Sikap Islam Terhadap Radikalisme

”Janganlah kamu membuat kerusakan di muka bumi, sesudah (Allah) memperbaikinya…”.(QS al-A’raf 56).

Editor: Awang Azhari
istimewa
Dr Bahrul Ulum MA 

Oleh : Dr Bahrul Ulum MA

Dosen UIN STS Jambi/PWNU Prov. Jambi/Pengurus MUI
Provinsi Jambi

”Janganlah kamu membuat kerusakan di muka bumi, sesudah (Allah) memperbaikinya…”.(QS al-A’raf 56).

Situasi mutakhir pada bulan Mei 2019 ini saja, tim Detasemen Khsusus (Densus) 88 Antiteror sudah menangkap 29 orang terduga teroris. Dari 29 tersangka itu, 18 di antaranya diringkus di Jakarta, Bekasi, Kerawang, Tegal, Nganjuk dan Bitung Sulawesi Selatan. Sebagian dari kelompok teroris ini berencana melakukan serangan bom pada tanggal 22 Mei yang lalu.

Apa yang akan dilakukan atau telah dilakukan oleh kelompok teroris ini dilihat dari aspek apapun sangat bertentangan dengan misi kemanusiaan. Misi kemanusiaan secara umum sejajar dengan misi ajaran semua agama, yaitu menghendaki kehidupan yang damai dan harmonis.

Semua agama yang ada di muka bumi ini menuntun umatnya pada kebaikan dan kedamaian hidup manusia. Agama Islam sendiri sangat melarang bagi siapa saja yang berbuat kerusakan di muka bumi ini, sebagaimana firman-Nya di bagian awal tulisan ini. Pada ayat yang lain juga ditegaskan,”Janganlah kamu berkeliaran di muka bumi dengan berbuat kerusakan”. (QS.al-Baqarah 60).

Islam apabila dilihat dari segi namanya saja merupakan agama yang berarti “keselamatan”, “kedamaian” atau “penyerahan” diri secara total kepada Tuhan. Bahkan para nabi dari nabi Adam hingga Nabi Muhammad Saw menganut agama Islam atau agama perdamaian itu. Dalam menyebarkan ajaran Islam, para nabi itu menyebarkan secara damai, kecuali sangat terpaksa apabila orang-orang kafir atau musuh melakukan tindakan ofensif, baru umat Islam melakukan perlawanan untuk membela dan mempertahankan diri.

Islam mengajarkan kedamaian, hidup harmonis, adil. Ajaran ini tidak hanya berlaku bagi umat Islam tapi juga seluruh umat manusia, tanpa membedakan agama, etnik, golongan, asal usul bangsa. Tindakan radikal adalah cara destruktif yang merusak tatanan masyarakat, dan mesti dijinakkan dengan cara konstruktif untuk peradaban dunia yang damai. Dalam atmosfir kekerasan atau tindakan radikal yang tumbuh subur adalah rasa kebencian sedangkan dalam atmosfir non kekerasan yang tumbuh subur adalah persahabatan. Semua agama diturunkan untuk mengatur tata kehidupan manusia, karena itu radikalisme adalah musuh semua agama dan bangsa.(*)

Sumber: Tribun Jambi
BERITATERKAIT
  • Ikuti kami di
    KOMENTAR

    BERITA TERKINI

    berita POPULER

    © 2023 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved