Diminta Survei Rumah Yunarto Wijaya, Irfansyah Ngaku Kivlan Zen Tawarkan Hadiah Ini Untuk Eksekutor
Polisi ungkap keterlibatan Kivlan Zen pada rencana pembunuhan terhadap sejumlah tokoh nasional dan pimpinan Lembaga Survei.
TRIBUNJAMBI.COM - Polisi ungkap keterlibatan Kivlan Zen pada rencana pembunuhan terhadap sejumlah tokoh nasional dan pimpinan Lembaga Survei.
Pimpinan lembaga survei yang jadi incaran yakni Yunarto Wijaya, sedangkan empat tokoh nasional diantara Menko Polkam Wiranto, Menko Kemaritiman Luhut Binsar Panjaitan, Budi gunawan dan Gories Mere.
Sebelum rencana eksekusi dijalankan terungkap ternyata Kivlan Zen telah memberi order untuk mengamati rumah dari Yunarto Wijaya.
Pria yang mendapat perintah tersebut yakni Irfansyah yang mengaku mendapatkan bayaran Rp 5 juta untuk mengamati kediaman Yunarto Wijaya.
Irfansyah, salah satu tersangka kepemilikan senjata api ilegal mengaku mendapat perintah dari Mayjen (Purn) Kivlan Zen untuk membunuh Direktur Eksekutif Charta Politika, Yunarto Wijaya.
Pengakuan Irfansyah disampaikan lewat rekaman video yang diputar Polri dalam jumpa pers di Kantor Kemenko Polhukam, Jakarta, Selasa (11/6/2019).
Baca: Bahas Soal Kerusuhan Aksi 22 Mei, Rapat Paripurna DPR RI Dihujani Interupsi, Apa yang Dibahas
Baca: Politisi PAN Sebut Kemungkinan Besar Partainya Akan Gabung ke Koalisi Pemerintah Jokowi-Maruf
Baca: Saat Ahmad Dhani Dipenjara Satu Tahun, Mulan Jameela Malah Unggah Foto Ini di Instagram
Jumpa pers itu dilakukan Kepala Divisi Humas Polri Irjen M Iqbal, Kepala Pusat Penerangan TNI Mayjend Sisriadi, dan beberapa pejabat Polri.
Irfansyah menjelaskan, pada 19 April 2019, dirinya ditelepon Armi untuk bertemu dengan Kivlan Zen di Masjid Pondok Indah, Jakarta.
Saat itu, Irfansyah tengah berada di pos sekuriti Peruri bersama temannya, Yusuf.
Keesokan harinya, dengan mengajak Yusuf, Irfansyah kemudian menuju Masjid Pondok Indah dengan menggunakan mobil Yusuf.

Setelah menunggu di lapangan Masjid Pondok Indah, Kivlan kemudian datang menggunakan mobil yang dikemudikan sopirnya, Eka.
Saat itu, kata dia, Kivlan sempat shalat terlebih dulu.
Setelah itu, Irfansyah dipanggil Armi agar masuk kedalam mobil Kivlan.
Di dalam mobil, kata dia, sudah ada Kivlan sendirian.
Irfansyah mengatakan, Kivlan saat itu mengeluarkan ponselnya lalu menunjukkan foto dan memberi tahu alamat rumah Yunarto.
"Pak Kivlan berkata kepada saya, 'coba kamu cek alamat ini. Nanti kamu foto dan videokan'. 'Siap', saya bilang," cerita Irfansyah.
Menurut Irfansyah, Kivlan mengaku akan memberikan uang Rp 5 juta untuk operasional.
Baca: Usai Ramai Video Ifan Seventeen Digerebek, Suami Citra Laporkan Ifan ke Polisi Dugaan Perselingkuhan
Baca: Menikah dengan Anggota TNI, Artis FTV, Winda Khair Umumkan Kehamilan Anak Kedua, Lihat Potretnya
Baca: Suami Model CM Laporkan Ifan Seventeen ke Polisi, Bawa Bukti Dugaan Perselingkuhan
"Beliau berkata kalau ada yang bisa eksekusi saya jamin anak dan istrinya serta liburan kemana pun," kata dia.
Kivlan kemudian menyuruh Ifransyah turun dari mobil dan memerintahkan Eka untuk mengambil uang Rp 5 juta untuk Irfansyah.
Setelan menerima uang, Ifransyah kemudian pulang bersama Yusuf.
Survei lokasi Keesokan hari pukul 12.00 WIB, Irfansyah mengaku bersama Yusuf mendatangi alamat rumah yang diberikan Kivlan.
Dengan menggunakan ponsel Yusuf, mereka merekam suasana rumah dan memfoto.
"Foto dan video dikirim ke HP saya, saya kirim ke Armi. Armi jawab 'oke mantap'," ujar Irfansyah.
Ifransyah dan Yusuf kembali melakukan survei untuk kedua kali pada keesokkan harinya, juga pukul 12.00 WIB.
Mereka kembali merekam suasana rumah tersebut dan mengirim gambar serta video ke Armi.
"Tapi Armi tidak pernah menjawab lagi," ujarnya.
Setelah itu, keduanya kembali ke pos sekuriti.
Mereka menyangka bahwa tugas sudah selesai.
"Sisa uang operasi kami bagi-bagi," ujarnya.
Namun pada 19 Mei 2019, Irfansyah kemudian ditangkap polisi.
Peran Kivlan Zen
Peran Mayjen (Purn) Kivlan Zen pada rencana pembunuhan terhadap empat tokoh nasional diungkap.
Empat tokoh nasional yang juga pensiunan Jenderal TNI maupun Polri jadi sasaran rencana pembunuhan.
Empat Jenderal tersebut diantaranya Menko Polhukam Jenderal (Purn) Wiranto, Menko Kemaritiman Jenderal (Purn) Luhut Binsar Panjaitan, Jenderal Pol (Purn) Budi Gunawan, Komisaris Jenderal Polisi (Purn) Gories Mere.
Satu lagi yakni seorang pimpinan lembaga survei yang belakangan diketahui yakni Yunarto Wijaya.
Selasa (11/6/2019) Kepolisian merilis peran tersangka Kivlan Zen dalam kasus dugaan kepemilikan senjata api ilegal dan pembunuhan berencana terhadap 5 tokoh nasional dan seorang pimpinan lembaga survei.
Peran Kivlan terungkap dari keterangan para saksi, pelaku dan sejumlah barang bukti.
"Berdasarkan fakta, keterangan saksi dan barang bukti, dengan adanya petunjuk dan kesesuaian mereka bermufakat melakukan pembunuhan berencana terhadap 4 tokoh nasional dan satu direktur eksekutif lembaga survei," ujar Wadir Reskrimum Polda Metro Jaya AKBP Ade Ary Syam Indradi dalam jumpa pers di Kantor Kemenko Polhukam, Jakarta, Selasa (11/6/2019).
Pertama, Kivlan diduga berperan memberi perintah kepada tersangka HK alias I dan AZ untuk mencari eksekutor pembunuhan.

Kivlan memberikan uang Rp 150 juta kepada HK alias I untuk membeli beberapa pucuk senjata api.
Menurut Ade, setelah mendapatkan 4 senjata api, Kivlan masih menyuruh HK mencari lagi satu senjata api.
Kivlan juga diduga berperan menetapkan target pembunuhan terhadap 4 tokoh nasional dan satu pimpinan lembaga survei.
Keempat target itu adalah Menteri Koordinator Bidang Politik, Hukum, dan Keamanan (Menko Polhukam) Wiranto, Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman (Menko Maritim) Luhut Binsar Panjaitan, Kepala Badan Intelijen Negara (BIN) Budi Gunawan, dan Staf Khusus Presiden Bidang Intelijen dan Keamanan Gories Mere.
Sementara, pimpinan lembaga survei yang dijadikan target adalah Yunarto Wijaya.
"KZ (Kivlan Zein) memberikan uang Rp 5 juta pada IR untuk melakukan pengintaian, khususnya target pimpinan lembaga survei," kata Ade.
Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Ini Pengakuan Irfansyah, Diperintah Kivlan Zen Bunuh Yunarto Wijaya"