PARA Jenderal Diculik, Sukitman Saksikan Pria Ditutup Matanya: Terdengar Rentetan Tembakan
TRIBUNJAMBI.COM - Aksi penumpasan gerakan 30 September 1965, tidak bisa dilepaskan dari sepak terjang
Sedangkan satu lagi dari arah Cawang bergerak batalyon Raider yang diperkuat 22 buah tank. Kesemuanya ini di bawah komando Sarwo Edhie.
Sampai di daerah Halim, matahari hampir muncul, sehingga pelaksanaan penyerangan menjadi tergesa-gesa. Ada panser yang nyasar masuk ke Halim lebih dulu dan sebagainya.
Salah satu tujuan penyerangan ke Halim ini adalah untuk mencari para jenderal yang diculik.
Namun setelah Halim berhasil diduduki, nasib para jenderal belum diketahui. Ketika itu Pak Sarwo mendapat informasi bahwa Pak Harto diminta menghadap Presiden Sukarno di Bogor.
Baca: DANJEN Kopassus Berhasil Kuak Penculikan Para Jenderal, Dia Sarwo Edhie, Ayah Ani Yudhoyono
"Karena tugas ke Halim adalah atas perintah Pak Harto, maka saya pun menyusul beliau ke Bogor. Dalam arti sebelum Pak Harto berjumpa dengan Bung Karno, akan saya laporkan perkembangan Halim kepada beliau.
Namun ternyata di Istana Bogor saya tidak berhasil menjumpai Pak Harto, karena beliau belum datang. Saya kembali ke Halim dan kemudian melanjutkan perjalanan ke KOSTRAD. Pada saat itu KOSTRAD sudah kosong dan sudah pindah ke Senayan.
Ternyata Pak Harto sudah menuju Bogor melalui darat, sedangkan saya mempergunakan helikopter. Hal ini saya laporkan kepada Pak Nasution dan Pak Sarbini yang berada di KOSTRAD Senayan waktu itu."
Baca: Hatta Rajasa: Gunakan Hercules Jenazah Ani Yudhoyono Akan Diterbangkan ke Tanah Air Besok, Minggu
Namun akhirnya Sarwo Edhie berhasil juga menjumpai Pak Harto, meski ia harus mencegat rombongan Pak Harto di tengah jalan, ketika Pak Harto pulang dari Bogor, tepatnya di daerah Cililitan Jakarta Timur.
Jasa anggota Polisl
Pak Sarwo menyebutkan, jasa yang amat besar dalam menemukan areal penculikan para jenderal sebenarnya berada dalam diri seorang polisi.
Baca: Pesan Terakhir Ibu Ani Yudhoyono. Ucapkan ini Sembari Kepalkan Tangan untuk Menyemangati Imelda Sari
Peristiwa itu terjadi setelah pasukannya berhasil menduduki Halim.
Di rumah Pak Sarwo ada tamu seorang anggota intel Kostrad bernama Sukitman, anggota polisi berstatus 'agen'.
Polisi ini menceritakan bahwa ketika lewat di suatu tempat, dia ditahan oleh gerombolan G 30 S.
Dia dianggap membahayakan. Ketika terjadi tembak menembak antara pasukan Sarwo Edhie dengan anggota raider yang memihak G 30 S, Sukitman pun berusaha meloloskan diri dan berhasil.
Baca: Pesan Terakhir Ibu Ani Yudhoyono. Ucapkan ini Sembari Kepalkan Tangan untuk Menyemangati Imelda Sari
Dari Sukitman inilah diketahui bahwa ada seorang pria ditutup matanya, digiring ke samping rumah, dan terdengar rentetan tembakan diiringi sorak sorai.