaan yang mapan, memiliki paras yang menawan serta sudah bertitel haji maka makin besar pula jumlah uang panai’ yang diminta oleh keluarganya.

Kebanyakan orang menganggap semakin tinggi jumlah uang panai’ yang dibawa maka semakin tinggi status sosial mereka di masyarakat.

Setelah pihak keluarga mempelai pria menyanggupi besarnya jumlah uang panai’ yang ditawarkan keluarga mempelai wanita, sehingga pihak mempelai wanita bersedia dan setuju menerima pinangan tersebut maka dimulailah persiapan-persiapan untuk mengadakan pesta pernikahan.

Bripda Iin Ariska Syahrir berfoto.
Bripda Iin Ariska Syahrir berfoto. (Instagram/iinariskaaa)

Tetapi begitu pula sebaliknya, jika pihak pria tidak mampu memenuhi permintaan dari keluarga mempelai wanita maka lamaran mereka ditolak sehingga pesta pernikahan tersebut tidak jadi dilaksanakan.

Cukup banyak masyarakat yang merasa terbebani dengan budaya uang panai’ ini.

Tidak sedikit dari mereka yang sudah berpacaran lama dan berniat serius melanjutkan ke jenjang pernikahan harus merelakan niat baiknya batal karena pihak pria yang tidak mampu memenuhi permintaan dari pihak keluarga wanita.

Hal ini tentu saja dapat mempengaruhi psikologis kedua calon mempelai yang saling mencintai.

Utamanya bagi kaum lelaki yang merasa rendah diri dan merasa tidak memiliki kemampuan untuk memperjuangkan gadis yang ia cintai.

Masing-masing dari mereka bisa mengalami stres yang terkadang membuat mereka memiliki ketakutan untuk memulai suatu hubungan yang baru juga menjadi orang yang sensitif jika mendengar kata pernikahan.

Orang-orang yang menjadi korban uang panai’ ini kadang berubah pemahamannya terhadap pernikahan.

Yang dulunya mereka menganggap pernikahan merupakan ibadah yang sakral, malah berubah menjadi ajang jual-beli anak gadis seseorang serta ajang pertunjukan mampu-tidak mapunya mereka dalam hal finansial yang membuat adanya kesenjangan sosial dimasyarakat.

Tidak sedikit juga yang justru melakukan kawin lari atau orang Bugis-Makassar biasa menyebutnya dengan nama silariang.

Karena sudah terlanjur cinta tetapi niat baiknya untuk melangsungkan ibadah pernikahan harus kandas karena terhalangi oleh permintaan uang panai’ dengan jumlah besar.

Eh tapi jangan salah, tidak sedikit juga para kaum lelaki yang menganggap besarnya permintaan uang panai’ itu sebagai hal yang wajar.

Sebagian dari mereka para lelaki dari suku Bugis-Makassar yang terkenal dengan kegigihannya menganggap jika mereka mampu memenuhi permintaan besarnya jumlah uang panai’ tersebut, berarti mereka adalah lelaki yang menjunjung tinggi budaya siri’ ( Siri’ adalah harga diri atau martabat tertinggi yang ada dalam diri orang Bugis-Makassar).

Dengan permintaan uang panai’ yang cukup besar membuat mereka termotivasi untuk bekerja lebih keras mengumpulkan uang untuk menggapai cita–cita dalam rangka menghalalkan anak gadis pujaan mereka.

Sedangkan menurut pandangan kaum wanita beserta keluarganya, seorang pria yang menyanggupi dan berusaha untuk memenuhi besarnya permintaan uang panai’ menjadi tanda ketulusan dan kesungguhan pria tersebut untuk meminangnya.

Polwan Dilamar Pria Kaya, Uang Panaik Rp 300 Juta, Keluarga Pria: Cantik Rupanya Cantik Juga Hatinya

Artikel ini telah tayang di tribun-timur.com dengan judul 5 Fakta Polwan Cantik Bantaeng Viral, Bripda Iin Ariska Dilamar Pria Jeneponto Uang Panaik 300 Juta

Subscribe Youtube

 Sang Ibu Kaget saat Periksa Isi Chat WA Jessica, Kalimat dan Foto Syur Bagian Bawah Mengejutkan

 Nasib Maruf Amin Bila Gugatan Tim Hukum 02 Dikabulkan, Terungkap Fakta-fakta yang Dilakukan KPU

 Kompi C Dikepung Peluru Sniper, Pertempuran Tak Terduga Gabungan Pasukan Elite TNI 1999

 Suara Dentuman Misterius Terdengar di Belitung, BMKG Masih Kebingungan Cari Penyebab

 Pekerjaan Michael Kiehl Terbongkar? Penyebab Ayah Cinta Laura Dianggap Orang Penting di Indonesia

Sumber: Tribun Timur
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved