SINTONG Meradang Lihat Jenderal LB Moerdani Banting Baret Merah: Lalu Katakan Hal Ini kepada Benny

TRIBUNJAMBI - NAMA Jenderal Benny Moerdani di kalangan perwira tinggi di zaman Soeharto termasuk yang

Editor: ridwan
Benny Moerdani 

Benny Moerdani pun menerima baret merah itu.

Meski demikian, menurut Sintong saat itu wajah Benny Moerdani menunjukkan tidak suka.

Baca: Daftar 10 Drakor Terpopuler Juni 2019, dari Arthdal Chronicles hingga Abyss, Wajib Buat Ditonton

Sesaat kemudian, baret merah itu dilempar ke meja yang ada di depan Sintong, lalu meluncur jatuh ke lantai.

Saat itu, Moerdani tidak mengucapan sepatah kata pun.

Melihat hal itu, Sintong mengambil kembali baret merah itu, dan meletakkannya kembali di meja kerjanya.

Suasana seketika menjadi kaku.

Baca: Daftar Harga Motor Sport Juni 2019, Ada Honda CB, Yamaha Vixion, Motobi sampai Kawasaki, Cek di Sini

Semuanya terdiam, karena raut muka Benny Moerdani berubah menjadi serius dan angker.

Sintong pun merasa tersinggung, serta marah dan menganggap tidak sepantasnya Benny Moerdani yang merupakan Panglima ABRI berbuat seperti itu.

"Pak Benny tidak dapat dipisahkan dari Korps Baret Merah. Bapak dikenal sebagai orang pertama Korps Baret Merah. Jadi Aneh kalau bapak tidak berkenan memakai baret merah," ucap Sintong.

Baca: Hari Pertama Kerja Usai Libur Lebaran, Pegawai RSUD Hamba Batanghari Banyak Bolos

Meski demikian, perkataan Sintong tersebut tidak dijawab oleh Benny Moerdani.

Walaupun, pada akhirnya Benny tetap mengenakan baret merah tersebut saat upacara.

Seusai upacara Benny Moerdani pun mengatakan sesuatu kepada Sintong.

"Saya sudah berjanji kepada diri sendiri bahwa saya tidak akan memakai baret merah lagi, setelah saya menerima perintah keluar dari RPKAD (kini dikenal Kopassus), saya sudah meninggalkan Cijantung," kata Benny Moerdani seperti yang ditirukan Sintong.

Baca: Puasa Juara Sejak Motogp Australia Oktober 2018, Yamaha Akui Masih Kalah Dari Rival Soal Ini!

Belakangan diketahui, apa yang dilakukan oleh Benny Moerdani tersebut berawal dari kekecewaannya.

Saat itu, Komandan RPKAD (kini dikenal Kopasssus), Moeng Parhadimuljo mengeluarkan seorang anggota yang kakinya diamputasi.

Halaman
123
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved