PARA Jenderal Diculik, Sukitman Saksikan Pria Ditutup Matanya: Terdengar Rentetan Tembakan
TRIBUNJAMBI.COM - Aksi penumpasan gerakan 30 September 1965, tidak bisa dilepaskan dari sepak terjang
Tempat terjadinya peristiwa ini di Lubang Buaya, dan diduga bahwa pria itu adalah salah seorang jenderal yang ditangkap gerakan G30S.
Melalui keterangan dan penunjuk polisi ini, berangkatlah pasukan RPKAD menuju Lubang Buaya. Sampai di tujuan, ternyata jejak yang dicari mengabur.
Baca: Siapa Sebenarnya Dokter Terawan yang Merawat Istri SBY Ani Yudhoyono? Sempat Trending di Youtube
Areal pohon karet itu tanahnya sudah dipasirkan, sehingga sukar dilacak lubang yang diduga sebagai tempat penanaman mayat. Pekerjaan ini dilakukan pula bersama rakyat sekitar Lubang Buaya.
Pencarian berhasil, setelah seorang anggota RPKAD melakukannya dengan bayonet seperti mencari ranjau. Pada bagian tanah dirasakan keempukan, lalu pencarian dilakukan dengan tangan.
Keadaan mencurigakan pada bagian tanah itu semakin dalam, manakala pada lapisan-lapisan penggalian ditemukan tali-tali berwarna kuning dan dedaunan yang masih berwarna hijau.
Baca: BREAKING NEWS: Ani Yudhoyono Meninggal Dunia Pukul 11.50, Jenazah Akan Dibawa dengan Hercules
Pekerjaan yang dimulai dari sore hari itu dihentikan pada malam hari, manakala seorang penduduk yang ikut menggali jatuh pingsan melihat kaki manusia pada galiannya.
Tempat sekitar pun menjadi ramai, segera Sarwo Edhie melaporkan kejadian itu pada Pak Harto.
Keesokan harinya Pak Harto langsung yang memimpin penggalian sumur di Lubang Buaya.
Sedangkan Pak Sarwo minta izin kepada Pak Harto untuk menghadiri sidang Kabinet di Bogor.
Baca: Masuk Zona Perang Sniper Valley Pejabat PBB Kagum Dengan Ketenangan Soeharto, Paspamres Kalang Kabut
Tanggal 5 Oktober bertepatan dengan HUT Angkatan Bersenjata R.I, suatu peringatan sekaligus duka menghantar kepergian pahlawan revolusi ke Kalibata. (sumber; intisari/HAI)