Pilpres 2019

Pakar Berkaca-kaca Dengar Debat Arteria Dahlan dan Dahnil Anzar, Sayang Nggak Dengan Bangsa Ini?

Perdebatan yang dilontarkan kubu TKN Jokowi-Maruf dan BPN Prabowo-Sandi membuat pakar hukum Tata Negara Margarito Kamis meneteskan air mata

Editor: bandot
Kompas.com / Dani Prabowo
Pakar hukum tata negara Margarito Kamis 

Meski begitu, ia tidak mau mempersalahkan pihak mana yang paling bertanggung jawab atas kericuhan 22 Mei.

"Saya ini orang Tanah Abang. Saya tahu mana yang orang Tanah Abang mana yang bukan. Mana yang memang melakukan kerusuhan dan mana yang kemarin yang demo. Saya tidak mau mengatakan kami yang benar, polisi yang benar atau siapa yang salah," kata Arteria Dahlan.

Selepas Arteria Dahlan berpendapat, Dahnil Anzar selaku Jubir BPN Prabowo-Sandiaga pun turut memberikan komentarnya.

Seolah menjawab pernyataan Arteria Dahlan sebelumnya, Dahnil Anzar tampak mengemukanan pendapat mengenai perbedaan aksi yang dilakukan kubunya dengan massa aksi pendukung Ahok.

Sebab saat itu diakui Dahnil Anzar, massa pendukung Ahok juga melakukan aksi yang dilakukan hingga malam hari.

"Berlaku adil dan berkeadilan itu penting. Jangan lupa ada narasi yang selalu jadi pembanding oleh teman-teman yang demo kemarin. Misalnya (narasi) dulu waktu ada demo pendukung Ahok sampai tengah malam bahkan sampai menyandera pegawai pengadilan itu enggak ada apa-apa. Masalahnya enggak dibubarkan oleh pihak kepolisian,"

"Bahkan kepolisian menyebutkan demi kemanusiaan kita berikan kesempatan. Ini akhirnya orang memberikan perbandingan," ungkap Dahnil Anzar.

Karenanya, Dahnil Anzar pun menyebut bahwa keadilan sedang dirampas saat ini dari pihaknya.

"Saya ingin sebutkan rasa keadilan itu yang sedang dirampas hari ini," ucap Dahnil Anzar.

Melanjutkan pernyataannya, Dahnil Anzar juga berpendapat bahwa aksi yang berlangsung dari kubunya itu berjalan sesuai dengan aturan yang ada.

Namun perihal kericuhan yang terjadi di malam harinya, Dahnil Anzar meminta kepada semua pihak agar bisa membedakan antara perusuh dan pendemo.

Baca: HEBOH! Mudik Lebaran Tiket Pesawat Jakarta-Pekanbaru Tembus Rp 6,6 Juta, Apa Komentar Lion Air?

Baca: Terungkap Penyebab Izin Terbang Kapten Vincent Raditya Dicabut, Ternyata karena Manuver Zero

Baca: LINK Live Streaming Final liga Europa Pelatih Arsenal Miliki Cara Unik Agar Anak Didiknya Raih Trofi

Baca: Mantan Kapolda Jambi Jadi Target Pembunuh Bayaran, Ini Karier BG hingga di Pucuk Intelijen Indonesia

"Yang kedua itu saya sepakat, demo yang dari pagi, siang, sore hari semuanya punya perspektif tertib damai. Itu terjadi juga di 411. Nah selanjutnya kita enggak tahu kan. Itu juga yang disebut kepolisian, perusuh dan pendemo ini beda," ucap Dahnil Anzar.

Usai mendengar perdebatan dari kedua kubu, Pakar Hukum Tata Negara, Margarito Kamis pun turut memberikan pendapatnya.

Di awal, Margarito Kamis setuju bahwa hawa panas dalam perdebatan mengenai kericuhan 22 Mei itu berlangsung dalam suasana Pemilu.

"Saya setuju, kita masih dalam fase Pemilu. Dan yang kita bicarakan terakhir ini terjadi dalam fase ini," pungkasnya.

Halaman
123
Sumber: Tribun Bogor
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved